MALANG POSCO MEDIA, MALANG- SDIT Ahmad Yani Kota Malang membuktikan diri sebagai sekolah dasar yang berbudaya Islami. Nilai-nilai keislaman telah menjadi warna dalam kehidupan sehari-hari di sekolah ini. Dan itu diakui oleh pihak luar.
Dibuktikan dengan satu prestasi luar biasa yakni predikat School Religius Culture (SRC) yang disematkan oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur untuk SDIT Ahmad Yani. Anugerah tersebut diperoleh beberapa waktu lalu. Dalam ajang ini SDIT Ahamad Yani Kota Malang menjadi Juara Favorit. “Alhamdulillah. Ini anugerah luar biasa bagi kami. SDIT Ahmad Yani menjadi Juara Favorit SRC Kemenag Jatim. Semoga menjadi motivasi bagi kami untuk menjadi lebih baik,” ucap Kepala SDIT Ahmad Yani, Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd.
School Religius Culture (SRC) merupakan program Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur. Tujuannya untuk memotivasi SD, SMP dan SMA Negeri dan Swasta supaya berbudaya Islami. Atau membiasakan kepada guru dan siswa nilai-nilai keislaman.
Seleksi anugerah bergengsi ini dimulai dari tingkat kota. Di tingkat Kota Malang, khususnya level SD, hanya ada tiga sekolah yang lolos ke provinsi. Salah satunya SDIT Ahmad Yani. Lalu di tingkat provinsi kembali diseleksi untuk mendapat enam yang terbaik di tiap jenjang.
Untuk kategori Sekolah Dasar, SDIT Ahmad Yani berada di peringkat keempat. Tentu ini menjadi pencapaian luar biasa bagi sekolah di Jalan Kahuripan Kota Malang ini. “Kami sangat bersyukur, telah melalui berbagai tahapan. Dan mampu bersaing dengan 256 sekolah lainnya,” ujar Rachmah, sapaan akrabnya.
Dia mengaku, awalnya masih ragu untuk mengikuti seleksi ini. Mengingat SDIT Ahmad Yani belum lama berbenah. Apalagi saingannya bukan sekolah receh-receh, termasuk di tingkat Kota Malang. Tidak sedikit SD Negeri dan Swasta yang sebenarnya lebih diunggulkan.
“Tapi kami optimis untuk ikut SRC. Karena instrumen penilaiannya bukan sesuatu yang baru bagi kami. SDIT Ahmad Yani sudah terbiasa dengan nilai-nilai keislaman. Dan Alhamdulillah, kami menjadi salah satu perwakilan Kota Malang,” tuturnya.
Rachma menjelaskan pembiasaan nilai-nilai keislaman di sekolah tidak lepas dari ajaran Alquran dan Sunnah. Dengan dua pedoman tersebut guru membimbing siswa menjadi pribadi yang berakhlakul karimah. Sesuai dengan visi sekolah ini : luhur dalam budi pekerti, unggul dalam prestasi.
Di SRC sendiri cukup banyak instrumen penilaiannya. Mulai dari program, lingkungan, laboratorium, masjid dan sebagainya. “Dengan adanya SRC ini menambah semangat kami. Sekaligus membuktikan pada publik bahwa kami sudah melakukan itu semua. Nilai-nilai keislaman sudah menjadi ruh kami dalam menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran,” pungkasnya. (imm/udi)