MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Protes terkait ekploitasi air Sumberpitu, Kecamatan Tumpang kembali ramai. Kemarin, mengatasnamakan sebagai Forum Penyelamat Sumberpitu, puluhan warga dan petani berdemo di depan tandon Simpar, Desa Wiringinanom, Kecamatan Poncokusumo. Mereka juga menyegel gerbang masuk tandon.
Dalam aksinya, warga ini memasang banner bertuliskan ‘Kembalikan Sumberpitu, Petani Juga Butuh Air’. Yatmo, salah satu warga mengatakan tandon Simpar adalah tempat penampungan air yang diambil oleh Perumda Tugu Tirta Kota Malang. “Penyegelan ini merupakan bentuk protes para petani dan warga,” katanya.
Mereka mengaku merasakan dampak negatif setelah air dari Sumberpitu diambil Perumda Tugu Tirta. “Kami kerap kekurangan air. Bahkan, saat musim penghujan, tidak bisa menanam padi karena air yang mengaliri sawah sangat sedikit. “Dulu sebelum tahun 2015, kami tidak pernah kekurangan air,” terang dia.
“Yang mengeksploitasi itu adalah Perumda Tugu Tirta. Mereka tamak karena mengambil jauh dari kapasitas yang dibutuhkan,” serunya. Dia mengatakan jika Perumda Tirta Kanjuruhan selalu menambah debit air. Konflik warga sering terjadi karena kecilnya aliran air. Perumda Tugu Tirta tidak pernah peduli dengan sekitarnya,” ungkapnya.
Koordinator Tim Advokasi Forum Penyelamat Sumberpitu, Zulham Akhmad Mubarrok menambahkan, aksi yang dilakukan petani dan warga ini merupakan bentuk perjuangan untuk menyelamatkan Sumberpitu. “Selama ini Sumberpitu telah dieksploitasi. Seluruh airnya diambil oleh Perumda Tugu Tirta,” papar dia.
“Perumda Tugu Tirta tidak melakukan kewajibannya, yaitu membayar retribusi dan tidak memberikan konpensasi kepada warga maupun petani. Ini kami baru mengetahui juga. Satu tahun Perumda Tugu Tirta mengambil air dari Sumberpitu, namun mereka tidak membayar uang retribusi. Mereka juga tidak memberikan uang kompensasi untuk petani dan warga,” katanya.
Sejatinya, lanjut dia, warga menolak pembangunan pipa. Namun ketidaksetujuan ini tak digubris. Terbukti pipa tetap ditanam dan mengalirkan air dari Sumberpitu ke Kota Malang. “Kami sudah janji melakukan audiensi dengan Gubernur Jatim. Kami berharap ada solusi. Yakni warga mendapatkan kembali air Sumberpitu,” urainya.
Warga yang berkumpul adalah petani dan warga yang betul – betul terdampak. “Penyegelan ini tidak hanya pintu gerbang. Tapi kami juga sudah menutup kran air di dalam tandon yang mengalir ke Kota Malang,” ungkapnya. Dia mengaku, mematikan kran pipa, akan berdampak pada pelanggan air di Kota Malang. (ira/mar)