Serma Devy Discha Christyandani memiliki segudang prestasi. Melalui cabang olahraga terbang layang, dia mampu mengharumkan nama Lanud Abdulrachman Saleh di kancah nasional. Puluhan medali, telah dikoleksinya.
“Terakhir mendapatkan dua emas saat PON XXI Aceh-Sumut tahun 2024 lalu. Satu emas untuk juara I Precision Landing Single Seat Putri dan satu emas untuk kategori Precision Landing Dual Seat Putri. Di PON Aceh Sumut kami mewakili Jawa Timur,’’ kata wanita yang menjabat sebagai BA Sie Kaporbama Yanpers Dispers Lanud Abdulrachman Saleh ini.
Devy menekuni olahraga terbang layang sejak tahun 2009 lalu saat baru satu tahun menjadi anggota TNI AU.
“Saat itu ada Wara senior yang menawari untuk masuk cabor terbang layang untuk Jawa Timur. Saya menerima tawaran itu,’’ kawa wanita kelahiran Ponorogo 1 Desember 1986 ini.
Singkat cerita, Devy yang menerima tawaran itu langsung mengikuti sekolah singkat yang digelar di Pusdiklat Terla Lanud Surya Darma Kalijati. Dia mengikuti diklat selama tiga minggu.
“Di sekolah singkat itu, kami tidak hanya mendapatkan teori, tapi juga praktik. Kebetulan, tiga minggu kami sekolah, mendapatkan jatah 30 sorti penerbangan sebagai pilot glider (pesawat tanpa mesin),’’ tambahnya.
Devy begitu gigih. Ilmu terbang layang diserapnya dengan penuh kesungguhan. Terbukti, di sorti ke 28 dari 30 jatah yang diambil, dia sudah mampu mengendalikan pesawat tanpa mesin dengan sangat cekatan. Dia telah mampu terbang solo dan mendarat dengan tepat di beragam uji coba yang dilakukan.
“Setelah diklat selesai, kami pun masuk cabor terbang layang Jawa Timur. Tahun 2010, kami langsung mengikuti kejurnas terbang layang. Untuk pertama kalinya kami mendapatkan medali perak saat itu,’’ tambahnya.
“Kejurnas 2011 kami mendapat dua medali. Satu emas dan satu perunggu. Kemudian 2016 kami mendapat dua medali untuk ajang KASAU Cup. Yakni perak dan perunggu,’’ katanya.
Sementara di tahun yang sama, Devy mendapatkan medali perak untuk kategori Precision Landing Single Seat Putri di ajang PON XIX Jabar. “Itu PON pertama yang kami ikuti. Alhamdulillah, dapat perak,’’ tambah wanita berjilbab ini.
Seiring dengan prestasi yang semakin moncer, Devy pun semakin bersemangat. “Pecah ya PON Aceh Sumut 2024 kemarin. Langsung dapat dua emas. Kalau sebelum-sebelumnya, dapat emas dan perak, atau emas dengan perunggu,’’ tambahnya bangga.
Devy pun mengakui jika saat ini usianya tidak lagi muda. Namun demikian, baginya usia tidak menghalangi untuk tetap menjadi atlet. Terlebih suami Letda Pom Dela Fuad Fauzi dan dua anaknya Alifia Azzahra Fauziah, Gibran Athafariz Fauzi sangat mendukung.
“Suami dulu juga mantan atlet terbang layang. Beliau sangat mendukung saya menjadi atlet. Sehingga kalau ditanya kapan berhenti jadi atlet, saya tidak bisa menjawab. Atau sampai saya tidak bisa lagi terbang mungkin ya,’’ katanya sembari tertawa.
Meskipun sebagai atlet, Devy mengatakan tetap fokus mengutamakan pekerjaannya sebagai anggota TNI AU. Dia memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya masuk TNI AU tahun 2008 lalu. Setelah SMA saya mendaftarkan diri, Alhamdulillah langsung masuk,’’ katanya.
Devy mengatakan masuk TNI AU karena menjadi cita-citanya sejak dia kecil. Menurutnya saat menjadi anggota TNI AU, dia tidak hanya berada di darat, tapi juga di udara. “Yaitu, begitu ada rekrutmen, saya mendaftar langsung keterima. Alhamdulillah, juga dengan menjadi atlet terbang layang, kami pun kerap di berada di udara. Sekarang ini latihan kami dua kali seminggu. Yaitu hari Sabtu dan Minggu. Kami sudah dengan olahraga ini dan tetap berkarir disini,’’ pungkasnya.(ira/jon)
Segudang Prestasi, Harumkan Lanud Abdulrachman Saleh
IST
PRESTASI: Serma Devy Discha Christyandani anggota Lanud Abdulrachman Saleh yang berprestasi.
