MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Kepala SD Muhammadiyah 3 Assalaam Kota Malang, Syai’in Kodir, S.Pd memberikan lampu lentera kepada guru. Masing-masing guru mendapatkan satu. Lampu itu sebagai simbolis yang penuh makna. Bahwa keberadaan guru di tengah kehidupan menjadi pelita yang menjadi penerang dengan ilmu pengetahuan.
Hal itu disampaikan Syai’in Kodir dalam peringatan Hari Guru, Senin (25/11) kemrin. Dia ingin mengingatkan kembali kepada guru-guru SD Muhammadiyah 3 Assalaam tentang kiprah mereka, tentang tugas dan fungsinya sebagai guru atau pendidik. “Lampu ini akan kembali menyadarkan kita kembali peran sentral seorang guru dalam mencerdaskan generasi bangsa. Mereka adalah lentera, pelita dalam kehidupan,” ucapnya kepada Malang Posco Media.
Syai’in menjelaskan, lampu sebagai penerang menggambarkan ilmu pengetahuan yang menerangi kegelapan atau kebodohan. Maka fungsi dan peran guru begitu jelas. Mencerdaskan bangsa ini dan memberantas kebodohan. “Semoga momentum hari guru ini dapat menyadarkan kita semua akan peran dan tugas guru yang begitu mulia. Maka pada hari ini (kemarin) kami memberikan apresiasi kepada guru-guru kami yang hebat,” terangnya.
Lampu pelita yang diberikan kepada guru SD Muhammadiyah 3 Assalaam merupakan simbol apresiasi. Sebuah penghargaan atas perjuangan mereka yang tidak mudah. Penghargaan itu diberikan kepada masing-masing guru dengan kriteria dan karakter masing-masing. Diantaranya, sebagai Guru Terbijaksana, Guru Terdisiplin, Guru Teramah, Guru Tertegas, Guru Terpeduli, Guru Terkreatif, Guru Tersabar dan sebagainya. Lampu lentera diberikan langsung oleh Kepala Sekolah didampingi orang tua siswa, Pengurus Ikatan Wali Murid (Ikwam).
Tidak hanya itu, di momentum Hari Guru Nasional 2024 ini, SD Muhammadiyah 3 Assalaam juga mempersembahkan sebuah drama teatrikal. Guru dan siswa berkolaborasi menampilkan karya terbaik mereka di pertunjukan ini. Sebuah drama yang mengandung pesan penuh makna. Judulnya: Guru, Riwayatmu Kini.
Drama yang menceritakan jerih payah guru dalam mendidik siswa-siswinya. Perjuangan yang berat dan tidak mudah. Namun selalu saja ada yang merendahkan dan menyalahkan. “Drama ini menceritakan tentang nasib guru yang masih dijajah, dipandang tidak terhormat, sering disalahkan orangtua,” ucap Nadia Fatchu Ilmi, S.Pd, salah satu guru SD Muhammadiyah 3 Assalaam.
Hari Guru 2024 diawali dengan upacara peringatan Hari Guru Nasional. Semua petugasnya dari guru. Setelah itu ada pemberian nasi tumpeng dari Pengurus Ikwam. Nasi tumpeng ini sebagai bentuk ungkapan terimakasih dan apresiasi dari orangtua kepada guru. Di akhir acara, ada penyerahan buket dan surat dari siswa kepada guru-guru mereka. “Kepada orang tua kami pun menyampaikan terimakasih atas sinergi dan kerjasamanya selama ini dalam mendidik anak-anak. Guru hebat karena juga didukung oleh orang tua yang hebat,” tuturnya. (imm/sir/udi)
-Advertisement-.