spot_img
Wednesday, October 9, 2024
spot_img

Salat Jumatan di Masjid Raya Medan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media, Medan-Meski sudah beberapa kali melintas di depan Masjid Raya Medan, namun wartawan Malang Posco Media Jon Soeparijono belum pernah menjalankan di masjid kebangaan masyarakat setempat. Saat mengunjungi masjid yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan beberapa hari lalu, masih terlalu pagi.

Beberapa hari lalu sudah niat hendak jumatan di masjid tersebut.

- Advertisement -

Namun, pagi kemarin ada giat harus liputan ke Kabupaten Deli Serdang yang harus ditempuh perjalanan sekitar 45 menit. Pagi-pagi benar sudah saya niati berangkat dan segera balik lagi ke Medan. Perjalanan berangkat lancar-lancar saja meski banyak kemacetan

 Tiba di Deli Serdang tepatnya di Sumut Sport Center janjian dengan tetangga di Pakis yang kini menjadi ofisial Jatim cabor taekwondo. Saya tidak bisa bertemu dan saya harus segera balik ke Medan.

Sekitar pukul 11.00 langsung balik ke Medan.

Saat pulang, jalur Deli Serdang yang dua arah dirubah menjadi satu arah karena ada cabor drumband yang melintas di jalan raya. Bisa dipastikan jalur macet. Sampai di Medan sekitar pukul 12 lebih. Beruntung disini Salat Jumat sekitar pukul 13.00 WIB sehingga belum terlambat.

Ternyata banyak kontingen provinsi lain yang juga salat Jumat di Masjid Raya.

Kontingen lain banyak yang sepertinya juga ingin melihat langsung kemegahab masjid ini.

Bentuk masjid Raya Medan segi delapan dengan kubah besar di tengahnya. Ukir-ukiran di dinding bangunannya cukup bagus hal ini mencerminkan kemegahan dan kehalusan seni arsitektur masa lalu.

Arsitektur yang tak lekang oleh waktu, menjadi saksi  perjalanan budaya dan simbol kejayaan Kesultanan Deli di masa lalu.

Masjid ini dibangun pada 1906 silam atas prakarsa Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah. Arsitekturnya  perpaduan gaya Moor, India, dan Spanyol–menjadikannya ikon wisata religi yang memukau di ibu kota provinsi Sumut itu.

Dari jauh, bangunan masjid ini tampak berdiri kokoh.

Memasuki masjid ada Lampu gantung kristal berkilauan yang didatangkan dari Perancis, lantainya terbuat dari marmer Italia, mimbar kayu berukir khas India hingga jendela kaca patri yang berwarna-warni menambah pesona masjid ini.

Dahulu, masjid ini menjadi bagian dari kompleks Istana Maimun yang merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Deli. Kini, meski terpisah jarak kira kira 200 meter, keduanya tetap menjadi ikon Kota Medan yang saling melengkapi.(jon)

- Advertisement -

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img