MALANG POSCO MEDIA– Anggaran besar kembali digelontor untuk drainase. Tujuannya mengatasi banjir di Kota Malang.
Pemkot Malang menggelontorkan dana cukup besar untuk penanganan drainase di tahun 2024. Yakni sebesar Rp 59 miliar. Seluruhnya akan digunakan untuk memperbaiki, meningkatkan kapasitas jejaring drainase.
Belum lama ini beberapa lokasi jalan mengalami ambles. Diduga kuat akibat sistem drainase di bawah jalan yang mulai rusak, butuh perawatan. Seperti yang terjadi di Jalan Bandung pada Kamis (7/12) lalu. Tidak lama setelah itu, diketahui Minggu (10/12) kemarin juga ada lubang drainase yang ambles di Jalan Ir Rais.
Maka dari itu penggunaan alokasi anggaran sebesar Rp 59.312.782.286 pada APBD Kota Malang di 2024 menjadi perhatian serius. Terutama alokasi anggaran ini akan secara khusus digunakan untuk menangani drainase di kampung-kampung Kota Malang rawan banjir.
Ini ditegaskan Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika SE MM, kemarin. Ia menegaskan pihaknya dan eksekutif menyepakati alokasi anggaran penanganan drainase di 2024 untuk mengentas masalah banjir di Kota Malang yang semakin mengkhawatirkan.
“Ya kejadian seperti jalan ambles itu kan memang berarti ada yang butuh diperbaiki di sistem drainase di bawahnya. Jangan sampai terjadi lagi. Apalagi di kawasan pemukiman padat. Di kampung-kampung itu drainasenya juga perlu diperhatikan,” tegas Made.
Ia menjelaskan alokasi anggaran sebesar Rp 59 M di 2024 merupakan kesepakatan bersama Pemkot Malang. Sasaran pengerjaannya drainase yang berada di kampung-kampung pemukiman warga.
Made menyebut 90 persen lokasi sasaran pengerjaan drainase yang dialokasikan di anggaran ini juga berasal dari usulan langsung masyarakat.
“Ini juga bentuk pengawasan kami. Dari hasil reses (masa serap aspirasi) terakhir, sebagian besar dari kami anggota DPRD Kota Malang pasti mendapati keluhan soal drainase itu. Kami kumpulkan datanya di masing-masing dapil, disampaikan ke eksekutif untuk penanganan,” jelasnya.
Kawasan-kawasan drainase kampung yang butuh penanganan seperti yang diusulkan warga di antaranya di kawasan Kelurahan Bareng, Kelurahan Lowokwaru, Dinoyo, Kelurahan Arjowinangun, Kelurahan Tanjungrejo dan banyak lainnya.
Karena alokasi penanganan drainase di APBD 2024 difokuskan pada jejaring drainase di kawasan kampung-kampung, DPRD Kota Malang juga mendorong proyek drainase lebih besar bisa diupayakan Pemkot Malang menggunakan APBD Pemprov Jatim.
“Kami juga dorong Pemkot Malang tahun depan realisasikan pengerjaan proyek drainase di sepanjang Jl Soekarno-Hatta. Dulu kan sempat tertunda karena covid-19. Kalau ndak salah skema nya juga sudah dirubah, anggarannya ndak sebanyak yang dulu. Yang akan diusulkan sekitar Rp 150 miliar,” jelas Made.
Hal ini juga ditegaskan Ketua Komisi C DPRD Kota Malang M Fathol Arifin. Menurut dia, dalam sesi dengar pendapat mengenai lanjutan proyek ini diketahui bahwa skema pengerjaan drainase berubah.
Fathol mengungkapkan Pemkot Malang sudah menyusun DED Drainase Soehat bersama Universitas Brawijaya dan Mantan Rektor UB Prof
Muhammad Bisri sebagai ahli.
“Kalau dibuat di kanan kiri anggarannya bisa 10 persen lebih rendah dari dulu (usulan anggaran sebelumnya yang mencapai kurang lebih Rp 400 M). Ini informasinya DED sudah selesai tinggal diajukan lagi. Kami dorong agar sistem drainase kita semakin baik, banjir juga tertangani,” katanya.
Mengenai ini, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan konsen pekerjaan infrastruktur Kota Malang di 2024 memang salah satu prioritasnya adalah penanganan banjir.
Wahyu sebelumnya meninjau langsung ke lokasi kejadian jaringan drainase rusak menyebabkan jalan ambles di Jalan Bandung menginstrruksikan pengerjaan drainase jadi prioritas dinas terkait.
“Makanya kami berupaya sebaik mungkin melakukan pemetaan untuk penanganan drainase. Tahun depan ini salah satu prioritas alokasi anggaran juga sudah disepakati. Kota Malang juga sudah punya Masterplan Drainase dan seterusnya akan dimanfaatkan dan dipetakan lagi,” papar Wahyu.
Ia menjelaskan penanganan drainase secara intens sudah dilakukan sepanjang tahun ini. Puluhan titik penanganan drainase telah dikerjakan. Salah satu yang terbesar dilakukan di kawasan Jalan Ki Ageng Gribig.
Sementara untuk proyek pengerjaan drainase Soehat, Wahyu membenarkan akan segera mengajukan ke Pemprov Jatim dan pemerintah pusat.
Menurutnya pola jaringan drainase di Kota Malang juga dipengaruhi dengan kondisi pemukiman dan pola warga sendiri.
“Jika nanti drainase sudah baik, tapi warga masih buang sampah sembarangan, lalu drainase atau aliran sungai mampet karena sampah kan juga tidak bagus. Makanya ini memang harus bersamaan, tentu infratruktur kita perbaiki tapi warga juga harus tingkatkan kesadaran,” pungkasnya. (ica/van)