MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kisah duka tragedi Kanjuruhan masih terasa memilukan. Perasaan kehilangan sosok tercinta juga dirasakan oleh keluarga Najwa Zalfa Abdilah, 16, hingga Kamis (6/10) pagi. Tampak kesedihan masih berbekas di balik senyuman kedua orangtuanya. Ibu korban, Bilqis, 35, mengaku masih sedih atas kepergian putrinya itu.
Dirinya mengaku hatinya masih belum tegar menerima kenyataan. Pasalnya, sebelum berangkat itu sang anak sempat menanyakan apakah ada yang dinamakan sakaratul maut (kejadian sekarat sebelum meninggal).
“Itu perbincangan terakhir kami. Sebelumnya ananda sempat bilang, tetapi tidak saya beri izin. Tepat di hari Sabtu (1/10) itu, ananda diajak temannya, sempat saya larang. Tapi karena saya takut ia pergi tanpa ridho dari saya, akhirnya saya izinkan,” jelasnya.
Setelah itu, entah kenapa dirinya merasa lelah. Padahal apabila sang anak ini belum pulang, pasti dirinya akan menelepon. Bahkan memarahi teman sang anak.
“Saya itu rasanya lelah sekali. Kemudian saya tertidur, dan bangun sekitar jam 02.00. Saya terbangun saat dapat telepon dari nomor anak saya. Ternyata saat diangkat, saya dapat kabar ananda jadi korban tragedi di Stadion Kanjuruhan itu,” ceritanya.
Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, gadis yang akrab disapa Najwa itu menyisakan duka yang sangat mendalam. Apalagi sang anak ini di akhir masa hidupnya, memberikan kesan terbaik bagi kedua orangtuanya.
“Saat dibilangi itu lebih nurut, kan biasanya ada ngeyelnya. Kemudian dari wajahnya itu kelihatan berseri-seri. Sampe hari Sabtu waktu kejadian itu,” lanjut Bilqis.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih usai mendapatkan kunjungan dari KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Jenderal Dudung datang untuk memberiksan dukungan moral kepada keluarga korban. Dalam rombongan tersebut juga diikuti oleh Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana, Pemain Arema FC Dendi Santoso dan perwakilan dari manajemen Arema FC. (rex/bua)