MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Juli ini, inflasi Kota Malang tercatat sebesar 0,12 persen. Ini didorong pada peningkatan harga kelompok pendidikan. Meski begitu lanju angka inflasi ini bisa tertahan tidak semakin tinggi dikarenakan kelompok komoditas sayur mayur.
Bank Indonesia (BI) Malang mencatat angka inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh beberapa komoditas yang mencatatkan penurunan harga. Seperti labu siam/jipang kacang panjang, selada/daun selada, dan buncis. Dan beberapa juga dari emas perhiasan.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Malang Febrina menyampaikan bahwa andil deflasi dari sebagian besar kelompok sayur mayur ini menahan angka inflasi Kota Malang di Bulan Juli tidak bertambah.
“Masing-masing untuk andil deflasi dari komoditas labu siam/jipang adalah 0,03% (mtm), sedangkan komoditas lainnya masing-masing mencatatkan deflasi 0,02% (mtm),” tegas Febrina.
Kemudian, dilanjutnya penurunan harga produk sayur-sayuran (labu siam/jipang, selada/daun selada, kacang panjang, buncis) terjadi seiring dengan pasokan yang melimpah.
Sedangkan di sisi lain, komoditas emas atau emas perhiasan mengalami penurunan harga seiring dengan normalisasi harga emas.
“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan),” tambah Febrina.
Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy). (ica/jon)