.
Thursday, December 5, 2024

Salam dari Swiss; Pulang dari Milan, Travelling Terakhir dari Swiss

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Banyak jalan menuju Roma. Tapi sayang tiket kereta api sudah habis ludes semua. Trip beralih mengunjungi Lake Como atau Danau Como. Danau cantik nan indah di bagian utara Italia. Lake Como merupakan salah satu danau terdalam di Eropa dengan kedalaman sebesar 410 meter. Dari Milano Centre atau Stasiun Milan memerlukan waktu 1 jam. Tiket pulang-pergi sudah di tangan karena takut kehabisan lagi.

Masker FFP2 yang dimaksud oleh petugas stasiun Milan

Waktu sudah menunjukkan 15 menit sebelum jadwal keberangkatan. Saat masuk gate kami dilarang masuk. Karena ternyata seluruh penumpang wajib menggunakan masker dengan jenis FFP2. Sedangkan kami hanya menggunakan masker medis pada umumnya. Panik melanda!!! Papi Fariz langsung bergegas mencari apotek terdekat di kawasan stasiun. Masker sudah dapat, lari ke dalam platform yang dituju dan ternyata kereta tepat berangkat di depan mata. Tak sanggup seperti James Bond yang harus mengejar kereta, kami tertunduk lemas tiket 20an Euro melayang seketika.

Steak daging makanan favorit Zirco

Kami putuskan hari ini kulineran saja di Milan dan menikmati burung-burung berterbangan di Duomo Square!!!! Liburan harus dibawa happy moms!!

Hari belum begitu siang, namun kami sudah mulai lapar. Sarapan di hotel bukan prasmanan yang icip sana icip sini melainkan sarapan dikirim ke kamar. Menu untuk diantar ke kamar sudah ada pilihannya. Pengunjung tinggal centang menu sesuai dengan jumlah tamu kamar. Tempat kami menginap sejenis Airbnb, namun pelayanan hotel sangat memuaskan. DoubleZ paling suka dengan jacuzzi bathup super besar, ukuran kamar yang lapang dan tentunya bersih. Hotel HeMi Suites yang terletak di Corso di Porta Romana, 51, 20122 Milano MI, Italy sangat kami rekomendasikan buat kawan pembaca yang traveling ke Milan. Tampak dari luar memang terasa aneh hanya masuk pintu kecil. Namun area di dalamnya oke juga. Karena beroperasi layaknya Airbnb maka bagian resepsionis tidak aktif 24 jam ya.

Pengunjung rela mengantri demi Luini

Italia terkenal dengan pizza dan pasta. Kami masuk ke sebuah restoran untuk memesan Cheese Pizza dan Gnocchi. Gnocchi Mozzarella ini rasanya unik, bentuknya bulat kecil. Ternyata bahan dasarnya kentang. Teksturnya empuk dan sedikit kenyal. Di awal rasanya enak namun lama-lama eneg juga. Zirco yang biasanya suka dengan cheese pizza ternyata kali ini tidak doyan. Hhhmm, ternyata kami kurang begitu cocok dengan makanan Italia nih, kok rasanya lebih enak Pizza Hut di Indonesia. Hehe.

Di depan toko ice cream gelato yang kami kunjungi kemarin, terdapat 2 toko bersebelahan yang sangat ramai. Kami penasaran akhirnya ikutan antri juga. Biasanya yang antri begini adalah kulineran yang favorit. Yang pertama adalah Luini – Street Food no 1 di Milan. Penampakan seperti pastel pada umumnya. Untuk rasa bisa memilih varian manis seperti coklat, vanilla, kacang. Sedangkan rasa asin ada pilihan keju, tomat, beef, ham, dll. Setelah digigit ternyata rasanya seperti makan pizza yang berbentuk pastel. Per biji luini harganya 2 -6 Euro tergantung varian rasa yang dipilih. 1 Euro = Rp 15.600.

Ciao Pizza, Murah dan Enak

Bergeser ke toko sebelahnya ada Ciao Pizza Duomo. Saat melihat menu yang terpasang diluar café ada tulisan HALAL dan memberikan keterangan mana saja pizza yang halal. Wow!!! Langsung tertarik untuk membeli. Pizza yang dijual banyak sekali varian toppingnya. Per slice dibandrol seharga 3 – 6 Euro dengan ukuran cukup besar. Uniknya, café ini tidak menyediakan tempat duduk hanya meja panjang diluar area toko. Pizza disajikan di piring kertas dan pembeli bisa memakan pizza sambil berdiri di luar. Diluar dugaan, ternyata pizzanya enak sekali. Kami lebih cocok makan pizza ini daripada membeli pizza belasan euro di restoran. Hahaha. Zirco saja sampai minta tambah pizza.

