MALANG POSCO MEDIA – Sate Ponorogo dikenal mempunyai ciri khas potongan daging ayamnya tidak persegi, melainkan dengan irisan melintang. Inilah yang membuat Sate Ponorogo berbentuk pipih. Satu tusuknya berisi satu daging pipih. Nah, kini tak perlu jauh-jauh ke Kota Ponorogo untuk menikmatinya, ada ‘Sate Ayam Ponorogo Osate’ yang sudah tersedia di Kota Malang.
Warung yang awalnya dikelola Candra Ardi (34), diteruskan oleh bapaknya yaitu Cahyo Kuncoro (60), dibantu oleh Fina Cahya (30). Berdiri sejak 2020, terinspirasi dari saudaranya membuka Sate Ponorogo di Jakarta yang laris terjual.
‘Sate Ayam Ponorogo Osate’ beralamatkan di Jalan Danau Tondano Raya F5B/20, Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Warung sate yang memiliki porsi jumbo ini buka setiap hari pukul 16.00-21.30 WIB.
“Daging Sate Ponorogo ini lebih besar dari sate daerah lainnya. Pembuatan bumbu kacangnya beda, dengan disangrai tanpa menggunakan minyak dan tidak digoreng seperti bumbu kacang sate daerah lainnya. Lalu bumbu kacangnya bisa lebih tahan lama karena kering (sebelum diseduh dengan air) jadi kalau mau dibuat oleh-oleh ke luar kota aman dan tahan lama karena kering,” ungkap Fina Cahya kepada Malang Posco Media.
Walaupun terbilang sedikit mahal dari harga sate lainnya, namun sangat worth it dengan porsi sate ayam yang cukup besar. Harga sate ayam 10 tusuk Rp 28.000, sate kulit/campur 10 tusuk Rp 29.000, dan sate hati ampela per tusuk Rp 4.000. Bisa juga jika pelanggan ingin tambah bumbu kacang hanya Rp 4.000 saja. Selain itu juga menjual bumbu kacang seperempat kilo Rp 25.000 dalam bentuk bumbu kacang kering.
Sate ini sudah tersedia di aplikasi Gofood, Grab Food dan Shopee food dengan nama ‘Sate Ayam Ponorogo Osate’. Tersedia juga hampers yang sering kali dipesan pelanggan untuk lebaran, natal, ulang tahun ataupun arisan. Hampers ini mulai harga Rp 33.000 sudah termasuk pakai box atau besek. Jika ingin pesan bisa melalui whatsapp ke 082128212313 atau DM IG @osatesate
“Sering kali pelanggan pesan untuk dibawa ke luar Kota. Terkadang juga teman anak saya, pertukaran mahasiswa-mahasiswi Jepang dari anak saya yang juga sering kali pesan di sini dan selalu habis menyantap Sate Ponorogo ini,” tambah Cahyo Kuncoro yang menjadi peracik sate.
Sementara itu, khusus pesanan satu yang mendadak, tidak bisa lebih dari 50 tusuk karena terkendala tenaga. Sehingga untuk pesan sate lebih dari 200 tusuk harus pesan minimal H-1 atau sehari sebelumnya.
“Walaupun harganya lebih mahal, tapi worth it untuk sate ayam yang cukup besar. Serta bumbu kacangnya sangat enak dan khas Ponorogo. Tempatnya juga nyaman untuk makan di tempat,” ucap Radista salah satu pelanggan ‘Sate Ayam Ponorogo Osate’ kepada Malang Posco Media. (dan/bua)