MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Car Free Day Jalan Ijen Kota Malang, Minggu (2/10) lalu tampak berbeda. Lebih berwarna dari biasanya. Itu karena ada siswa-siswi Sekolah Islam Sabilillah Malang (SISMA). Mereka bikin mini konser.
Tempatnya pas di depan Museum Brawijaya. Para siswa tampil apik. Kegiatan ini berkonsep Music Showcase. Para siswa tampil dengan mengenakan busana batik.
Perhatian pengunjung Car Free Day tertuju ke mereka. Ratusan orang berkumpul melingkari mini area yang digunakan siswa SISMA.
Bukan Sabilillah namanya, kalau tidak hebat. Kalau tidak kreatif. Mereka berhasil membuat suasana CFD ceria dengan lantunan musik.
Ketua Pelaksana Avin Suchasari Suhud, S.Pd mengatakan kegiatan Sisma Music Showcase digelar untuk memperingati Hari Batik. Temanya Bangga Batik Indonesia. “Ini merupakan sebuah mini konser dari siswa-siswi berbakat di bidang seni dan musik Sekolah Islam Sabilillah Malang,” katanya.
Lebih dari 30 siswa perwakilan dari TK, SD, SMP Islam Sabilillah Malang dan SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School
tampil dalam kegiatan ini. Mereka unjuk kebolehan di depan umum.
Ada yang vokal grup, solo vocal, dan aksi drum. Semua tampil memukau dengan iringan musik simfoni Khazanah Bangsa. Keren sekali. Anak-anak kreatif ini memadukan musik modern, islami dan tradisional.
Para siswa tampil begitu percaya diri. Tidak jarang mereka mengajak penonton untuk ikut bernyanyi. Interaktif. Percaya diri mereka membuat penonton menikmati dan ikut bernyanyi bersama.
Avin turut mengapresiasi upaya dan persiapan yang dilakukan untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Pun ketika penampilan siswa dikerumuni banyak pengunjung. “Antusias pengunjung CFD sangat tinggi menyaksikan penampilan ananda. Kami bangga pada mereka,” ucapnya.
Dia menambahkan Sisma Music Showcase juga menjadi ajang syiar Sekolah Sabilillah. Ada nilai-nilai luhur yang disampaikan pada masyarakat melalui karya dan alunan musik dan lagu.
“Kesempatan ini juga sebagai syiar Sekolah Sabilillah agar semakin dikenal masyarakat,” tambahnya.
Hebatnya penampilan siswa ini tentu bukan tiba-tiba. Ada proses panjang. Mereka adalah siswa yang aktif dalam bidang musik.
Dibina oleh guru-guru melalui program ekstrakurikuler berkelanjutan. Mulai dari TK, SD, SMP dan SMA Sabilillah. “Ananda dilatih guru dan pelatih profesional di sekolah,” tandasnya. (imm)