.
Wednesday, November 13, 2024

Seeding Run 76 Indonesian Downhill 2024 Klemuk; Diguyur Hujan, Tak Halangi Ratusan Riders Pacu Waktu Terbaik

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Seeding Run 76 Indonesian Downhill 2024 di Klemuk Bike Park, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu selesai dilaksanakan Sabtu (9/11) sore. Meski diguyur hujan di tengah-tengah pelaksanaannya, tak menghalangi 138 pembalap dari 10 kategori kelas memacu adrenalin untuk mencari waktu tercepat.

Dengan cuaca hujan membuat lintasan menjadi licin, para rider dari dalam dan luar negeri tetap semangat menunjukkan teknik serta kemampuan terbaik mereka demi mencatatkan waktu tercepat dalam sedding run. Terlebih para riders harus bersaing di lintasan sepanjang 1,1 kilometer dengan elevasi cukup curam, hingga berbagai tantangan seperti turunan tajam dan obstacle bervariasi.

Hasilnya dalam seeding run yang dimulai sejak pagi hingga sore, khususnya di kelas Men Elite Andy Yoga tim SART mencatatkan waktu terbaik 2.10.292 menit. Lalu ke dua pembalap asal Benny De Vall tim Outlaw United 2.12.149 menit dan peringat tiga Hildan Afosma Katana tim Spartan Racing Team 2.14.737 menit.

Sedangkan untuk kelas Women Elite, catatan waktu terbaik diraih oleh Jenna Hastings tim Pivot Factory Racing dengan catatan waktu 2.03.707, kedua Ayu Triya Andriana tim Polair DH Team Wiucyling waktu 2.05.392 detik dan Riska Amelia Agustina tim CSK Factory Team waktu 2.05.902 menit.

Usai pertandingan disampaikan Race Director 76 Indonesian Downhill 2024, Putra Pradana Kusuma bahwa karakter trek di Klemuk Bike Park memiliki tantangan memacu adrenalin. Meski trek pendek, namun cukup menantang karena memiliki beragam obstacle dan kemiringan yang curam.

“Seperti kita saksikan, cuaca hujan menambah sengit persaingan yang terjadi di antara para rider. Karakter lintasan Bukit Klemuk yang pendek namun dipenuhi dengan obstacle yang menantang, menuntut para rider untuk ekstra fokus agar mampu meminimalisir kesalahan,” ujar Putra kepada Malang Posco Media.

Ia menerangkan dari hasil catatan waktu yang ditorehkan para rider saat babak seeding run cukup memuaskan. Meskipun lintasan yang dilalui licin akibat guyuran air hujan, para rider mampu menyelesaikan race dengan baik.

“Di kategori Men Elite, rider nasional kita tidak kalah dengan rider mancanegara. Terbukti dengan catatan waktu yang berhasil ditorehkan oleh mereka, sehingga dapat menduduki posisi 5 teratas. Apalagi dalam final run yang berlangsung Minggu (10/11) besok seluruh downhiller akan berjuang habis-habisan guna mencatatkan waktu tercepat dan merebut gelar juara,” imbuh Putra.

Untuk itu pihaknya berharap dalam final run besok kondisi cuaca esok lebih cerah agar kondisi trek lebih padat dan kering. Dengan begitu para riders memiliki peluang besar untuk mencatatkan waktu lebih baik dari Seeding run hari ini.

Sementara itu, Andi ‘Jhon’ Prayoga dari Sego Anget Racing Team (SART) Banyuwangi mampu mencatatkan waktu terbaik 2,10 menit. Menghadapi kondisi cuaca yang sulit diprediksi, Andi menjelaskan bahwa dirinya sudah mempersiapkan teknik adaptasi untuk balapan dalam kondisi hujan maupun kering.

“Kami harus siap dengan ban kering dan basah. Saat latihan tadi siang, cuaca cerah, tapi ketika start tiba-tiba hujan. Saya sudah mempersiapkan segala kebutuhan teknik, termasuk pelek dan ban yang sesuai kondisi lintasan,” ungkap pria asli Jepara ini.

Andi juga menceritakan bahwa dirinya saat ini tidak dalam kondisi fit. Pasalnya tiga minggu sebelum balapan, ia mengalami cedera patah tulang pada bagian tangan. Namun hal itu mampu ia lewati dengan tekad kuat untuk menyelesaikan seri terakhir demi mengejar poin klasemen.

“Poin ini penting untuk persiapan seleksi atlet nasional di SEA Games tahun depan di Thailand. Saya ingin konsisten di podium meski seharusnya saya masih dalam pemulihan,” terangnya.

Jhon juga membagikan teknik yang ia terapkan saat trek licin karena hujan. Di mana seorang pembalap harus mampu memegang kendali penuh atas emosi dan teknik, mengingat lintasan licin dapat menyebabkan sepeda tergelincir bila tak mampu dikontrol dengan baik.

“Memang, kondisi cuaca yang tak menentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pembalap. Apalagi Klemuk memiliki kecuraman yang lumayan. Jadi kita harus bisa mengatur diri, jangan sampai terpancing emosi, karena itu bisa memengaruhi kecepatan dan kontrol atas sepeda. Saat lintasan basah, suspensi juga harus diatur lebih presisi supaya bisa mengendalikan laju dan mencegah tergelincir,” pungkasnya. (adv/eri)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img