Untuk makan berat kami memilih untuk membeli steak. Restorannya juga masih di sekitar Duomo Square. Jadi seharian kami hanya jalan-jalan sekitar sini. Masuk toko mainan anak-anak dan beli sedikit oleh-oleh cemilan. Capek ya istirahat, lapar ya beli makanan. Kami singgah di Restaurant Meat Grillfood. Tidak membuka google review hanya melihat tempatnya tidak begitu antri dan tidak perlu reservasi. Harga 1 porsi steak di Milan sekitar 50 Euro, separuh harga dari di Lausanne. Dagingnya super empuk dan enak. Hampir 50% dari porsi total dihabiskan oleh Zirco sendiri. Zirco ini sejak kecil sudah anak bule. Lebih milih pizza, roti, kentang, daging daripada nasi. Jadi kalau traveling begini tidak terlalu susah memilih menu makanan.

Jacuzzi Bathup yang super besar di kamar hotel

Sebelum keesokan harinya balik ke Lausanne, kami sempatkan mengunjungi salah satu taman terbesar di Milan – Sempione Park atau Parco Sempione. Tamannya bagus dan luas. Namun sayang sekali bunga-bunga belum bermekaran dan daun-daun belum hijau sempurna. Di dekat Sempione Park terdapat sebuah gate bernama The Arch Peace. Bentuknya hampir mirip dengan Arc de Triomphe yang ada di Paris. Gate setinggi 23 meter dengan hiasan kuda diatasnya merupakan salah satu landmark di Milan sejak tahun 1838. Namun kami hanya melihat dari kejauhan saja.

Sempione Park dan Gate legendaris diujung nan jauh disana

Selain itu di area Sempione Park juga terdapat sebuah castle bernama Sforza Castle atau dalam Bahasa Italia disebut Sforzesco. Castle yang dibangun pada abad ke-14 ini juga terdapat museum yang menyimpan lukisan-lukisan bernilai. Tapi kami tidak masuk, karena kami bukanlah penikmat art museum. Harga tiket museum sebesar 5 Euro. Di area castle terdapat taman yang luas dan free access. Serta memiliki air mancur yang indah di depan pintu masuk castle.

Sforza Castle dan Air Mancur di depan Castle

Sudah puas jalan-jalan kami segera kembali ke Milano Centrale. Hampir 30 menit sebelum kereta berangkat kami sudah tiba di stasiun. Kami sudah memakai masker FFP2 sesuai prosedur stasiun di Milan. Bekal makanan untuk DoubleZ sudah siap karena menempuh perjalanan yang cukup panjang hampir 4 jam. Ada hikmah dibalik ketinggalan kereta kami ke Lake Como. Coba kalau ketinggalan keretanya tujuan Lausanne. Kami harus kehilangan uang ratusan Euro, bisa-bisa harus nambah biaya untuk menginap di hotel dan membeli tiket kereta lagi untuk bisa balik ke Swiss.

Setelah menempuh 2 jam perjalanan, akhirnya kami melihat pemandangan pegunungan indah lagi. Serasa sejuk di hati dan rasa capek pun pudar. Kami akan sangat merindukan indahnya Swiss. Alhamdulillah di tengah-tengah pandemi covid-19, kami diberikan rezeki untuk bisa merasakan pengalaman yang luar biasa di negeri orang. Banyak sekali pengalaman hidup yang bisa kami petik dan terapkan untuk kehidupan sehari-hari.

Good bye Milan. See you next time.

Hari ini, perjalanan pulang dari Milan ke Lausanne adalah travelling keluarga kecil kami terakhir di Swiss. Rasa haru, bahagia, bersyukur, campur aduk menjadi satu layaknya rasa nano-nano. Liburan singkat kami mengikuti Papi Fariz yang dinas di Swiss akan segera berakhir. Kemanakah DoubleZ akan berpetualang selanjutnya?? (Okky Putri Prastuti/MPM).

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img