MALANG POSCO MEDIA – Setelah lebih dari 20 tahun vakum, tradisi Selamatan Desa Bandulan kembali digelar dengan semarak kirab budaya, Minggu (16/2) kemarin. Acara ini diinisiasi oleh Komunitas Bandulan Bersatu (Kober) sebagai upaya melestarikan seni dan budaya lokal yang lama tidak dilaksanakan.
Ketua Kober Choeroel Anwar, SP, menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi budaya yang hampir hilang.
“Kami ingin masyarakat Bandulan kembali merasakan kebersamaan dalam tradisi di tengah gempuran globalisasi. Selamatan Desa bukan sekadar ritual, tetapi juga bentuk rasa syukur atas kehidupan di Bandulan,” ujarnya.
Rangkaian acara Selamatan Desa berlangsung selama beberapa hari. Sudah disiapkan sejak tiga bulan lalu. Kemudian, puncaknya adalah kirab budaya yang disiapkan sejak sehari sebelumnya dimulai dengan khataman Al-Qur’an, dilanjutkan dengan istighosah pada malam harinya.
“Persiapan dilakukan oleh seluruh warga dengan antusiasme tinggi. Kami juga mendapat dukungan dari para budayawan, termasuk dari keraton Yogyakarta, budayawan Diponegoro dan banyak lainnya, yang turut bergabung dalam acara ini,” tambah Choeroel.
Kirab dimulai pukul 12.30 WIB dengan mengambil rute dari pertigaan Bandulan Barat, melewati Pabrik Rokok, dan menuju Makam Punden melalui Bandulan Gang VI. Sekitar 2.000 peserta terlibat dalam kirab ini, membawa simbol-simbol budaya seperti tumpeng dan penampilan lainnya.
“Sebelumnya kami juga ada gelaran wayang kecil, dan hari ini (kemarin) acara puncak akan ditutup dengan penampilan wayang kulit yang dimulai pukul 19.30 sampai dengan selesai,” tandasnya.
Sementara itu, Camat Sukun I. K. Widi E. Wirawan menekankan bahwa kegiatan ini adalah simbol kebangkitan budaya di Bandulan.
“Kirab ini membuktikan bahwa masyarakat masih memiliki semangat untuk melestarikan budaya. Budaya yang positif harus terus dijaga sebagai wujud kebersamaan dan persatuan, terutama di tengah persaingan budaya global,” katanya.
Menurutnya, Bandulan memiliki potensi besar untuk menjadi contoh dalam pelestarian budaya lokal. “Sukun Rukun sudah menjadi pionir dalam membuka jalan bagi persatuan masyarakat. Semoga acara ini bisa menjadi awal yang baik untuk menjadikan masyarakat lebih sejahtera,” harapnya. (rex/van)