MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kasus Tuberculosis (TBC) kembali menjadi perhatian bagi pemerintah. Sebab, banyak kasus TBC yang belum trungkap, sementara penularannya sangat mudah. Diduga banyak yang meninggal karena kasus tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Mu’arif menyampaikan pihaknya hingga saat ini baru menemukan sekitar 1.400-an kasus yang diketahui menular melalui pernafasan tersebut. Angka itu merupakan target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur beberapa waktu kemarin.
“Kami harus menemukan sekitar 2.800 dalam tahun 2023. Sampai saat ini baru menemukan 53,35 persen dari target,” ujar Husnul Mu’arif kemarin.
Husnul mengatakan target tersebut salah satu langkah untuk eliminasi TBC. Sebab, penemuan penderita TBC ini adalah untuk memudahkan deteksi dini hingga pencegahan penularannya.
“Selain di Kota Malang, sesuai dengan program pemerintah (menjadi perhatian) di semua daerah. Tapi perhatian bukan karena ada peningkatan kasus,” terangnya.
Berdasarkan data dari Dinkes Kota Malang, jumlah kasus TBC pada periode 2020 tercatat sebanyak 1.724 kasus. Pada 2021 tercatat ada sebanyak 1.655 kasus dan pada 2022 sebanyak 2.429. sementara pada tahun ini, hingga Juni kemarin sudah tercatat sebanyak 1.058 kasus.
Melihat tren kasus yang fluktuatif ini, Husnul pun meminta agar masyarakat bisa menerapkan kembali perilaku hidup sehat sama seperti ketika masa pandemi kemarin.
“Untuk masyarakat, TBC ini kan penyakit menular yang penularannya lewat saluran pernapasan. Jadi kita belajar dari masa pandemi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya.
Dipastikan Husnul, proses penemuan penderita TBC ini pihaknya akan memaksimalkan lagi. Terutama dengan melibatkan seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang ada. Selain itu juga melalui semua tenaga kesehatan baik bidan dan dokter praktek yang ada di Kota Malang.
“Ada sebanyak 27 rumah sakit dan 16 puskesmas yang Insya Allah bisa langsung diakses dengan mudah,” tutupnya. (ian/aim)