Moh Angga Rifanto, Pemain Sepak Bola Amputasi asal Malang
Dulunya menjahit dan mengukir kayu, kini Moh Angga Rifanto pemain sepak bola amputasi asal Malang. Ia satu-satunya yang dipanggil masuk skuad Tim Nasional (Timnas) Indonesia untuk berlaga di Piala Asia di Bangladesh, tahun depan.
MALANG POSCO MEDIA – Disabilitas bukan penghalang untuk berprestasi. Sebaliknya, menjadi pelecut semangat. Seperti Moh Angga Rifanto. Pria asal Desa Glagahdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang ini mampu menembus skuad Timnas Indonesia sepak bola amputasi.
Kemarin, Angga sedang prepare menuju Jakarta untuk melakukan training camp (TC) persiapan Piala Asia di Bangladesh, Januari 2025. Pria yang sering bernomor punggung sembilan atau 10 tersebut tidak menyangka prestasinya masuk skuad Timnas Indonesia.
“Ini masih mau TC di Jakarta. Mau ke Bangladesh dalam Piala Asia. Dari Malang cuma satu orang. Cuma saya sendiri. Saya tidak menyangka masuk Timnas,” ujarnya kepada Malang Posco Media, Senin (16/12) kemarin.
Sebelum sebagai pemain bola amputasi, Angga kesehariannya sebagai penjahit dan mengukir kayu. Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang dialaminya pada tahun 2016 mengakibatkan kaki kanannya diamputasi. Namun Angga tidak menyerah untuk mencari dan mendapatkan peluang untuk berprestasi.
Ia merupakan angkatan pertama sejak dibentuknya Persatuan Sepak Bola Amputasi Malang (Persama) pada 2022. “Awal mula, dulu di Malang tidak ada sepak bola amputasi. Sama Pak Suep, Ketua Persama mengajak membuat club sepak bola,” kata Angga.
Ia awalnya kebingungan mendengar ajakan tersebut. Sebab kondisi kakinya cuma satu dan berjalan ditopang menggunakan tongkat. Ajakan itu pula membuatnya penasaran bagaimana caranya bermain bola dengan kondisi kaki diamputasi.
Karena tergerak dan terdorong oleh rasa kesukaannya pada olahraga, Angga mengajak rekan yang ia kenal mengalami amputasi kaki hal serupa dengan dirinya. Meskipun ada yang tidak percaya adanya sepak bola bola amputasi, namun beberapa ada yang mau bergabung dan dikumpulkan.
“Pertemuan kedua kemudian latihan tapi tidak membawa tongkat Hellbow, masih membawa tongkat biasa yang di ketiak,” urai pria berusia 26 tahun tersebut.
Setelah itu diberangkatkan ke Surabaya untuk bertemu dengan pemain sepak bola amputasi se-Jawa Timur. Waktu itu, kata Angga, dirinya belum bisa menendang dan tidak mengetahui caranya bermain sepak bola menggunakan tongkat.
Ia mengaku merasa kesulitan. Namun, singkat cerita, berbagai pertemuan dan latihan yang diikuti oleh Angga membuatnya secara perlahan bisa mulai menendang dan tata cara menggunakan tongkat saat bermain di lapangan hijau.
Alumnus SMP KHA Thohir Kecamatan Tumpang tersebut mengikuti turnamen perdanannya di Piala Menpora di Stadion Lebak Bulus, Jakarta pada 2022.
Lebih lanjut, Angga terinspirasi dari pemain sepak bola amputasi berasal dari Persaid Jember, bernama Bahir. Bahkan, kata Angga, dirinya juga pertama kali mengetahui adanya sepak bola amputasi dari melihat media sosialnya Bahir.
“Dulu terinspirasi dari situ. Soalnya melihat dari Instagram. Kok ada sepak bola amputasi. Ternyata sudah lama. Pertama kali saya melihat Mas Bahir, ” katanya.
Sejauh ini, Angga yang posisinya di lapangan sebagai striker telah bertanding dalam Piala Menpora satu, dua, dan tiga. Selain itu pada Piala Bupati Jember, serta Piala Polresta Malang Kota.
Sejauh ini hal yang paling berkesan saat Angga mencetak gol pada saat momen hari ulang tahunnya saat bertanding di Piala Menpora. Kedepannya, Angga ingin mengikuti Piala Dunia.
“Saya inginnya bertanding pada Piala Dunia. Sedangkan di Piala Asia ini maunya Indonesia menjadi juara,” pungkas Angga. (den/van)