spot_img
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

RUMAH KITA, Literasi Melek Finansial

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Saya Sumarga Nurtantyo tidak pernah menyangka akan mengikuti kegiatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang yang diadakan di Kota Bandung, Kamis (5/10) lalu. Kegiatan gatheringnya empat hari.  

Kenapa tidak menyangka? Saya sudah lama tidak bersentuhan dengan berita-berita bisnis. Seperti Bank Indonesia, OJK, dunia properti dan sebagainya. Tapi lebih pada berita-berita kriminal dan isu-isu Kabupaten Malang.

-Advertisement-

Sinergi OJK bersama media, bukan sekali ini saja. Tapi sudah berulangkali. Yang dapat diambil dari gathering seperti ini, adalah ilmu baru. Ilmu yang tidak semua orang akan mendapatkannya. Ilmu yang siapa tahu bisa dicocokkan dengan bidang yang didalami setiap hari. Ilmu yang akan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang saya ikuti.

Temanya: Meningkatkan Literasi Masyarakat Menuju Masyarakat Melek Finansial. Rasanya, literasi ini pun juga cocok diaplikasikan dalam pemberitaan kriminal. Masih ingat tentang kasus phising nasabah BRI di Lawang yang uang tabungannya lenyap Rp 1,4 miliar, gara-gara mengklik APK undangan pernikahan.

Lalu seorang ibu dan anaknya di Karangploso, bunuh diri karena banyak utang. Di bulan April 2023, warga Jalan Batu Amaril Kota Malang ditemukan gantung diri karena terlilit utang pinjol. Saya yakin, peristiwa-peristiwa seperti itu, layak menjadi literasi yang harus jadi pembahasan bersama dengan Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri.

Makin menarik ketika OJK Malang juga membeberkan kecenderungan mahasiswa atau anak berusia 18 tahun, sudah berani mengambil utang pinjol untuk keperluan konsumtif. Sugiarto menerangkan, OJK Malang sudah berulangkali melakukan sosialisasi kepada mahasiswa baru ataupun siswa SMA yang ber-KTP, untuk tidak menggunakannya berutang ke pinjol.

“Contoh, karena ketidaktahuannya, mereka membeli sepatu seharga Rp 200 ribu. Mungkin tidak membayar walaupun hanya sebesar Rp 200 ribu, namanya akan diblacklist tidak dapat kredit di masa depan,” ujarnya.

Nah, tidak cukup hanya sekali menyadarkan masyarakat untuk melek finansial. Harus dilakukan berulangkali untuk mencegah kejadian serupa.

Sosok Sugiarto yang sudah empat tahun memimpin OJK Malang sendiri, sangat bersahabat. Dia bahkan, tidak sungkan untuk terus bergabung bersama media yang mengikuti gathering ini. Tidak pernah pula lelah menerangkan persoalan-persoalan yang dilaporkan masyarakat tentang perusahaan jasa keuangan ‘nakal’ kepada OJK Malang.

Kembali ke acara gathering, saya juga merasakan syukur yang tak terhingga. Bukan karena empat hari bebas tidak mengedit berita, meski masuk dalam kategori tugas kantor, tapi kota yang dipilih adalah Bandung. Ini yang membuat saya bersemangat. Baru kedua kali itu, saya datang ke kota yang dikenal dengan wisata kulinernya.

Selama tiga hari di  kota yang disebut Paris Van Java ini, saya benar-benar refreshing mata. Menikmati suasana Orchid Forest Cikole, dan menikmati safari offroad meski dalam udara kering, hingga Bandung City Tour, melihat factory outlet ataupun cafe yang bertebaran di jalanan kota itu. Tak ketinggalan pula mencoba mencicipi Cuanki yang rasanya, asin dan pedas sambil melihat kemacetan yang terjadi di akhir pekan. (mar/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img