MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang kini makin mengintensifkan pengawasan terhadap potensi masuknya anjal dan gepeng (anak jalanan dan gelandangan atau pengemis) dari luar daerah ke Kota Malang. Bukan tanpa sebab, beberapa waktu lalu, Satpol PP Kota Malang banyak menggagalkan kedatangan para anjal dan gepeng tersebut.
Kepala Satpol PP Kota Malang Heru Mulyono menyebut, sejak usai Pilkada hingga akhir pekan kemarin, pihaknya sudah empat kali menghalau ‘dropping’ atau kiriman para anjal dan gepeng dari luar daerah. Jumlahnya pun cukup banyak, seperti dropping anjal dan gepeng terakhir pada Jumat akhir pekan kemarin, ditemukan sampai menggunakan armada truk untuk mengangkutnya.
“(Akhir pekan) Kemarin ditemukan dropping dari luar masuk kota. Sudah tidak pagi atau subuh lagi, tapi tengah malam di sekitar Jalan Semeru dekat Stadion Gajayana, itu asalnya dari Pasuruan ada dua truk. Akhirnya, truknya saya suruh bawa kembali. Kalau tidak begitu, kami laporkan ke polisi, akhirnya mereka balik (ke daerahnya),” ungkap Heru kepada Malang Posco Media, Senin (16/12) kemarin.
Dari beberapa kejadian itu, Heru menyebut pihaknya kini tiap jam 11 malam melakukan patroli berkeliling Kota Malang untuk mencegah masuknya anjal dan gepeng tersebut. Sebagai upaya mitigasi, ia mewaspadai tiap truk yang tertutup dan tidak terlihat muatannya.
Momen akhir pekan dan Nataru, menjadi salah satu momen yang dimanfaatkan para anjal dan gepeng beraktifitas di Kota Malang. Heru menilai, dari tahun ke tahun, diakui ada kecenderungan anjal dan gepeng dari luar daerah makin berminat menjalankan aksinya di Kota Malang.
“Karena Kota Malang ini pendatang banyak, jiwa sosialnya juga tinggi. Ada teman saya dari Kalimantan datang ke Malang, dia ngasih saya tegur tapi katanya kasihan. Kasihan memang boleh, tapi itu sebenarnya racun. Ini lah memanfaatkan belas kasihan seseorang itu luar biasa,” tegas Heru
Memanfaatkan belas kasihan masyarakat, Heru menyebut para anjal dan gepeng ini sebenarnya mempunyai ekonomi yang bagus. Bahkan ia mencontohkan, ada salah satu anjal atau gepeng yang punya rumah besar yang bagus di Kalisongo Dau. Keberadaan mereka pun dikatakan Heru juga banyak dirasa merugikan masyarakat Kota Malang.
“Harusnya di perempatan gak ada gangguan, tapi jadi terusik. Terus ada potensi kerawanan kejahatan juga, misalnya mobil diberet kalau gak dikasih, pemaksaan, dan lain lain,” tandasnya. (ian/aim)