MALANG POSCO MEDIA – Perangkat RW dan RT di Kota Malang kembali disiagakan. Agar tak kecolongan adanya aktivitas warga yang mecurigkan.
Wali Kota Malang Drs H Sutiaji mengingatkan hal itu setelah Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). Mahasiswa yang diduga berafiliasi dengan ISIS itu ditangkap di Jalan Dinoyo Permai Timur Kavling 2 Kota Malang, Senin (23/5) lalu.
“Saya minta RT dan RW beserta seluruh perangkatnya awasi,” tegas Sutiaji, Kamis (26/5) kemarin. Ia meminta perangkat wilayah lebih mawas. Artinya mengawasi dan peka lingkungan warga.
Jika melihat atau mencurigai aktivitas atau tindakan maka segera koordinasi dengan aparat keamanan lainnya. Sutiaji juga menginginkan perangkat wilayah terus melakukan pendataan dengan koordinasi rutin bersama perangkat daerah lainnya.
“Intinya saya minta RT RW tingkatkan kewaspadaan. Khususnya saat pendataan penduduk atau warga dan lainnya. Sering-sering komunikasi dengan warga,” jelas Sutiaji.
Orang pertama di Pemkot Malang ini prihatin adanya mahasiswa yang terpapar paham radikal dan terorisme. Menurut dia, pendidikan karakter dan upaya pencegahan paham radikalisme selalu menjadi perhatian serius. Tidak hanya dalam dunia pendidikan saja.
Dalam waktu dekat pihaknya menjalin kembali komunikasi dengan perguruan tinggi. Tujuannya menekankan peran pendidikan anti radikalisme. Selain itu upaya lain agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.
“Sudah berkali-kali saya sampaikan pendidikan karakter itu penting. Kita akan kuatkan lagi metode pendidikan karakter. Agar goalnya anak-anak kita ini tidak gampang terprovokasi,” kata dia.
Sutiaji menyampaikan hal ini harus menjadi perhatian besar seluruh elemen masyarakat. Ia merasa prihatin beberapa kali wilayah Malang Raya menjadi lokasi kasus penangkapan terduga pelaku terorisme dan paham radikalisme.
Sebelumnya UB angkat bicara soal mahasiswanya yang diduga berafiliasi ISIS. Hal ini diungkapkan jajaran rektorat dalam jumpa pers, Rabu (23/5) lalu.
UB mengaku prihatin terhadap kasus yang membelit IA alias Ilham, 22, salah satu mahasiswanya yang dibekuk Densus 88 Jatim di salah satu rumah kos di Jalan Dinoyo Permai Timur Kavling 2 Kota Malang, Senin (23/5) siang. Ilham merupakan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional FISIP UB tahun 2019.
“Kami sangat nenyesalkan,” ungkap Wakil Rektor III UB Prof Dr Drs Abdul Hakim, M.Si saat jumpa pers. Dikatakannya UB sudah mengetahui namun belum dapat bertemu Ilham karena mahasiswa asal Lampung itu masih menjalani pemeriksaan oleh Densus 88 Antiteror.
Bagaimana pun, lanjut Abdul, Ilham adalah mahasiswa yang sedang proses belajar di UB. Bahkan dari hasil rekam pendidikan Ilham, dia tergolong mahasiswa yang relatif cerdas karena indeks prestasi di atas tiga. “Yang bersangkutan sudah duduk di semester enam. Tentu ini juga memengaruhi image UB sebagai salah satu universitas terbaik di tingkat nasional,” lanjutnya.
Menurut Abdul, pimpinan UB akan melakukan daya upaya untuk mencegah kegiatan serupa dikemudian hari. Yang bisa pihaknya lakukan, setiap kegiatan kemahasiswaan harus dapat izin dari rektorat dan atau dekan di tingkat fakultas.
Dia menegaskan tidak boleh ada lagi kegiatan tanpa sepengetahuan pimpinan universitas atau fakultas. “Itulah pencegahan yang dapat kami lakukan agar tidak terulang kejadian serupa,” terangnya.
Ditegaskannya lagi, UB akan secara rutin berkoordinasi dengan pihak keamanan. Tujuannya tukar menukar informasi bagi kegiatan yang dilakukan oleh civitas akademika, dari mahasiwa, dosen dan karyawan yang dilakukan di kampus atau di luar kampus.(ica/van)