spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

Sekolah Penggerak SMA Negeri 4 Malang; Inovasi Kelas Profesi Karir Impian

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSO MEDIA, MALANG- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan regulasi baru : menghapus jurusan di SMA. Aturan tersebut telah diberlakukan mulai Tahun Ajaran 2024-2025. Mulai kelas 11 sudah tidak ada lagi Jurusan IPA, IPS dan Bahasa.

MENARIK:Para siswa SMAN 4 Malang sedang menyimak materi kesehatan dari seorang dokter profesional

Gantinya, siswa bebas memilih Mata Pelajaran yang diminati. Bisa dalam rumpun MIPA, IPS atau campuran. Sesuai dengan minat mereka. Dan tentunya sesuai kemampuan masing-masing. Program ini sebagai implementasi dari konsep Kurikulum Merdeka.

- Advertisement -

SMA Negeri 4 Malang sebagai Sekolah Penggerak memulai lebih dulu. Sebelum adanya regulasi ini, siswa SMAN 4 Malang telah ‘merdeka’ lebih dulu. Siswa kelas 11 tahun ini sudah berada di track kelas yang mereka inginkan. Pasalnya, saat masih kelas 10 tahun ajaran lalu, mereka telah melalui beberapa tahap asesmen. Dan menjelang naik kelas, sudah dilakukan pemetaan. “Inovasi dan akselerasi yang kita lakukan sejak tahun lalu, ternyata match, sesuai dengan program pemerintah yang diberlakukan mulai tahun ini,” ucap Kepala SMAN 4 Malang, Dr. Hari Wahjono, M.Pd.

SMAN 4 Malang punya nama sendiri untuk program ini, yakni Kelas Profesi Karir Impian. Ada sepuluh rombongan belajar dari tujuh bidang peminatan. Sesuai namanya, pengelompokan kelas ini terkonsep secara spesifik. Mata pelajarannya runtut dan detail. Antara lain Kelas Militery and Goverment, Medical and Science, Sportpreneur, Social and Humanities Education, Mechanical and Digital, Law and Global Partnership, Management and Busines dan Maestro and Creative art. Semua sudah melalui pertimbangan dan pemikiran yang matang sesuai hasil analisis dan penilaian terhadap potensi siswa.

“Dengan spesifikasi mata pelajaran tersebut, akhirnya muncul jumlah jam guru mengajar. Sertifikasi guru pun terpenuhi. Bukan sertifikasi dulu, lalu memaksakan jam pembelajaran,” ujarnya.

Dengan adanya Kelas Profesi Karir Impian ini maka inovasi SMAN 4 Malang terus berkembang. Jejaring pun diperkuat. Sehingga pembelajaran lebih berkualitas. Siswa tidak hanya mendapat asupan ilmu dari guru. Tetapi juga dari praktisi dan dosen dari perguruan tinggi.

Misalnya untuk menunjang Kelas Profesi Karir Impian Medical and Science. SMAN 4 Malang telah bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Unair dan Rumah Sakit. Demikian juga kelas di bidang lainnya.

Inovasi selanjutnya berkembang ke program Outing Class. Siswa kunjungan industri. Belajar langsung pada praktisi di perusahaan, rumah sakit, militer atau yang lain, sesuai dengan kelasnya. “Bahkan nanti ada program magang. Supaya anak semakin memahami dan mendalami ilmu yang mereka pelajari,” terang Hari.

Tidak hanya untuk siswa, empowering juga diberikan kepada guru. Minimal berupa workshop. Kompetensi mereka harus semakin kuat. Sebab ilmu pengetahuan sifatnya dinamis dan terus berkembang. “Maka ini menjadi tantangan bagi guru untuk semakin kompeten dan kreatif. Jangan sampai miskonsepsi dalam mengajar. Maka pengetahuan guru harus sering diupgrade, untuk terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” jelasnya.

Hari menerangkan, terobosan dan inovasi yang dilakukan oleh SMAN 4 Malang yang kini bersambut dengan aturan baru Kementerian Pendidikan tidak lain untuk mendukung siswa masuk perguruan tinggi. Mata pelajaran yang mereka pelajari saat di SMA, linier dengan jurusan atau prodi yang akan mereka pilih.

Sehingga potensinya besar untuk diterima. Baik melalui jalur SNBP, SNBT maupun jalur mandiri. “Langkah cepat yang kami ambil merupakan bagian dari upaya atau trik untuk meningkatkan jumlah lulusan kami yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri,” ungkapnya.

Hari menambahkan, dihapusnya program jurusan dan diganti mata pelajaran peminatan butuh upaya yang lebih besar. Maka kerjasama dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan. Utamanya dengan orang tua siswa. Orang tua menjadi mitra utama guru. “Keterlibatan orang tua menjadi kunci utama suksesnya pendidikan,” pungkasnya. (imm/udi)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img