MALANG POSCO MEDIA, MALANG – SDK Kolese Santo Yusup (Kosayu) 3 terus melakukan penguatan terhadap kompetensi dan keterampilan guru. Salah satunya dalam membuat soal-soal berbasis meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Biasa disebut Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Kepala SDK Kosayu 3, Yoseph Teguh Suharto, S.Pd mengatakan memasuki semester genap penguatan itu kembali dilakukan. Supaya guru terbiasa memberikan soal-soal yang memiliki karakter berpikir tingkat tinggi. Baik di ulangan harian maupun ujian semester. “Soal-soal HOTS itu mengajak siswa berpikir tinggi. Sehingga anak-anak kami berkembang dari sisi kognitif,” katanya.
HOTS merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi. Yaitu kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.
Teguh menjelaskan, soal-soal HOTS berbeda dari jenis soal biasa. Ada nilai literasi yang lebih tinggi. Karena itu, untuk dapat menjawab dan memecahkan soal HOTS membutuhkan pemahaman literasi tinggi. Dan terkait budaya literasi sudah terprogram sangat baik di SDK Kosayu 3.
Setiap hari ada waktu 30 menit untuk berliterasi. Yaitu pukul 07.00 WIB, sebelum pembelajaran. Ditambah ada waktu juga selama 60 menit untuk siswa membaca buku di perpustakaan.
“Selama 30 menit setiap pagi kami melakukan penguatan literasi anak-anak. Di sela waktu itu kami juga melakukan penanaman karakter,” jelas Teguh.
Sementara untuk membuat soal berbasis HOTS tidaklah mudah. Guru harus banyak latihan. Soal lebih pada pemahaman kalimat. “Nah untuk memahami kalimat yang panjang butuh pemahaman literasi yang bagus. Literasi menjadi dasar siswa bisa berpikir tingkat tinggi,” tambahnya.
Dia melanjutkan, kadangkala dalam sebuah soal pilihan ganda tercantum beberapa pilihan jawaban yang seakan benar semua. Disitulah siswa dituntut untuk jeli, kritis dan memahami betul soal yang dimaksud.
Ada lagi soal berjenis pilihan ganda komplek. Dalam satu soal terdapat lebih dari satu jawaban. Soal ini pun membutuhkan ketelitian. “Yang ini sudah kami terapkan di tes soal-soal sumatif semester. Setidaknya ada lima soal. Kalau di ulangan harian cukup satu soal bernalar tinggi diantara soal-soal yang biasa,” paparnya.
Konsep penguatan literasi serta penerapan soal berbasis HOTS SD Kosayu 3 sudah berjalan tiga tahun terakhir. Namun kata Teguh, tetap perlu adanya evaluasi dan bimbingan secara berkala supaya kualitas soal yang dibuat guru semakin meningkat.
Demikian juga budaya literasi, akan terus ditingkatkan. Apalagi saat ini minat membaca generasi muda semakin menurun akibat perkembangan teknologi. Karena itu, inovasi SDK Kosayu 3 tidak akan kendor dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Terlebih tahun ini, Dinas Pendidikan Kota Malang akan melaksanakan ujian berbasis literasi numerasi. Bukan lagi murni materi pelajaran. Seperti Uji Kompeten Daerah tahun lalu. Ujian literasi numerasi ini akan dijadikan standar penilaian untuk siswa masuk SMP Negeri jalur prestasi. (imm)