.
Saturday, December 14, 2024

Rp 1 M Digondol Robot Trading Ilegal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Sejumlah ASN Pemkot Batu Tekor Puluhan Juta

Malang Posco Media – Ingin untung besar malah buntung tak karuan. Begitulah korban robot trading ilegal di Malang Raya. Ruginya dari puluhan juta hingga miliaran rupiah. Terbuai rayuan skema keuntungan bunga besar, tergoda sekali panen selanjutnya duit malah tekor berkali-kali.

Banyak korban dugaan penipuan investasi bodong robot trading di Malang Raya. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Masyarakat biasa, ASN hingga kaum berduit. Yang pasti, korban robot trading ilegal dan Binary Options, masih banyak di kalangan masyarakat.

Salah seorang konsultan keuangan di Malang, Roy Shakti mengungkapkan banyak korban lantaran cara atau skema yang diterapkan pembuat aplikasi dibalut judi atau ponzi.

Roy mengatakan salah seorang rekannya, sebut saja bernama Gunawan merugi hingga Rp 1 miliar.  “Secara umum yang merugi banyak, kerugiannya beragam. Baru terlihat cukup besar saat dikumpulkan menjadi satu. Termasuk salah satu rekan saya bernama Guawan warga asli Kota Malang  beserta kerabatnya,” bebernya.

Roy menceritakan temannya itu menjadi korban produk robot trading ilegal dari DNA Pro. Awalnya korban tidak langsung percaya aplikasi tersebut.

Seorang teman Gunawan terus meyakinkan. Iming-iming hasil yang memuaskan. Seperti bunga 10-20 persen setiap bulannya. Akhirnya Gunawan berani memasukkan modalnya dengan nilai yang cukup besar.

“Awalnya selalu dari ajakan. Entah itu teman, saudara atau keluarga. Saat memasukkan modal di awal sering menghasilkan. Tetapi ketika  memasukkan modal besar, uang tidak akan dikembalikan alias scam. Modusnya mereka akan menyatakan pailit, dan bilang bahwa tidak bisa mengembalikan,” bebernya.

Temannya itu dari yang awalnya hanya investasi sebesar 500 USD atau berdasarkan kurs sekarang sekitar Rp 7,2 juta. Setelah kembali dan mendapatkan bunganya, korban kembali tertarik menanamkan modal. Sekaligus mengajak sanak saudaranya untuk ikut.

“Dari sana total kerugian dari pihak Pak Gunawan ini mencapai angka  Rp 1 miliar. Dan temannya juga tidak bisa menjawab, karena temannya mengaku juga ditipu oleh pihak yang mengatasnamakan DNA Pro,” jelasnya.

Ia menjelaskan yang banyak terjadi saat ini bukanlah trading murni. Pasalnya trading tersebut sudah dicampuri aktivitas judi.  Owner Bebek Gong CBK itu menjelaskan ada dua model penipu ulung ini memanfaatkan trading untuk judi. Pertama Binary Options  yang menyeret nama Indra Kenz dan Doni Salmanan.

“Skema ini adalah judi, di mana orang menaruh dana di sana. Kemudian memprediksi naik atau turun. Kalau benar dapat 85 persen kalau salah hilang semua. Ini cuma seperti judi dadu saja, dengan menyertakan dalam trading. Atau biasa disebut financial betting,” jelas Roy.

Selain Binary Options, sering korban dari robot trading. Untuk macamnya juga beragam, seperti DNA Pro, MarksAi, ATG dan sebagainya.

“Untuk ini, orang akan diminta menanamkan modalnya atau titip modal. Kemudian robot trading akan bekerja, dan bisa menghasilkan uang. Sementara uang yang didapat dari penyetor sebenarnya jadi down line, atau orang baru yang baru ikut dan join. Atau yang biasa disebut skema ponzi atau piramida,” bebernya.

Ia menjelaskan pada masa dan kondisi saat ini, semuanya berlatar belakang sama. Yakni tekanan saat pandemi, yang berdampak pada ekonomi.

“Harusnya belajar dan selalu mengecek legal dan logisnya. Apakah berizin dan memang sudah dicek langsung di laman lembaga terkait, jangan apa kata yang menawarkan. Kemudian logisnya, selalu mengacu pada deposito bank. Mereka saja menawarkan laba 2-3 persen per tahun. Kalau menawarkan 10-20 persen per bulan, jelas ini sudah tidak logis,” urainya.

Ia berharap kejadian ini jangan sampai terulang. Jika jadi korban silakan lapor polisi. Dia berharap generasi di bawah ini menjadi korban, karena pelaku masih berkeliaran bebas.

