spot_img
Monday, August 4, 2025
spot_img

Ruang Ekspresi, Ikon Ekspresi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Trance Festival 17 Tahun Bantengan Nuswantara

MALANG POSCO MEDIA – Animo masyarakat terhadap Trance Festival 17 Tahun Bantengan Nuswantara tak pernah pudar. Itu dibuktikan dengan antusias ribuan warga dari Malang Raya dan berbagai daerah yang berjubel melihat atraksi seni tradisi ratusan banteng di sepanjang Jalan Gajah Mada hingga Panglima Sudirman Kota Batu mulai Minggu (3/8) pagi hingga petang kemarin.

Antusias masyarakat terhadap kesenian rakyat yang sangat luar biasa tentu tidak lepas dari eksistensi Bantengan Nuswantara selama 17 tahun berkiprah dalam event tahunan tersebut. Sehingga Bantengan Nuswantara tetap menjadi daya tarik untuk disaksikan para pecinta seni tradisi dari berbagai daerah.

Ketua Bantengan Nuswantara, Agus Riyanto mengatakan bahwa Trance Festival 17 Tahun Bantengan Nuswantara  untuk melestarikan seni tradisi sekaligus telah menjadi budaya Nusantara. Saking merakyatnya kesenian ini, ribuan seniman Bantengan dari ratusan kelompok Bantengan hadir dalam event tahunan tersebut.

“Total ada 135 kontingen dari Malang Raya dan berbagai daerah yang ikut memeriahkan Trance Festival 17 Tahun Bantengan Nuswantara tahun ini. Selain itu juga hadir menyemarakkan seni tradisi ini dari beberapa negara sebanyak 14 orang,” ujar Agus Tubrun sapaan akrabnya kepada Malang Posco Media.

Mereka merupakan grub bantengan se Malang Raya, dan juga diramaikan oleh kelompok bantengan dari Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten dan Kota Blitar, Kediri dan Lumajang. Serta kehadiran seniman dari negara-negara sahabat seperti Malaysia, Jepang, Australia, Kolombia, India dan Amerika Serikat.

“Kami sampaikan juga bahwa tamu dari berbagai daerah tersebut merupakan anggota Bantengan Nuswantara sejak Tahun 2009. Sehingga mereka selalu hadir setiap tahunnya sebagai wujud silahturahmi,” paparnya.

Sementara itu Wali Kota Baru Nurochman yang hadir membuka kegiatan tersebut dengan  membunyikan pecut. Cak Nur sapaan akrab Wali Kota Batu memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif masyarakat dalam melestarikan kesenian tradisional, termasuk Bantengan Nuswantara yang telah menjadi ikon budaya lokal.

“Kegiatan ini sudah berlangsung selama 17 tahun, dan menjadi ruang ekspresi serta inovasi bagi pelaku seni. Pemkot Batu hadir sebagai pendukung dalam upaya pelestarian warisan budaya daerah yang harus terus dikembangkan dan dijaga keberlangsungannya,” tegas Cak Nur.

Ia  mendorong agar seluruh pelaku seni tetap adaptif dalam menjawab tantangan zaman. Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan kegiatan secara tertib dan bersih, sesuai kesepakatan bersama panitia dan aparat keamanan.

“Kami berharap kesenian Bantengan tidak hanya lestari, tetapi juga mampu berinovasi agar tetap hidup di tengah arus modernisasi. Mari kita bersama menjaga Kota Batu agar tetap ayem, bersih, dan tertib. Jaga lingkungan, jangan tinggalkan sampah, cintai kota ini,” pesannya.

Menurut Wali Kota Batu, kegiatan seperti ini tidak hanya mempertahankan budaya namun juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan UMKM masyarakat.

“Event ini sangat berdampak positif, tidak hanya dalam pelestarian budaya tetapi juga secara ekonomi. Para pelaku UMKM, PKL, dan masyarakat sekitar merasakan manfaat langsung dari perputaran ekonomi selama kegiatan berlangsung,” jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto menyampaikan bahwa dukungan terhadap kegiatan budaya semacam ini adalah bagian dari komitmen Pemkot Batu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan pariwisata.

Parade Bantengan Nuswantara membuktikan bahwa gotong royong antara masyarakat, pelaku seni, dan dukungan pemerintah mampu menciptakan ruang budaya yang inklusif, berkelanjutan, dan memiliki daya tarik internasional.

Ia mengatakan bahwa event Bantengan Nuswantara ini adalah sebuah bentuk kegiatan tradisi budaya di Kota Batu. terlebih Bantengan merupakan salah satu kesenian warisan budaya tak benda di Kota Batu.

“Ini luar biasa pasalnya Bantengan tidak hanya menjadi warisan budaya tak benda yang diakui Kemendikbud-ristek RI. Tapi melalui event tahunan ini para pelaku seniman Bantengan Kota Batu mampu melestarikan kesenian mereka kepada anak cucu,” ungkapnya.

Dengan eksistensi Bantengan Nuswantara ini maka, Disparta Kota Batu akan terus mendukung, mengembangkan dan memfasilitasi berbagai kegiatan Bantengan. Apalagi selain Bantengan, Kuda Lumping atau Jaran Kepang juga sudah diakui menjadi aset dan warisan budaya tak benda di Kota Batu.

“Untuk itu kami akan terus berkomitmen mendukung penuh dan berkolaborasi agar kegiatan Bantengan Nuswantara ada setiap tahunnya. Sehingga mampu menjadikan Kota Batu sebagai Kota Wisata Budaya,” paparnya. Untuk itu pihaknya berharap Bantengan sebagai seni tradisi budaya Kota Batu semakin dikenal oleh masyarakat luas. Serta menjadi destinasi budaya yang menguatkan dan meneguhkan semangat gotong royong para pelaku seni Bantengan dari berbagai daerah. (eri/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img