MALANG POSCO MEDIA – Di Instagram-nya, dikenal dengan nama “Mamak Pendaki”. Terekam sejumlah gunung di Indonesia sudah didaki, meski usia sudah tidak muda lagi.
60 tahun tentu bukan muda lagi. Namun, hasrat bertualang seperti sosok arkeolog di film Indiana Jones tidak menghadang gairah “Mamak Pendaki”menapaki jalan setapak nan terjal.
Rasa lelah tidak membuatnya kapok, dia ingin terus mendaki dan mendaki. Itulah sosok “Mamak Pendaki” yang memiliki nama asli Lilie Wijayati.
Dalam statusnya di wall Instagramnya, dia menuliskan “Forever Young?. Cuman ikutin trend forever young aja…Tapi senang juga ngumpulin foto-foto masa lalu sampai ketawa-ketawa menertawakan diri sendiri. Sedikit kebahagiaan yang berarti ketika kita bisa menerima keadaan dan segala kondisi kita apa adanya bukan?.”
“Lucu-lucu sih liat foto u 18 hiking pake sepatu basket, celana katun dan jaket apa adanya, masih miskin zaman ini. Ga punya uang buat cetak foto. Gear begini bisa sampai kalimati pula…..”
“Nostalgia ketika lulus SMA dan harus masuk tentara, digembleng di sana sebelum mulai pendidikan ikatan dinas di Telkom. Lucu juga, di pusdikhub pangkat kami paling rendah. Jadi kami harus hormat pada siswa tamtama, dan tepe2 kalau ada anak Akmil, wkwkwk lucu….Jadi jangan heran kalau mak berani. Krn sudah digembleng pendidikan militer gaes.”
“Masa-masa bekerja di Telkom. Dan masa gerak jalan yang paling aku ga suka. Ketika gadis berpakaian seperti orang dewasa, sekarang udah tua bergaya muda, hahaha….”
“Nostalgia masa pacaran juga, punya anak di mana semua interior serba Olympic. Kami sering dipindah-pindah lokernya. Jadi aman bongkar pasang Olympic. Sekarang ya naik kelas dikit… Ikea hahahaa….”
“Dan aku juga pernah gendut lho u 48 beratku 68 kg. 3 tahun gym dan kemudian stabil…Mulai hiking lagi di umur 50 tahun. Di saat anak-anak sudah mulai kuliah, dan sibuk dengan urusannya sendiri.”
Memulai hiking dgn tertatih-tatih, cedera, berdarah-darah deh di awalnya. Tapi ditekuni terus, demikian dalam storynya.
Kemudian dia menuliskan “TORANG INDONESIA : Berbeda-beda tapi satu.”
Di usia 59 tahun, aku masih terus mendaki. Setiap langkahku adalah pengingat akan perjuangan para pahlawan.
Indonesia, layaknya sebuah pendakian panjang, penuh tantangan, tapi juga keindahan. Meski kita menginjak bumi yang berbeda, kita sama-sama memandang langit, matahari, dan bulan yang sama.
“Mari terus bergandengan tangan, menjaga persatuan dalam keberagaman. Dirgahayu Negeri!” tulisnya.
Dalam Instagramnya, Mamak Pendaki ini memiliki 22,7 ribu pengikut. Setiap real yang dipajangnya pasti mendapat respon like yang banyak.
Kabar dari kesunyian
Pada Minggu, 2 Maret 2025, kabar Mamak Pendaki bermunculan di WhatsApp Group (WAG) sejumlah organisasi atau kelompok mahasiswa pencinta alam (mapala) di Indonesia, yakni, musibah dua orang meninggal di puncak Cartenz, Papua. Kemudian diperkuat dengan berita di media online termasuk Antaranews.
Dalam pemberitaan di Antaranews, Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman menyebutkan dua orang meninggal dunia dalam pendakian Puncak Cartensz Pyramid.
