spot_img
Sunday, April 20, 2025
spot_img

Silaturrami ke Ponpes Salafiyah Bahri 'Asalo Fadlaailir Rahmah Sananrejo Turen (1)

Santri Dewasa Diajari Bagaimana Agar Pahala Diterima

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah) merupakan salah satu ponpes tua yang berada di Malang Raya. Terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur No.10, RT 27/ RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang, ponpes ini dirintis sejak 1963. Ponpes ini didirikan untuk memperdalam ajaran Islam dan belajar laku di kehidupan.

Rintisan Ponpes Bi Ba’a Fadlrah ini dimulai pada 1963 oleh Romo Kyai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam atau yang akrab disapa Romo Kyai Ahmad. Namun untuk kompleks bangunan, Ponpes Bi Ba’a Fadlrah dibangun sejak tahun 1978.

-Advertisement- HUT

Ponpes tersebut selama ini dikenal memiliki keistimewaan pada arsitektur bangunannya, yang sangat megah dan menawan, terlihat dari setiap detail ornamennya. Selain itu, kompleks bangunannya kerap dikunjungi oleh masyarakat. Baik dari Malang Raya, Jawa Timur hingga seluruh Indonesia.

Namun demikian, Ponpes itu merupakan tempat untuk para santri yang ingin memperdalam agama Islam dan amalannya. “Seperti Ponpes lainnya, di sini tempat belajar baca, tulis, dan hafalan kitab untuk remaja ke bawah atau diniyah. Kalau yang sudah dewasa lebih belajar pada laku,” ujar Gus Pur, Sekretaris Ponpes Bi Ba Fadlrah.

Nah, proses belajar laku tersebut juga dimulai sejak 1978, ketika Kyai Ahmad mulai mendirikan ponpesnya. Sebab, sejak itulah dengan dibantu oleh para santrinya, Kiai Ahmad memulai pembangunan ponpes dengan alat pertukangan sederhana dan proses belajar sendiri. Alhasil, tidak heran kalau akhirnya santri-santrinya punya spesialis keterampilan. “Kalau itu khusus dewasa. Kalau anak-anak pure full belajar syariat, tajwid, fiqih, adzan, hafalan, Alquran dan qiroah. Sedangkan yang dewasa ditekankan praktiknya,” kata dia.

Menurutnya, anak-anak masih belajar bagaimana mencari pahala. “Sedangkan kalau yang dewasa, agar pahala diterima. Salah satu syarat diterima pahala kan harus bersih dari penyakit hati. Nah, itulah prioritas yang diajarkan,” detil dia.

Yang unik, menurut Santri Piket Ponpes Bi Ba’a Fadlrah Gus Iphoeng HD Purwanto masing-masing tempat di pondok tersebut memiliki tempat untuk belajar laku. Sesuai dengan dawuh Kyai Ahmad di zaman dulu, siapapun yang ikut merawat, membiayai dan mengerjakan, akan mendapatkan manfaat dari belajar laku tadi.

Hal ini pula yang membuat pembangunan ponpes tersebut tidak akan pernah selesai. Sebab, pembangunannya memang berdasar permasalahan. Filosofinya, selama kehidupan masih berlangsung, permasalahan juga akan selalu ada. Dan, itulah yang akan diselesaikan melalui pembangunan. ”Kami diajarkan bahwa setiap masalah bersumber dari penyakit hati. Tapi Allah tidak membatasi hambaNya menyelesaikan masalah,” jelas pria asal Yogyakarta tersebut. (ley/udi/bersambung)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img