Delapan tahun lalu, Rico Yolandra tak berpikir bakal menjadi kokektor jersey. Ia hanya sekadar membeli jersey dari tim favoritnya Inter Milan. Tapi tak disangka, kini koleksinya telah menembus puluhan, untuk klub Inter dan Arema.
MALANG POSCO MEDIA–Ya, hanya jersey dua tim inilah yang dianggapnya sebagai koleksi. Kalau ada tim lain, tak masuk list dalam daftar koleksinya. Dan bisa saja, dia gunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Namun berbeda bila itu jersey klub Italia Inter Milan dan Arema. Pria berusia 34 tahun ini akan menjaga dan merawatnya mati-matian.
“Awal mengumpulkan itu mulai dari 2016. Dulu cuma punya 2-3 jersey saja, saya rasa cukup. Karena mikirnya gak kepakai juga kemana-mana,” kata Rico, mengawali cerita.
Dia menuturkan, semua berubah saat ada salah satu teman kuliahnya dulu, mengenalkan pada fans club. Lalu, berlanjut pula pada komunitas jersey. Kini, koleksinya sudah puluhan. Bahkan kalau didetail, bisa mendekati angka 100.
“Tapi ada teman yang kemudian ngenalin sama fans club dan komunitas jersey. Dari situ jadi tahu, ternyata ada value lebih ini tentang jersey,” jelasnya.
Sejak saat itu, mulailah Rico karyawan di PT Intrias Mandiri Sejati ini ngulik lebih tentang jersey. Berbagai tipe, belajar perbedaan fake dan original, lalu match worn atau replika hingga jersey fans.
Dia pun mulai menambah koleksinya. Tapi, hanya dua klub yang dia buru. Inter Milan, klub berjuluki Nerazzurri yang dia idolai sejak kecil dan jersey Arema, karena merasa sebagai Arek Malang dan cinta pada tim tersebut. Kalaupun ada tim lain, itu sebagai pemanis koleksinya.
Hampir setiap musim dia berburu jersey kedua tim tersebut. Apalagi ia sebagai Internisti dan Aremania.
“Sebisa mungkin tiap musim ada jerseynya. Paling tidak yang home, syukur-syukur bisa nemuin jersey yang away atau jersey ketiga,” ungkap dia.
Selain itu, Rico juga berburu karakteristik tertentu dari jersey tersebut. Misalnya jersey ketika tim menjadi juara, atau legenda dari tim tersebut.
Dari Inter Milan, dia memiliki jersey Javier Zanetti dan Adriano. Lalu, di Arema FC ada pula Ahmad Bustomi.
“Kalau di luar dua tim itu, saya punya Alan Shearer dari Newcastle United. Nilai sejarahnya yang dikejar,” tambahnya.
Ia menceritakan bagaimana mendapatkan jersey bersejarah tersebut. Ada yang didapatkan dari thrift. Ada pula yang diperoleh dari lelangan di media sosial.
Rico harus siap begadang tengah malam sampai pagi. Sebab, biasanya lelang tersebut ditutup jelang pagi hari.
“Ya kalau sudah sering ikut komunitas atau fans club, ada kabar-kabar seperti ini. Tapi harus benar-benar telaten juga mencarinya,” tutur dia.
Rico mengatakan, harga yang dia dapatkan untuk berburu jersey ini beragam. Ada yang dimulai Rp 100 ribuan, ada pula yang jutaan. Menurutnya, untuk harga jersey sepert Inter Milan tergolong stabil.
“Harga jersey Inter ini masih di atas Rp 500 ribuan, sampai jutaan,” kata dia.
Rico mengakui, koleksi yang dia miliki dari tahun 2002 yang paling lama, dan terbaru untuk musim 2023/2024. Hanya saja, untuk Inter dia tidak memiliki setiap tahunnya.
“Kalau Arema, ada dari 2002 sampai 2023,” imbuh pria asal Mergosono tersebut.
Sementara itu, terkait perawatan menurut dia gampang-gampang susah. Seminggu sekali, koleksinya harus terkena angin atau dijemur. Tujuannya agar tidak jamuran. Lalu, mencucinya juga sangat berhati-hati. Biar tidak jamuran di sponsor dan name setnya, harus dijemur atau diangin-anginkan.
“Lalu mencucinya pakai detergen cair, itupun cuma direndam sebentar, gak dikucek yang kasar, lebih ke pelan-pelan, karena kadang material kain sponsornya bisa rusak. Lalu setelah kering, gak disetrika, kecuali lepek banget. Dengan cara dibalik setrika bagian dalam,” jelas Rico.
Dari mengoleksi jersey, Rico mengakui memiliki banyak teman. Dia tergabung dengan Komunitas Jersey Malang, yang bisa menjadi tempat sharing pula. Selain itu, ada agenda pertemuan rutin dengan membawa koleksi jersey hingga agenda olahraga bareng. “Kalau pertemuan, ya bisa sharing atau agenda lainnya. Ada juga pas agenda ultah, lalu kami membawa koleksi jersey dengan nomor sesuai umur ultah, nomor 9 dan akhirnya dipajang atau dijemur bareng-bareng. Atau terakhir pas ultah ke-10, kami pakai jersey nomor 10,” tandas dia. (ley/van)