Henggar: Soft Opening Grand Paviliun Bisa Molor Lagi
Malang Posco Media – Penyelesaian pembangunan kios modern di Grand Paviliun RS Saiful Anwar (RSSA), Malang, hampir dipastikan bakal berjalan molor. Kondisi ini membuat manajemen RSSA berang terhadap kontraktor yang mengerjakan proyek senilai kurang lebih Rp 750 juta tersebut.
Hal di atasi diungkapkan Direktur Umum dan Keuangan RSSA Henggar Sulistiarto kepada Sutomo mandor proyek pembangunan kios modern RSSA, Rabu pagi. Saat sidak Henggar didampingi Rudi MS, Koordinator Keamanan RSSA.
‘’Kapan selesainya (kios ini)? Tinggal dua minggu lagi (akhir Juli) soft opening lho,’’ cetus Henggar kepada Sutomo saat sidak dilokasi proyek kantin Grand Paviliun RSSA. ‘’Sudah seminggu kok masih belum ada progress kemajuan sama sekali,’’ tandas Henggar.
Seperti diberitakan diharian ini sebelumnya (MPM, 25/06) RSSA Malang, diam-diam tengah menyelesaikan pembangunan delapan unit kios modern di sisi selatan Grand Paviliun.
Rencanaya delapan kios modern itu diperuntukkan bagi pedagang kaki lima (PKL) yang kini menempel di gedung tembok sisi timur Grand Paviliun di Jl. Belakang RSU (Rumah Sakit Umum).
Sebelum PKL itu direlokasi ke dalam areal Grand Paviliun maka RSSA menyiapkan kios modern untuk mereka. Harapannya, jika PKL masuk ke areal Grand Paviliun maka arus lalu lintas keluar masuk kendaraan ke Grand Paviliun menjadi lebih lancar.
Dikatakan Henggar, jika kios ini belum selesai maka rencana soft opening Grand Paviliun, akhir Juli 2024 ini, kemungkinan besar bisa tertunda. Sebab, lahan tempat berdirinya PKL yang ada sekarang bisa menganggu lalu lintas keluar masuk ambulan ke Grand Paviliun.
‘’Bagaimana mungkin ambulan bisa melaju keluar masuk jika aksesnya masih tertutup PKL seperti ini. Makanya, PKL kita bikinkan kios modern. Setelah PKL masuk semua, lahan bekas PKL kita bersihkan,’’ rinci Henggar sembari menunjukkan akses keluar masuk ambulan dimaksudkan.
Ketika ditanya sanksi yang akan diberikan kepada kontraktor kios modern, Henggar dengan hati-hati menjawab, akan dilihat dalam tiga hari ke depan. Jika memang tidak ada progress yang signifikan, bisa saja proyek kios modern dialihkan ke kontraktor yang lebih mampu.
‘’Kenapa kok sampai molor begini?’’ tanya Henggar lagi ke Sutomo. ‘’Materialnya belum ada pak,’’ jawab Sutomo. ‘’Kenapa tidak segera didatangkan?’’ kejar Henggar. ‘’Uangnya belum dikirim pak dari bos di Surabaya,’’ kilah Sutomo sembari menjentikkan dua jarinya menggambarkan kode uang.
Berdasarkan penelusuran MPM, Sutomo hanya mandor sekaligus pengawas proyek kios modern itu. Dirinya berada di Malang mewakili manajemen CV Barokah Subur Construction Surabaya. Dari penelusuran MPM menunjukkan CV Barokah Subur Construction berkantor di Jl. Nias 138 Surabaya.
Tetapi data lengkap manajemen perusahaan konstruksi ini tidak disebutkan secara rinci dalam websitenya. Hanya nama CV, lalu alamat kantor dan tidak ada pula nomor telepon yang bisa dihubungi. (has)