MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemerintah Kota Malang tengah bersiap menyambut operasional program nasional Sekolah Rakyat tahun ini. Program pendidikan berasrama yang diinisiasi Kementerian Sosial (Kemensos) ini dinilai menjadi solusi tepat untuk mengatasi persoalan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Malang yang jumlahnya masih mencapai sekitar 3.000 anak.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan optimismenya setelah kunjungan dan peninjauan Sekjen Kemensos RI beberapa waktu lalu. Kota Malang disebut sebagai salah satu dari dua daerah di Jawa Timur yang dinilai cukup siap menjalankan program tersebut.
“Ini menjadi prioritas dari Kemensos, Kemendikbud, dan Kementerian PUPR. Kami ingin masyarakat Kota Malang yang masuk kategori Desil 1 dan Desil 2 (kemiskinan ekstrem), termasuk anak putus sekolah, bisa difasilitasi masuk ke Sekolah Rakyat,” ujar Wahyu, Selasa (15/4) kemarin
Wahyu menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat akan berbeda dari sekolah formal pada umumnya. Sekolah ini akan menggunakan sistem boarding school atau berasrama, dengan seluruh kebutuhan siswa ditanggung penuh oleh pemerintah pusat.
“Karena ini berbasis asrama, anak-anak akan tinggal di sana. Mereka benar-benar yang berasal dari keluarga tidak mampu, bahkan untuk makan pun kesulitan, apalagi untuk sekolah,” tegas Wahyu.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menyampaikan bahwa proses pemetaan calon peserta didik sudah mulai dilakukan. Dinas Sosial bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang telah mengidentifikasi data anak-anak yang masuk kategori miskin ekstrem.
Salah satu lokasi yang diusulkan sebagai tempat Sekolah Rakyat adalah kawasan Komplek Poltekom Kota Malang. Lokasi ini dianggap memenuhi kriteria, terutama terkait kebutuhan luas lahan minimal 5 hektare untuk pembangunan sekolah berasrama yang diproyeksikan dapat menampung hingga 1.000 siswa.
“Dari total 14 ribu warga yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kota Malang, kami masih memverifikasi kembali berapa yang masuk kategori usia sekolah, mulai jenjang SD hingga SMA,” ujar Donny.
Jika terealisasi, Sekolah Rakyat di Kota Malang akan menjadi momentum penting untuk menekan angka putus sekolah serta memperluas akses pendidikan yang setara bagi semua anak, tanpa terkecuali. (ian/aim)