Malang Posco Media – Arek Ngalam siapa yang tak kenal Juragan99. Gilang Widya Pramana sekaligus Presiden Arema FC. Couplepreneur muda dengan istrinya – Shandy Purnama Sari yang sedang naik daun dengan segala bisnis yang dirintisnya. Di forum sebelah beberapa waktu silam sedang membahas terkait omzet dan kekayaan Juragan99. Disini tetep bahas destinasi cantik negeri Switzerland saja ya kawan. Dari akun Instagram pribadinya ternyata beliau sekeluarga sempat liburan di Zermatt setelah melancong ke kota romantis – Paris pada bulan Maret lalu. Mereka membagikan foto keluarga berlatarbelakang salju dengan Puncak Matterhorn.
Zermatt, sebuah kota kecil atau distrik di kanton Valais – Swiss bagian selatan. Daerah wisata ini menyediakan banyak resort dan penginapan dengan pemandangan indah. Zermatt memiliki pegunungan yang terkenal dengan ski, panjat tebing, dan hiking. Zermatt terletak pada ketinggian sekitar 1.600 m, di bawah puncak Matterhorn berbentuk piramida yang ikonik. Kawan pembaca pernah membeli coklat legendaris Toblerone?? Bungkus khas berwarna kuning yang terdapat ikon gunung merupakan Puncak Matterhorn.
Saya juga pergi nih ke Zermatt pada bulan Maret lalu pada akhir musim dingin, seminggu sebelum Juragan99 liburan disana. Mengapa memilih saat akhir musim dingin karena berharap temperatur sudah semakin hangat tapi masih tetap bisa menikmati salju. Dan betul sekali kala itu matahari bersinar sangat terik. Terasa hangat tapi karena naik ke gunung juga berasa dingin. Masih bisa ditoleransi dinginnya. Untuk naik ke gunungnya tidak jalan kaki ya moms. Gak sanggup!! Haha. Ada furnicular atau seperti kereta gantung sebagai sarana transportasi untuk bisa naik ke atas.
Jarak dari Lausanne ke Zermatt sangat jauh sekitar 170 kilometer. Perjalanan naik kereta bisa ditempuh selama hampir 3 jam. Kami seperti biasa harus berangkat pagi hari menuju Lausanne Gare. Kami berangkat naik kereta IR90 pada pukul 07.21 CET (Central European Time) dari platform 4. Perjalanan 1,5 jam menuju Stasiun Visp, harus ganti kereta RE menuju Zermatt. Waktu transit hanya 10 menit sehingga harus bergegas cepat karena pergantian platform cukup jauh. Masih dibutuhkan waktu 1,5 jam untuk akhirnya tiba di Zermatt pada pukul 10.15 CET.
Tiba di Zermatt sudah disambut dengan suasana ramai wisatawan yang membawa peralatan komplit untuk ski. Daerah ini memakai transportasi listrik sehingga udaranya sangat bersih, segar, dan tentu saja dingin. Banyak sekali armada pribadi hotel yang menjemput tamu-tamunya dari stasiun menuju penginapan. Awalnya kami berencana untuk menginap di Zermatt melihat waktu tempuh yang lama. Tapi ternyata penginapan disini harganya sangat menguras dompet. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang pergi langsung saja.
Kami langsung menuju tempat wisata Sunnegga. Sunnegga dalam Bahasa German memiliki arti sudut cerah atau dalam Bahasa Inggris yaitu Sunny Corner. Ini adalah tempat paling ramah untuk keluarga khususnya anak-anak. Karena sedang musim dingin semua tempat tertutup salju putih, kalau sedang musim panas terlihat hamparan hijau nan sejuk di mata. Untuk bisa naik ke Sunnegga kami harus naik furnicular dari stasiun Valley – Zermatt. Dengan biaya per orang 15 CHF (1 CHF : Rp. 15.500) kami sudah tiba di Sunnegga – Zermatt dalam waktu 4,5 menit.
Sunnegga ini sebenarnya merupakan titik awal untuk memulai perjalanan hiking maupun ski di Zermatt. Terdapat 5 danau cantik yang memiliki background pemandangan gunung Matterhorn. Stellisee, Grindjisee, Grunsee, Moosjisee, dan Leisee. Saat musim panas banyak sekali pelancong yang menikmati jalur hiking ini. Dari start point Sunnegga, harus berganti naik gondola untuk menuju ke Blauherd. Kemudian mau memulai hiking ke lima danau tersebut. Tak jarang banyak penginapan disini karena cukup banyak kegiatan wisata yang bisa dilakukan bagi keluarga yang suka naik gunung. Serta banyak sekali titik untuk memilih jalur ski yang memiliki medan kecuraman berbeda-beda.
Meskipun kami hanya berhenti di Sunnegga tapi Zirco sudah senang sekali bisa bermain salju. Membuat bola salju dan dilempar kesana-kemari. Sedangkan Zygmund masih belum dibiarkan berlari-lari karena begitu banyaknya papan ski yang parkir serta takut nanti kalau ditabrak oleh pemain ski. Terlihat banyak persewaan alat ski komplit. Semoga suatu saat nanti kalau doubleZ sudah besar bisa diberikan rezeki untuk mencoba olahraga ski. Karena disini tersedia short course selama intensif 1 minggu atau setiap weekend.
Tidak hanya penginapan yang mahal disini namun makanan pun juga. Sebenarnya kami sudah membawa bekal nasi, indomie, dan ebi furai. Namun porsi untuk berempat sudah dihabiskan ludes oleh DoubleZ, hoho. Akhirnya mau tidak mau kami harus singgah ke restoran untuk membeli kudapan sederhana. Tidak perlu susah memilih, karena di Sunnegga ada juga restoran seperti pujasera kecil yang self-service. Coba tebak untuk 1 porsi kentang-nugget, segelas coklat panas dan 1 slice kue coklat kami habis berapaa? Hampir 30an CHF. Padahal kalau di Lausanne kami bisa membeli makanan serupa sudah dapat 3 porsi. Benar-benar tempat wisata.
Setelah perut kenyang dan badan sudah terasa hangat kami putuskan langsung kembali ke Lausanne. Mengingat waktu tempuh hampir 3 jam lebih baik tiba di Lausanne tidak terlalu malam. Ditambah lagi kereta dari Zermatt ke Visp hanya tersedia 1 jam sekali, lebih baik tidak ketinggalan kereta karena suhu sudah semakin dingin apabila ingin menyusuri daerah Zermatt. Di tengah perjalanan kami melihat keramaian seorang pemain ski sedang digotong menuju ambulans. Untuk di daerah seperti ini ambulans wajib ada karena tak jarang banyak kejadian kecelakaan saat bermain ski. Sehari-hari kami sering menjumpai dari anak kecil hingga dewasa memakai tongkat dan kakinya diperban.
Pemandangan di Zermatt sungguh indah, lebih tepatnya Switzerland memiliki pesona yang luar biasa cantik. Alhamdulillah di tengah pandemi seperti ini kami serasa sedang liburan panjang. Bersyukur bisa merasakan kembali tidak memakai masker di tempat indoor dan outdoor. Bahkan per tanggal 1 April 2022, Swiss sudah melepas aturan wajib memakai masker di sarana transportasi. Semoga semua negara, di Indonesia tercinta segera menyusul demikian.
Ada satu lagi negara yang kami kunjungi sebelum memasuki Bulan Ramadhan. Masih termasuk di wilayah Schengen dekat dengan perbatasan Switzerland. Tunggu cerita keseruan keluarga kecil kami merantau di Eropa ya! (Okky Putri Prastuti/MPM)