.
Thursday, December 5, 2024

Sayang, Tak Miliki Bangunan Berkarakter

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Komisi C Usulkan Ada Perda

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Tumbuh pesat sebagai kota wisata ternya tidak membuat Kota Batu memiliki karakter yang kuat dalam sektor pembangunannya. Sehingga selama ini Kota Wisata Batu masih mengandalkan potensi yang ada. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi C DPRD Kota Batu, Sujono Djonet. 

“Kota Batu belum punya peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang ciri khas bangunan dengan mengedepankan kearifan lokal dan segala potensi lainnya. Ini membuat alur pembangunan di Kota Batu belum seragam atau tidak memiliki karakteristik,” ujar Djonet kepada Malang Posco Media, Sabtu (17/9) kemarin.

Dicontohkan, hingga saat ini bentuk bangunan di Kota Batu masih sesuai keinginan konsultan. Berbeda antara bangunan satu dengan lainnya atau tidak seragam.

“Seharusnya alur pembangunan di Kota Batu bisa seperti di Bali. Semua bentuk bangunannya seragam dengan potensi budayanya. Sesuai dengan ciri khas daerah. Contohnya lagi seperti di Mojokerto. Di daerah tersebut pola pembangunannya sudah seragam dengan mengandalkan ciri khas Mojopahitan,” bebernya.

Mengacu dengan karakteristik daerah,  lanjut Djonet, seharusnya Kota Batu sebagai kota wisata bisa mencontoh beberapa daerah itu. Yakni dengan membuat tata kota yang berkonsep sehingga akan semakin menarik wisatawan untuk berkunjung.

“Jika bangunannya sudah punya konsep, otomatis akan menarik wisatawan lebih banyak lagi. Bukan hanya wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara,” paparnya.

Dengan permasalahan tersebut, menurut Djonet Kota Batu butuh Perda tentang hal yang mengusung kearifan lokal. Sehingga ketika melakukan pembangunan bisa sesuai dengan karakteristik daerah. Bukan sesuai keinginan konsultan.

Djonet mencontohkan untuk Kota Batu memiliki karakteristik pariwisata dan pertanian. Sehingga dengan karakter tersebut pola pembangunan perlu dirancang sesuai dua karakter tersebut. Dengan begitu karakter pembangunannya akan berbeda dengan daerah lain.

“Dengan pembangunan berkarakter, ini mejadi nilai lebih bagi Kota Batu. Serta bagi wisatawan yang datang maka akan menemukan sesuatu yang baru di Kota Batu. Sesuatu yang tidak ada di daerahnya ataupun di daerah lain. Karena itu, pembangunan berkarakter di Kota Batu harus diperjuangkan,” tegasnya.

Lebih lanjut, pembangunan berkarakter menurutnya bisa dimulai dari pembangunan yang di lakukan dari anggaran APBD. Sehingga anggarannya bisa benar-benar bermanfaat. Apalagi menurutnya bangunan yang dibuat pemerintah saat ini, tidak dibangun untuk diwariskan.

Oleh karena itu pihaknya mengusulkan adanya Perda khusus terkait pembangunan yang berkarakter. Meskipun sebenarnya usulan untuk membuat Perda tentang hal tersebut sudah sering dibahas dengan OPD pengampu saat rapat dengar pendapat.

“Kami sudah sering bahas berkali-kali saat rapat dengar pendapat. Ketika kami sampaikan, eksekutif bilang siap-siap saja. Tapi sayangnya tidak ada eksekusinya. Lalu saat ditanya jawabannya memakai alasan macam-macam,” ungkapnya.

Sementara itu, Praktisi Pariwisata London, Wahyu Hansudi mengatakan selain kota wisata berkarakter, juga harus ada infrastruktur yang nyaman. Tapi sayangnya hal tersebut belum berlaku di Kota Batu. Padahal saat ini di Kota Batu mulai dari hunian, kendaraan dan orang-orangnya terus bertambah.

“Ini harus jadi perhatian tersendiri. Bisa dilihat saat akhir pekan kemacetan di Kota Batu ada dimana-mana. Karena itu, untuk menuju kota wisata berkelas, infrastruktur harus dipenuhi terlebih dahulu,” ungkapnya.

Tidak hanya itu untuk menjadikan Kota Batu makin berkelas, tentu harus ada market yang jelas. Mau dibawa kemana dan siapa marketnya, yang tentunya harus orang asing. Ketika orang asing didatangkan, Pemda harus dipikirkan juga kenyamanan seperti apa yang dibutuhkan.

“Membangun daerah jangan dari perspektif kita sendiri. Tapi membangun daerah dari perspektif konsumen. Kita harus mengetahui karakteristik orang asing. Sebab saat datang ke suatu tempat, mereka pasti mencari sesuatu yang berbeda yang tidak ada di negara mereka,” pungkasnya. (eri/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img