Henggar: Pengosongan Rumah Jalan Mojokerto Berjalan Sesuai Rencana
MALANG POSCO MEDIA– RS Saiful Anwar (RSSA) Malang dipastikan tidak akan memenuhi tuntutan penghuni rumah Jalan Mojokerto 4, Malang. Sebaliknya, rumah yang statusnya aset Pemprov Jatim itu tetap akan dikosongkan, pertengahan pekan depan.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Umum dan Keuangan RSSA Malang Henggar Sulistiarso SH, MM saat berdiskusi dengan Malang Posco Media (MPM) di ruang kerjanya, Kamis (30/5) kemarin pagi. ‘’Tidak ada kompensasi. Tetap ditertibkan,’’ tandas Henggar meyakinkan.
Seperti diberitakan Malang Posco Media (28/5) lalu, RSSA akan mengeksekusi aset miliknya yang tersebar di tiga titik di kota Malang. Yakni di Jalan Mojokerto 2, Jalan Mojokerto 4 dan Jalan Ijen 75 B Malang.

Lebih lanjut Henggar mengatakan, Setyo Darmono penghuni rumah Jalan Mojokerto 4, Malang, semula bersedia mengosongkan rumah secara sukarela. Tetapi belakangan Setyo Darmono yang mantan Direktur RSSA tahun 1980-1983 ini lantas mengubah keputusannya.
Setyo Darmono yang juga mantan Direktur RSUD Kepanjen tahun 2000-2003 lantas mengirim surat ke RSSA Malang. Isinya, Setyo Darmono mau mengosongkan rumah di Jalan Mojokerto 4 jika diberikan ganti rugi Rp 600 juta.
Dasar permintaan dalam surat yang dilayangkan tanggal 7 Pebruari 2024 itu, Setyo Darmono merasa telah mengembangkan luas bangunan dari 70 M2 menjadi 300 M2. Selain itu, dia merasa berjasa bisa mempertahankan rumah itu dari rencana tukar guling dengan pihak swasta.
‘’Siapa suruh bikin bangunan baru. Siapa suruh memperluas bangunan. Wong jelas-jelas bukan miliknya kok direhab. Dia (Setyo Darmono) lho sudah tahu kalau itu milik negara. Wong di depan rumahnya sudah tertulis aset RSSA Malang,’’ kata Henggar.
Di sisi lain, Setyo Darmono dianggap tidak memiliki itikad baik selama menempati rumah di Jalan Mojokerto 4, Malang. Yakni tidak mengantongi Surat Izin Penghuni (SIP) dari Gubernur Jatim.
Sebagai Direksi RSSA, lanjut Henggar, mestinya Setyo Darmono tidak membiarkan penghuni Jalan Mojokerto 2 bertahan di rumah itu. Sebab, drg Anitarini yang sekarang menempati rumah itu adalah PNS di Dinkes Kabupaten Malang. Dia bisa tinggal di rumah itu karena dulu ayahnya memiliki SIP rumah Jalan Mojokerto.
Sementara itu dari data yang dimiliki Malang Posco Media, menunjukkan, obyek tanah dan bangunan rumah di Jalan Mojokerto 4, Malang benar-benar milik RSSA Malang. Selain bukti kepemilikan sertifikat tanah, lahan yang semula milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim itu telah diserahkan ke RSSA diperuntukkan rumah dinas Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan.
Alih status itu didasarkan Berita Acara Serah Terima inventaris dari Dinkes Jatim ke RSSA Malang pada 15 Maret 2021. Luas tanahnya 725 M2 dan luas bangunan 250 M2. Obyek ini didapatkan pada tahun 187 dengan harga Rp 205.750.000.
‘’Pengosongan akan kita lakukan dalam dua tahap. Tahap pertama untuk lahan di Jalan Mojokerto 2 dan 4 lebih dulu. Selang beberapa hari, baru pengosongan untuk lahan di Jalan Ijen 75B Malang,’’ kata Henggar meyakinkan.
Sampai berita ini diturunkan, Malang Posco Media belum berhasil konfirmasi Setyo Darmono walau usaha konfirmasi sudah dilakukan. (has/van)