Serma Devy Discha Christyandani memiliki segudang prestasi. Melalui cabang olahraga terbang layang, dia mampu mengharumkan nama Lanud Abdulrachman Saleh di kancah nasional. Puluhan medali, telah dikoleksinya.
“Terakhir mendapatkan dua emas saat PON XXI Aceh-Sumut tahun 2024 lalu. Satu emas untuk juara I Precision Landing Single Seat Putri dan satu emas untuk kategori Precision Landing Dual Seat Putri. Di PON Aceh Sumut kami mewakili Jawa Timur,’’ kata wanita yang menjabat sebagai BA Sie Kaporbama Yanpers Dispers Lanud Abdulrachman Saleh ini.
Devy menekuni olahraga terbang layang sejak tahun 2009 lalu saat baru satu tahun menjadi anggota TNI AU.
“Saat itu ada Wara senior yang menawari untuk masuk cabor terbang layang untuk Jawa Timur. Saya menerima tawaran itu,’’ kawa wanita kelahiran Ponorogo 1 Desember 1986 ini.
Singkat cerita, Devy yang menerima tawaran itu langsung mengikuti sekolah singkat yang digelar di Pusdiklat Terla Lanud Surya Darma Kalijati. Dia mengikuti diklat selama tiga minggu.
“Di sekolah singkat itu, kami tidak hanya mendapatkan teori, tapi juga praktik. Kebetulan, tiga minggu kami sekolah, mendapatkan jatah 30 sorti penerbangan sebagai pilot glider (pesawat tanpa mesin),’’ tambahnya.
Devy begitu gigih. Ilmu terbang layang diserapnya dengan penuh kesungguhan. Terbukti, di sorti ke 28 dari 30 jatah yang diambil, dia sudah mampu mengendalikan pesawat tanpa mesin dengan sangat cekatan. Dia telah mampu terbang solo dan mendarat dengan tepat di beragam uji coba yang dilakukan.
“Setelah diklat selesai, kami pun masuk cabor terbang layang Jawa Timur. Tahun 2010, kami langsung mengikuti kejurnas terbang layang. Untuk pertama kalinya kami mendapatkan medali perak saat itu,’’ tambahnya.
“Kejurnas 2011 kami mendapat dua medali. Satu emas dan satu perunggu. Kemudian 2016 kami mendapat dua medali untuk ajang KASAU Cup. Yakni perak dan perunggu,’’ katanya.
Sementara di tahun yang sama, Devy mendapatkan medali perak untuk kategori Precision Landing Single Seat Putri di ajang PON XIX Jabar. “Itu PON pertama yang kami ikuti. Alhamdulillah, dapat perak,’’ tambah wanita berjilbab ini.
Seiring dengan prestasi yang semakin moncer, Devy pun semakin bersemangat. “Pecah ya PON Aceh Sumut 2024 kemarin. Langsung dapat dua emas. Kalau sebelum-sebelumnya, dapat emas dan perak, atau emas dengan perunggu,’’ tambahnya bangga.
Devy pun mengakui jika saat ini usianya tidak lagi muda. Namun demikian, baginya usia tidak menghalangi untuk tetap menjadi atlet. Terlebih suami Letda Pom Dela Fuad Fauzi dan dua anaknya Alifia Azzahra Fauziah, Gibran Athafariz Fauzi sangat mendukung.
“Suami dulu juga mantan atlet terbang layang. Beliau sangat mendukung saya menjadi atlet. Sehingga kalau ditanya kapan berhenti jadi atlet, saya tidak bisa menjawab. Atau sampai saya tidak bisa lagi terbang mungkin ya,’’ katanya sembari tertawa.
Meskipun sebagai atlet, Devy mengatakan tetap fokus mengutamakan pekerjaannya sebagai anggota TNI AU. Dia memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya masuk TNI AU tahun 2008 lalu. Setelah SMA saya mendaftarkan diri, Alhamdulillah langsung masuk,’’ katanya.
Devy mengatakan masuk TNI AU karena menjadi cita-citanya sejak dia kecil. Menurutnya saat menjadi anggota TNI AU, dia tidak hanya berada di darat, tapi juga di udara. “Yaitu, begitu ada rekrutmen, saya mendaftar langsung keterima. Alhamdulillah, juga dengan menjadi atlet terbang layang, kami pun kerap di berada di udara. Sekarang ini latihan kami dua kali seminggu. Yaitu hari Sabtu dan Minggu. Kami sudah dengan olahraga ini dan tetap berkarir disini,’’ pungkasnya.(ira/jon)