.
Friday, November 8, 2024

Santri Kiai Azizi Blitar Tewas Kecelakaan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tol Cipali menjadi saksi bisu Rafi Putra Abdillah, 26, mengembuskan napas terakhirnya. Ia yang mengemudikan kendaraan rombongan kiai Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tewas dalam kecelakaan di Tol Cipali, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (6/5).


Pemuda asal Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi itu, merupakan sopir pengganti dari rombongan KH Azizi Hasbullah dan KH Zahro Wardi. Kabar ini sempat disampaikan Anggota Himpunan Santri Lirboyo (Himasal) Kediri, Muhammad Wildan Habibi. Sebuah video amatir juga merekam pasca kejadian itu lalu beredar di media sosial.

- Advertisement -


Diketahui, KH Azizi yang merupakan Pengasuh Ponpes Barran, Selopuro, Blitar bersama KH Zahro Wardi, Wakil Rais Syuriah PCNU Trenggalek sekaligus anggota Komisi Fatwa MUI Jatim menghadiri undangan Lembaga Bahstul Masail Pengurus Besar NU bekerjasama dengan Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta.

Ucapan duka di rumahnya, Sabtu (6/5) (MPM – ISTIMEWA)


Acaranya dilakukan di Ponpes Al-Muhajirin II, Jalan Ipik Gandamanah No 33 Kelurahan Ciseureuh Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Agenda tersebut adalah ‘Halaqah Fiqih Peradaban dan Bahsul Masail’ yang dilaksanakan Jumat (5/5) hingga Sabtu (7/5). Tapi rombongan mengalamai kecelakaan di tol Cipali Purwakarta, Jawa Barat.


“Betul, yang mengemudikan Rafi. Dia sopir ganti. Asalnya Gondanglegi,” ujar Muhammad Choirul Faqih, sahabat karibnya saat dikonfirmasi Malang Posco Media, kemarin. Ia yang juga sesama Sopir Kiai (SK), mengungkapkan kenal dekat dengan Rafi. Dikatakan, pemuda itu orang yang kalem, sopan dan tawaduk.


“Pengabdian ke Kiai Azizi luar biasa, dan selalu mendampingi sang kiai kemana-mana saat bepergian. Selain santri dan sopir, dia juga baby sitternya putra Kiai Azizi yang bungsu, sangat lengket sekali,” cerita Choirul Faqih. Dia mengutarakan, pernah suatu ketika saat bepergian menghantarkan Kiai Azizi, selama tiga hari baru pulang.


Sesampainya di rumah, yang ditemui pertama oleh putra terakhir Kiai Azizi, bukan ayah dan ibunya, melainkan sosok Rafi. Sosok Rafi, dikenalnya juga masih saudara dari Kiai Azizi. Sesama sopir, dirinya juga sering bercanda dan bertukar pengalaman. Hal itu yang selalu ia ingat.


“Sebelum kejadian itu kemarinnya masih berbalas WhatsApp (WA) dengan saya. Ternyata ada kabar kalau dia kecelakaan. Sesama sopir lain tentu syok,” tutur santri asal Tulungagung itu. Pesan terakhir yang dia terima pukul 01.00 dan dibalas oleh Faqih paginya. Itu menjadi kata-kata terakhir sahabatnya sebelum kehilangan nyawa.


Momen yang tidak pernah Choirul Faqih lupa, momen ketika bertemu Rafi pasti bercanda dengan gaya sedikit nylekit, kadang kala memukul, meski hanya sekadar guyon. “Sosok almarhum hanya ketawa, tidak membalas. Doa terbaik dari saya, mudah-mudahan beliau ditempatkan di surgaNya,” tutupnya. (tyo/mar/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img