“Benar ada dua pendaki (perempuan) asal Jakarta dan Kota Bandung (sesuai domisili KTP) meninggal dunia karena mengalami hipotermia,” kata AKBP Billyandha di Timika, Papua Tengah, Minggu.
Satu jenazah bernama Elsa Laksono telah dievakuasi ke RSUD Mimika. Seorang lagi, lanjut dia, bernama Lilie Wijayanti Poegiono. Dijadwalkan akan dievakuasi pada hari Senin (3/3).
Elsa Laksono meninggal dunia saat perjalanan turun dari Puncak Carstenz Pyramid karena indikasi terkena gejala acute mountain sickness (AMS). Korban dievakuasi ke RSUD Mimika pada pukul 06.10 hingga 09.26 WIT.
Lilie Wijayanti Poegiono dinyatakan meninggal dunia nuga terkena gejala AMS saat turun dari Puncak Gunung Carstenz Pyramid pada hari Sabtu (1/3) sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi oleh rekan dan guide pendamping di Teras Dua.
Direncanakan kedua korban itu akan diterbangkan ke Jakarta pada hari Senin (3/3) dengan menggunakan pesawat Lion Air.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memastikan bahwa 13 orang pendaki Puncak Cartensz Pyramid, Pegunungan Jayawijaya, Mimika, Papua Tengah dalam kondisi selamat termasuk Fiersa Besari bersama tiga orang warga negara asing (WNA).
“Fiersa bersama tiga WNA asal Turki dan Rusia selamat,” Kepala Kantor SAR Timika I Wayan Suyatna yang dikonfirmasi dari Jakarta.
Fiersa Besari yang merupakan musisi asal Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat sekaligus juga sebagai pegiat kegiatan alam terbuka itu masuk dalam daftar 15 orang tim pendaki Puncak Cartensz Pyramid yang dilaporkan ke Basarnas pada Minggu dini hari pukul 00.46 WIT membutuhkan pertolongan evakuasi.
Sebelumnya para pendaki itu mengalami kondisi berbahaya. Kata Wayan, berdasarkan keterangan yang diperoleh tim SAR, hal itu terjadi karena diduga ada anggota tim terkena gejala AMS (acute mountanin sicknes) saat perjalanan turun setelah summit di bawah puncak atau sebelum melintasi lintasan jembatan tali (tyrolean).
Wayan menjelaskan bahwa pendaki yang selamat itu antara lain adalah Fiersa Bestari, Indira Alaika, Furki, Poegiono, Saroni, Ludy Hadiyanto, dua WNA Turki, dan satu WNA Rusia.
Selain itu kelima orang guide atau pemandu pendakian atas nama Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga dan Ruslan juga dipastikan selamat.
“Fiersa, korban yang selamat sudah berada di Basecamp Lembah Kuning,” kata dia.
Sementara untuk dua pendaki lainnya yakni Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti dinyatakan Basarnas menjadi korban meninggal dunia.
“Untuk korban meninggal dunia atas nama Elsa Laksono pagi tadi sudah berhasil dievakuasi menggunakan helikopter, termasuk tiga korban selamat, saat ini sudah ada di RSUD Timika,” kata dia.
Wayan menyebutkan bahwa sampai pukul 15.00 WIT sore tadi evakuasi dihentikan sementara dikarenakan cuaca yang tidak mendukung, dan rencana pelaksanaan evakuasi dilanjutkan pada Senin (2/3) terhadap terhadap tim pendaki yang meninggal dunia atas mama Lilie Wijayanti dan para pendaki yang selamat.
Proses evakusasi ini turut melibatkan tim petugas gabungan dari TNI AD Timika, TNI AL Timika, Brimob Timika, Polsek Tembagapura dan petugas PT Freeport Indonesia.
Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono merupakan teman dekat satu SMA yakni SMA Dempo Malang, Jawa Timur, yang memiliki hobi sama mendaki gunung.
Kini, Mamak Pendaki rebah dalam dekapan Cartenz Pyramid. Selamat jalan menuju pengembaraan abadi. (ntr/nug)