Istimewanya RT 8 RW 6 Kelurahan Gadang
Gerakan warga sebuah kampung di Kelurahan Gadang ini jadi inspirasi. Yakni warga kampung RT 8 RW 6 Kelurahan Gadang. Kampung ini dikenal dengan nama Kampung Aksara. Sebab warganya melestarikan Aksara Jawa Kuno.
MALANG POSCO MEDIA – Jika mampir ke kampung ini, melihat paving jalannya saja yang berkunjung sudah disuguhi tulisan-tulisan yang sepintas mirip aksara Jawa. Tetapi berbeda. Atau jika melihat nomor-nomor rumah warga di kampung ini ditulis dengan Aksara Jawa Kuno.
Tidak ada kampung lain di Kota Malang, bahkan di Indonesia yang memiliki konsep pelestarian Aksara Jawa Kuno seperti di Kampung Aksara Kelurahan Gadang. Ini dikatakan salah satu penggagas Kampung Aksara, Rakai Hino Galeswangi.
“Aksara Jawa biasa dengan aksara Jawa Kuno berbeda jauh. Selain bentuk aksara yang berbeda, aksara Jawa Kuno punya 43 simbol. Kalau aksara Jawa biasa, yang hanacaraka, ada 12 saja. Tidak hanya yang tahu, bahkan aksara Jawa Kuno terbilang punah karena tidak dipakai lagi,” jelas Rakai, yang juga Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang itu.
Dijelaskannya Kampung Aksara Kelurahan Gadang memiliki nama Kampung Gadang Wismakala. Kemudian lebih dikenal dengan nama Kampung Aksara oleh warga sekitar. Sehingga saat ini lebih dikenal dengan nama itu. Kampung Aksara berdiri pada Juli 2023.
Rakai menjelaskan selain dirinya ada empat orang warga lainnya yang menjadi otak penggagas Kampung Akasara. Yakni Eko Sumantri, Didik Priyatin, Heru Tri dan Sugeng Widodo.
Kelima orang ini adalah warga baru di RW 6 Kelurahan Gadang yang di suatu waktu berkumpul karena baru menjadi warga sebuah RT baru. Yang saat ini menjadi RT 8.
“Saat kumpul-kumpul, kami ngobrol dan ingin buat sesuatu di kampung. Nah karena saya dulu pernah penelitian di sini, saya tahu informasi Kelurahan Gadang pernah ditemukan satu prasasti. Prasasti Gadang namanya sekarang prasasti itu di Museum Nasional Indonesia. Prasasti tersebut merupakan prasasti Zaman Hayamuruk. Menggunakan aksara Jawa Kuno,” ungkap Rakai.
Di sanalah kelima warga ini mengaggas untuk memunculkan kembali Aksara Jawa Kuno. Dengan pengetahuan yang dimiliki Rakai (mengerti cara membaca akasara Jawa Kuno), kemudian konsep ini dibicarakan kepada warga RT 8. Dan semua menyambut positif.
Di sanalah kemudian warga sepakat “mempercantik” kampungnya. Kurang lebih 40-an KK di kampung ini bergotong royong mendandani kampungnya dengan tulisan-tulisan Aksara Jawa Kuno.
“Jadi mulai bikin tulisan Aksara Jawa Kuno di berbagai sudut kampung. Dan satu dua bulan sekali saya ajarkan warga kampung belajar membaca aksara Jawa Kuno ini,” ungkap pria yang juga Dosen Jurusan Departemen Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Internasional Pasuruan ini.
Tidak heran, karena eksistensi Kampung Aksara Gadang, Kelurahan Gadang belum lama ini mendapat predikat Kelurahan Terbaik peringkat II se Jawa Timur.
Tidak sampai di situ saja, Kampung Aksara Gadang ini kedepan juga sudah menyiapkan program lainnya untuk berkembang menjadi destinasi Kampung Wisata Tematik Kota Malang. Komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) dan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) sudah dibangun.
“Ada konsep kami di kampung memberikan pembelajaran bagi warga umum untuk belajar Aksara Jawa Kuno. Dan kami bisa dikembangkan menjadi kampung destinasi wisata kedepan. Dikbud dan Disporapar mendukung konsep ini,” pungkas pria kelahiran tahun 1990 ini. (sisca angelina/van)