MALANG POSCO MEDIA – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menyatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi peningkatan harapan penurunan suku bunga The Fed pada Juni 2025.
“Rupiah hari ini berpeluang menguat di level Rp16.875-Rp16.800, yang dipengaruhi oleh sentimen global, yaitu meningkatnya harapan penurunan suku bunga The Fed pada Juni,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Rencana menurunkan suku bunga didasari keinginan The Fed untuk menjadi inflasi dan menekan tingkat unemployment Amerika Serikat (AS).
Saat ini, kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump disebut telah memengaruhi proses produksi pabrik terkait kelangkaan bahan baku dan mengancam pemutusan hubungan kerja (PHK).
Di sisi lain, nilai tukar rupiah dianggap sudah under value terhadap fundamentalnya, sehingga masih ada ruang penguatan untuk kurs ini seiring penguatan mata uang regional saat ini.
“Mata uang regional mengalami tren penguatan terhadap dolar karena indeks dolar sudah turun 9 persen dari level tertingginya, dan saat ini berada di bawah 100 yang mengindikasikan investor mulai risk on pada asset emerging,” ujar Rully.
Kendati diprediksi menguat, rupiah masih dihantui ketidakpastian kebijakan tarif AS terhadap China yang masih mempengaruhi pasar.
Trump mengemukakan prospek pengurangan bea perdagangan yang tinggi terhadap China. Namun, pernyataan tersebut belum terlalu jelas, ditambah komentar kurang optimis dari pejabat lain yang membuat rencana dialog antara kedua negara tersebut belum terjadi.
Walaupun Trump sudah berencana akan menurunkan tarif 145 persen terhadap China, tetapi langkah tersebut tergantung dari Negeri Tirai Bambu yang diharapkan datang langsung ke meja perundingan.
Di sisi lain, China tak berminat untuk mengikuti saran yang disampaikan oleh AS, sehingga perang tarif terhadap AS masih tetap berlanjut, hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda akan selesai.
Komentar dari anggota pemerintahan Trump lainnya juga merusak optimisme atas de-eskalasi AS dengan China. Menteri Keuangan AS Scott Bessent disebut memperingatkan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China bisa menjadi sulit, dan AS kemungkinan perlu memangkas tarif terlebih dahulu sebelum terlibat dengan Beijing.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi di Jakarta menguat sebesar 58 poin atau 0,34 persen menjadi Rp16.815 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.873 per dolar AS. (ntr/mpm)