MALANG POSCO MEDIA – Sebagian besar masyarakat Kota Malang saat ini kurang familiar dengan Lapangan Skip. Daerah yang cukup bersejarah itu, berlokasi di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun Kota Malang.
Lapangan Skip terdapat di Gang 8 Bandulan. Namun dulunya Lapangan Skip juga meliputi sampai Perumahan Istana Dieng.
Nama Skip sendiri merupakan pelafalan tidak sempurna dari kata Bahasa Belanda Schietschijf (sasaran tembak) atau Schietstrin (latihan tembak).
Pelafalan orang Jawa saat itu, lebih mudah menyebutnya dengan ‘Skip’. Sehingga daerah itu, akhirnya disebut sebagai Lapangan Skip.
Pemerhati Sejarah Kota Malang Agung H. Buana menjelaskan, sejak tahun 1930-an Belanda menggunakan lahan itu sebagai latihan menembak serta olahraga pacuan kuda. Lokasi lapangan tembak ini merupakan perluasan dari komplek militer di Rampal serta beberapa wilayah di Singosari.
Pada tahun 1942 ketika Jepang melakukan invasi, lapangan tembak itu pun akhirnya tidak terpakai hingga tahun 1949. Baru terpakai lagi sekitar tahun 1950-an dan berada di bawah naungan Kodam V Brawijaya.
“Waktu itu digunakan latihan menembak olah satuan militer di situ yang mana mereka akan diberangkatkan operasi ke Papua (Pembebasan Irian Barat) dan operasi di Timor Timur. Tahun 1960p-an hingga tahun 1970-an karena banyak lihat tanah kosong, di sekitarnya juga dijadikan lahan untuk komplek perumahan militer,” terang Agung
Sekitar tahun 1980-an, tidak jauh dari Lapangan Skip, juga diketahui sebagai salah satu lokasi atau tempat buangan operasi ‘Petrus’. Tidak mengherankan, dulunya di sekitar Lapangan Skip, kondisinya memang masih sangat sepi. Jika naik sedikit ke Pandanlandung, sudah masuk hutan lebat.
“Sekarang Lapangan Skip sudah jadi perumahan Istana Dieng. Jadi di lapangan tembak itu dulunya untuk berlatih tentara Belanda, khususnya untuk keperluan berburu juga. Di sekitarnya itu dulu masih sepi dan bahkan sempat untuk buangan korban Petrus,” tambahnya.
Pada periode tahun itu juga, Lapangan Skip ditukar guling sebagian besar lahannya dengan lahan di Bedali Lawang dengan lokasi yang lebih bagus dan lebih aman. Sebab, di Lapangan Skip saat itu juga mulai bermunculan pemukiman. Lapangan Skip berada di bawah naungan Korem 083/Baladhika Jaya.
“Dulunya Lapangan Skip aman. Kalau latihan menembak itu ke arah barat dan tanahnya kosong. Posisi Lapangan Skip tanahnya lebih landai namun di ujung barat itu kecendrungan tanahnya meninggi. Sehingga kalau terjadi rekoset (pantulan peluru) tidak terbang ke mana mana, jadi aman,” jelas Agung.
Sejak dibangunnya perumahan Istana Dieng, perlahan banyak orang yang melupakan sebutan Lapangan Skip. Hanya orang orang setempat saja yang hingga sampai saat ini masih menggunakan sebutan itu.
Sebagian sisa lahan dari Lapangan Skip yang tidak menjadi perumahan Istana Dieng, kini masih kerap digunakan sebagai tempat untuk olahraga sepak bola. Baik oleh warga setempat maupun klub-klub sepak bola. “Sekarang ini dengar-dengar disewa oleh Arema mau buat stadion mini untuk latihan. Di sebelah barat juga ada sisa lahan kecil untuk anak-anak main bola. Sama di tepi ini ada pembangunan jogging track. Sejak dulu sampai sekarang tetap sebutannya Lapangan Skip,” ujar Heni Yulianti, salah satu warga di sekitar Lapangan Skip. (ian/van)