MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Program Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Malang masih belum diterapkan maksimal. Perempuan yang sudah menikah dan berusia 15 tahun hingga 45 tahun belum mau untuk ikut program KB. Alasannya berbagai macam. Mulai kesiapan medis dan adanya penyakit tertentu.
Data BPS Kabupaten Malang, sebanyak 21,79 persen perempuan kawin 15 tahun – 45 tahun belum pernah KB. Sedangkan 64 persen sedang KB, dan 13 persen pernah KB namun tidak lagi. Dikatakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang Aniswaty Aziz, keenggananan perempuan mengikuti KB karena kendala kesehatan dan adanya kekhawatiran dari penyakit turunan.
Terdata oleh DPPKB Kabupaten malang, jumlah perempuan yang menikah namun bukan peserta KB mencapai 68.631 orang. “Ada yang mengalami masalah kesehatan dengan penyakit generatif, seperti diabetes dan jantung. Ada yang terkendala medis lain seperti kesehatan ibunya yang memang tidak baik,” jelas Anis, sapaannya.
Kendala tersebut, Anis melanjutkan, banyak pada perempuan dengan ketakutan komplikasi atas metode KB dengan operasi. Sementara itu, selain dengan operasi kecil atau sterilisasi, KB dapat dilakukan dengan berbagai cara. “Ada yang memang mantab untuk steril operasi kecil. Yang penting kepatuhan dalam menggunakan KB,” katanya.
Dalam program KB di dinasnya, Anis menerangkan penerapan kontrasepsi melalui program dapat digratiskan. Jika mandiri, proses KB khususnya sterilisasi dapat memakan biaya antara Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta. Kini pihak DPPKB Kabupaten Malang, menyasar pada banyak calon pengantin.
Khususnya yang memiliki keinginan segera punya anak. Sehingga sedari dini dapat dilakukan edukasi untuk program KB. Sosialisasi juga dilakukan dengan menekankan pada kesehatan calon ibu. “Kesehatan menjadi faktor penting kehamilan, hingga harus dilakukan penundaan memiliki momongan jika tak siap,” paparnya. (tyo/mar)