MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Robot e-Sadewa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) lolos final Kontes Robot Indonesia (KRI) 2024, Divisi Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI). Robot besutan Robotika Teknik Elektro S-1 ITN Malang ini akan berlaga dengan total 24 tim KRSRI se-Indonesia, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mulai tanggal 1 sampai 6 Juli 2024 mendatang.
KRI 2024 mempertandingkan total 7 divisi, yakni Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Bawah Air Indonesia (KRBAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Beroda (KRSBI-B), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Humanoid (KRSBI-H), dan Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI).
Muhammad Al-fin Faiz Ketua Tim mengatakan, e-Sadewa secara online berlaga dua kali. Pada hari pertama berhasil memperoleh poin 2.100, dan hari kedua 1.650 poin. Robot harus melewati jalur rintangan menurun dan menanjak. “Pada hari pertama bisa sampai finis, namun sayangnya di hari kedua gagal melewati jurang sebelum kotak finis. Kaki robot sempat terpeleset,” ujar Faiz.
Robot SAR e-Sadewa merupakan robot berkaki yang dilengkapi gripper (capit). Gripper di sini digunakan robot untuk mencengkram dan mengangkat/mengevakuasi korban bencana alam. Robot SAR didesain untuk mengatasi berbagai rintangan dan operasi penyelamatan.
Ada empat jenis rintangan yang harus dilewati dalam menyelamatkan korban. Seperti jalan miring, jalan pecah, jalan berpuing, dan jalan berlumpur sebagai ilustrasi kondisi pasca bencana khususnya gempa. Untuk mencapai finish, robot harus berjalan menurun dan menaiki tangga, dengan misi membawa dan menyelamatkan 5 korban, dengan total 11 rintangan.
“Rintangan yang paling sulit menaiki tangga dan melewati jalan miring atau jurang. Kalau mau melewati jurang saat start awal tidak tepat, maka akan sulit melewatinya, bahkan bisa-bisa jatuh ke dasar jurang,” jelas Faiz.
Menurut Faiz untuk desain Robot SAR e-Sadewa mereka merakit ulang sejak Februari 2024 lalu. Tahun ini desainnya tidak berbeda jauh dari tahun kemarin, hanya saja gripper/ capitnya sedikit diubah. Perancangan robot menggunakan mikrokontroler sebagai sistem kontrol kamera, dan pergerakan kaki.
“Waktu visitasi online robot sempat tidak bisa bergerak, dan jalannya miring-miring. Kami sempat panik bahkan raspberry-nya tidak bisa terhubung ke internet, ditambah komunikasi yang bermasalah dengan kendali utamanya yaitu Arduino. Padahal untuk mempersiapkannya kami hampir tidak tidur semalaman,” ungkapnya.
Lolosnya Robot e-Sadewa menjadi finalis KRI Nasional 2024 membawa kebanggaan tersendiri bagi Robotika ITN Malang. “Harapannya kami nanti bisa memberikan performa terbaik saat final, sehingga pulang bisa membawa prestasi,” pungkasnya. (imm/udi)