.
Thursday, December 12, 2024

Revitalisasi Bahasa Daerah, Perkuat Pendidikan Karakter

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Bahasa daerah sebuah kekayaan budaya, pemikiran, dan pengetahuan yang harus tetap dilestarikan. Maka penting untuk diwariskan pada generasi bangsa. Itu juga menjadi tanggung jawab guru.

Menanggapi hal itu Guru Bahasa Jawa kelas 10 SMK Kartika IV Malang, Endah Sri Haryati,S.Pd mengatakan bahwa bahasa daerah sejatinya membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Dan sebaiknya ada waktu untuk menerapkan bahasa daerah di sekolah.

“Dari bahasa daerah dapat terbentuk karakter yang baik seperti sopan santun dan adab. Bisa kita masukkan ke muatan lokal,” katanya.

Pendidikan karakter menjadi erat kaitannya dengan bahasa daerah. Karena dengan bahasa daerah ini membiasakan anak untuk bertutur kata sopan kepada yang lebih tua. Baginya, bahasa jawa tidak boleh dihilangkan meskipun diajarkan secara daring.

Memang tidak mudah. Karena di materi ini diajarkan aksara jawa yang membutuhkan pengajaran langsung. “Kami berupaya untuk terus melestarikan. Kita punya teknologi sebagai sarana pembelajaran jarak jauh. Mungkin belum maksimal, tapi itu salah satu alternatif saat ini,” terangnya.

Disisi lain, tidak semua siswa di SMK Kartika berasal dari Jawa. Sehingga perlu kesabaran guru dalam mengajarkannya. Karena, saat ini banyak kalangan anak muda yang hampir tidak mengenali bahasa daerah mereka sendiri.

Selaras dengan itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menuturkan bahwa untuk tetap melestarikan bahasa daerah, maka perlu dilakukan Revitalisasi bahasa daerah.

“Revitalisasi bahasa daerah perlu dilakukan, mengingat ada 718 bahasa daerah di Indonesia. Sebagian besar kondisinya terancam punah dan kritis,” kata dia.

Hal tersebut dijelaskan saat acara diskusi Merdeka Belajar Episode ke 17 beberapa waktu lalu. Temanya Revitalisasi Bahasa Daerah. Bahkan, Menteri Nadiem menegaskan prinsip dari program revitalisasi bahasa daerah ini harus dinamis, adaptif, regenerasi dan merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasanya.

Agar dapat berorientasi pada pengembangan. Tidak hanya memproteksi bahasa saja.“Harus adaptif dengan situasi lingkungan. Regenerasi dengan fokus pada penutur muda di tingkat sekolah dasar dan menengah,” ungkapnya.

Untuk mendukung revitalisasi bahasa daerah ini, Kemendikbud Ristek berencana akan melatih para guru (khususnya guru bahasa daerah) agar mampu mengadopsi prinsip fleksibilitas, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang berpusat kepada siswa. Serta, mengadaptasi model pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.

 Tujuan akhir dari revitalisasi bahasa daerah ini, para penutur muda akan menjadi penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita melalui media yang mereka sukai. Lalu, menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah.

Selain itu, dengan rencana tersebut juga akan menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya. Sehingga, dapat menemukan fungsi dan rumah baru dari sebuah bahasa. (mda/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img