MALANG POSCO MEDIA, MALANG – SD Islam Sabilillah Malang sudah lama dikenal sebagai sekolah ramah anak. Sekolah anti kekerasan. Anti bullying. Beberapa waktu lalu, kampanye Anti Bullying kembali dideklarasikan sekolah ini. Seluruh siswa dan guru terlibat.
Komitmen itu disampaikan dalam sebuah kegiatan apel. Bahwa SD Islam Sabilillah Malang tetap menjadi sekolah ramah anak.
Kepala SD Islam Sabilillah Malang, Qoniah Agustina, S.Pd mengatakan dalam kampanye tersebut dijelaskan kepada siswa bahwa jenis bullying ada verbal dan non verbal. Bullying tidak hanya berupa tindakan. Tetapi juga ucapan. Dari ucapan itu akan mendorong sebuah tindakan yang tidak diinginkan.
Kampanye Anti Bullying juga dikemas dengan cara menarik. Sesuai dengan versi anak-anak. Izathy khoirina R. S.Pd sebagai pembina apel mengibaratkan perasaan hati atau jiwa seseorang seperti kertas putih. Apabila diremas atau terkena noda maka akan rusak atau kusut. Dan itu akan sulit dibersihkan atau diperbaiki.
“Demikian juga dengan perasaan dan mental seseorang, akan menjadi kerdil dan minder jika terus dibully dan disudutkan. Walaupun yang bersalah minta maaf tidak akan mudah pulih seperti sedia kala,” terangnya.
Dalam kampanye itu siswa juga bernyanyi dan bertepuk tangan Anti Bullying. Semua tampak antusias dan semangat. Tidak sedikit yang juga membawa poster bertuliskan pesan dan imbauan agar tidak membuli.
Qoniah menambahkan, sekolah juga menerapkan adanya program founding time. Tujuannya membuat kedekatan antara wali kelas dengan siswa. Sehingga siswa tidak merasa berjarak dengan guru. Keluhan maupun kejadian yang menimpa pada diri mereka dapat segara tersampaikan pada guru.
Tidak hanya itu, SD Islam Sabilillah Malang juga menerapkan piket pengawasan oleh guru. Pada jam istirahat ada guru yang mengawasi di setiap hall. Tidak lain untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Dan yang menarik, di setiap ruang kelas ada permainan tradisionalnya. Seperti bekel, dakon, ular tangga dan lain sebagainya. Permainan tradisional ini cukup efektif untuk mengendalikan aktivitas fisik siswa saat jam istirahat.
Kejadian bullying atau perundungan pun dapat ditekan. Karena perhatian dan energi siswa tersalurkan ke sarana permainan ini.
Dan SD Islam Sabililah Malang selama ini telah memiliki program Building Karakter. Salah satu fungsinya ikut memantau dan memberikan solusi terhadap permasalahan di setiap level kelas. “Banyak upaya dan strategi yang kami lakukan untuk terwujudnya sekolah anti bullying. Supaya orang tua tahu bahwa upaya kita sudah sejauh ini. Sehingga hati mereka (orang tua) lebih tenang melepas anak-anaknya ke sekolah,” tandasnya. (imm)