“Harus banyak belajar dan mencari tahu. Karena problem masyarakat saat ini tidak mau mencari tahu. Dan nggak mau tahu. Saat ini kebanyakan mereka secara perwakilan dari beberapa kelompok melaporkan ke Polda Metro Jaya,” kata dia.

Di Kota Batu ada sejumlah ASN yang juga jadi korban. Salah satunya Nani (bukan nama sebenarnya) bekerja sebagai ASN di Pemkot Batu. Ia  kehilangan uang Rp 50 juta setelah menjadi member MarkAI atau perusahaan robot trading untuk kripto.

“Awal ikut trading robot karena ada teman yang kasih tahu tentang MarkAI pertengahan tahun lalu. Saya ditawari  investasi keuntungan Rp 100 ribu per hari, awal setor Rp 8.250.000,” cerita Nani kepada Malang Posco Media. 

Awalnya investasi yang diikuti menunjukkan hasil. Ia bahkan sempat mengambil uang yang diinvestasikannya berkali-kali sebelum aplikasi MarkAI tidak bisa dibuka lagi. 

“Awalnya saya ikut Rp 8.250.000. Karena uang di saldo digital tambah, akhirnya beberapa kali saya tarik. Kadang Rp 5 juta, kadang Rp 10 juta,” bebernya.

Nani makin percaya dengan pertumbuhan investasi di MarkAI. Ia  semakin tertarik berinvestasi lebih banyak. Total uang yang diinvestasikan  mencapai Rp 50 juta.

“Setelah taruh Rp 50 juta saya coba ambil uang Rp 20 juta. Seingat saya bulan Oktober. Namun saat itu aplikasi tidak bisa dibuka dan saya mulai curiga ada yang tidak beres, kemudian saya laporkan ke Polres Batu,” terangnya.

Nani tak sendirian. Ia melaporkan penipuan trading tersebut bersama beberapa ASN Pemkot Batu. Dengan total kerugian uang sejumlah Rp 77 juta. Laporan tersebut masih sedang diproses hukum.

Untuk diketahui Oktober tahun lalu, juga banyak member robot trading kripto MarkAI melaporkan bos PT Teknologi Investasi Indonesia atas tuduhan penipuan. Laporan dilayangkan ke Polda Metro Jaya.

Di Kabupaten Malang, korban robot trading dan Binary Options  menyentuh kalangan menengah dengan penghasilan tetap. Salah satunya pekerja pabrik. Modus yang dilakukan bisnis penipuan investasi ini berlapis. Artinya dilakukan dengan menjadikan seseorang sebagai pemain kemudian menawarkan menjadi promotor aplikasi.

Seperti dialami S, warga Wagir.  Ia harus menelan kerugian akhir hingga ratusan juta. Dibalut janji keuntungan harian dan berlipat sesuai pembelian robot trading atau istilah untuk investasi trading di aplikasi. Dia merasa ditipu mesin trading berkedok investasi. “Ditawarkan Rp 10 – Rp 20 juta, beli yang awal sedikit dulu ternyata menang sampai dua kali sekitar Rp 700 ribu – Rp 1,5 jutaan, dari sana yang bikin tergiur investasi lagi,” katanya.

Strategi yang dilancarkan dengan pola yang hampir sama. Yakni awalnya dapat keuntungan walau jumlahnya  kecil. Ternyata itu pancingan sekaligus jebakan. Dia juga mengakui sempat merekomendasikan trading yang didapatinya kepada beberapa teman kerja. Pria yang bekerja di salah satu pabrik pengolahan tisu di Malang ini kemudian mendapat penawaran menjadi promotor aplikasi.

“Dari setiap orang yang tertarik pasti diincar, karena setiap yang daftar dari promotor yang menawarkan dapat komisi sampai maksimal 30 persen,” ungkapnya.

Ia menggaet rekan kerjanya sekitar lima orang. Masing-masing sempat mendapat keuntungan dari pemasangan modal Rp 10 juta sampai Rp 20 juta. Namun kembali merugi.

Sering menang, ia akhirnya menggelontorkan uang yang tidak sedikit untuk investasi. Setidaknya dua kali dari angka Rp 50 juta hingga Rp 80 juta.

Karena penasaran dan mendapatkan informasi bahwa pasar akan segera bergerak kembali maka ia menggelontorkan lagi sebanyak Rp 50 juta. Apesnya dia  kembali kehilangan seluruh uangnya hingga akhirnya memutuskan berhenti. (rex/eri/tyo/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img