.
Sunday, December 15, 2024

Selamat Mudik Bestie

Berita Lainnya

Berita Terbaru

          Selamat mudik bestie (sahabat). Selamat berlebaran bersama keluarga besar di kampung. Waktu yang dinanti itu telah tiba. Kini saatnya mudik lebaran alias pulang kampung (pulkam). Setelah dua tahun tak bisa mudik karena pandemi Covid-19, kini mudik kembali dibuka longgar. Tak ada lagi penyekatan dan pembatasan. Tahun ini pemerintah memberi kelonggaran bagi para pemudik seiring semakin melandainya serangan virus Covid-19. Walau demikian, pemudik perlu tetap waspada karena status pandemi belum resmi jadi endemi.

          Masa libur lebaran hingga sekitar sepuluh hari juga diprediksi turut memicu banyak orang cukup leluasa mudik. Pemerintah juga telah menghimbau agar masyarakat bisa mudik lebih awal. Terpantau hingga pekan terakhir sebelum Idul Fitri, kemacetan di sejumlah ruas jalan tol terlihat mengular, seperti yang terlihat di sejumlah acara pemberitaan televisi. Di beberapa bandara, stasiun kereta, pelabuhan, dan terminal bus juga penuh sesak pemudik dengan tujuan kampung halaman mereka masing-masing.

          Diprediksi ada hingga ratusan ribu orang mudik tahun ini. Mereka menggunakan moda transportasi umum dan mobil-mobil pribadi. Ada juga yang mudik bersama rombongan sejumlah perusahaan yang menggelar acara mudik gratis. Jasa rental dan carteran kendaraan yang biasanya sepi tiba-tiba jadi laris manis. Hampir semua rute perjalanan antar kota dalam dan antar provinsi padat pemudik. Hiruk pikuk pemudik menjadi pemandangan menarik dalam masa-masa akhir Ramadan.

Rindu Berat Mudik

          Seperti halnya utang, rindu berat juga harus dibayar tuntas. Waktu dua tahun selama pandemi Covid-19 memang bukanlah waktu yang singkat. Selama waktu itu pula beragam kegiatan masyarakat dibatasi. Tak terkecuali tradisi mudik lebaran. Rindu berat itu akan diluapkan dengan rame-rame mudik lebaran tahun ini. Semua telah dipersiapkan demi perjalanan mudik.

          Semua paham bahwa mudik lebaran itu sudah menjadi tradisi. Mudik punya dimensi sosial, kultural, dan spiritual bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Mudik telah menjadi acara tahunan yang dinanti. Bagi sekelompok orang, mudik menjadi ajang pembuktian diri dan show off kesuksesan pada warga di kampung halaman. Dimensi mudik yang kompleks inilah yang menjadikan tradisi mudik selalu dinanti di setiap lebaran.

          Mudik lebaran memang harus dibayar mahal demi silaturahim dan berkumpul bersama keluarga. Angka kecelakaan perjalanan mudik lebaran juga masih belum bisa dinihilkan. Ini memang momentum tahunan yang selalu dinanti. Dinanti bagi mereka yang terpisah jarak dengan sanak saudara. Dinanti oleh mereka yang merantau bekerja ke kota dan kini saatnya menunjukkan kesuksesannya.

          Hiruk pikuk selebrasi lebaran tidak saja ramai di dunia nyata. Di dunia maya (daring) suasana lebaran justru semakin terasa. Lalu lintas pesan seputar lebaran di media sosial (medsos) frekuensinya sangat padat, sepadat kendaraan yang melintas di jalur tol. Para pemilik gadget yang terkoneksi internet saling bersilaturahmi dengan berkirim ucapan permohonan maaf.

          Rindu berat mudik tahun ini sepertinya tak hanya terlampiaskan secara fisik dengan mudik ke kampung halaman. Namun perayaan lebaran lewat medsos juga tetap akan ramai. Silaturahmi daring yang sebelumnya dilakukan pada lebaran tahun sebelumnya masih bisa menjadi pilihan menyambung bersilaturahmi. Silaturahmi virtual tak mengurangi esensi dan makna silaturahmi. Silaturahmi esensinya adalah ketersambungan hubungan, relasi dan komunikasi.

          Dengan teknologi informasi dan komunikasi saat ini silaturahmi virtual mampu menjembatani kebutuhan orang agar tersambung satu dengan yang lain. Munculnya media baru (new media) berwujud internet memang telah membuat orang terhubung satu dengan yang lain secara global. Hal ini seperti yang pernah dikemukakan oleh Marshall McLuhan (1964) tentang Global Village. Prediksi McLuhan telah terbukti bahwa masyarakat dunia sekarang telah menjadi sebuah wilayah desa yang global karena terkoneksi internet.

Euforia Mudik

          Dibukanya kran kelonggaran mudik memicu munculnya euforia mudik. Kalau sebelumnya mudik tak bisa dilakukan, ziarah kubur, berkunjung ke tempat-tempat rekreasi, dan menikmati kuliner lokal diatur dan dibatasi protokol kesehatan ketat. Kini semua itu tak akan terjadi. Walaupun masih tetap harus mengenakan masker, namun situasinya sudah lebih longgar.

          Kelonggaran mudik lebaran tahun ini seperti bakal menjadi test case pada pandemi Covid-19. Artinya, kalau pasca mudik tak terjadi lonjakan kasus masyarakat yang tertular virus, maka bisa jadi status pandemi akan berubah menjadi endemi. Namun kalau ternyata situasinya justru menjadi buruk, maka sepertinya masyarakat harus bersabar karena akan lebih lama lagi hidup berdampingan dengan pandemi.

          Semoga momentum mudik tahun ini tak disikapi dengan euforia yang berlebihan. Euforia yang ugal-ugalan hanya akan menjadikan momentum mudik tak banyak berarti. Suka cita mudik pasti akan terlihat lewat beragam akun medsos. Foto-foto saat silaturahmi, ketemu saudara dan teman, sepertinya akan ramai di medsos. Bahkan tak sedikit yang narsis berfoto di makam nenek moyang mereka saat ziarah kubur.

          Semua prosesi perayaan lebaran dilaporkan dan didokumentasikan di akun-akun online. Aneka gadget dengan beragam asesorisnya seakan menjadi peralatan wajib dalam merayakan lebaran Idul Fitri 1443 Hijriyah tahun ini. Padatnya trafik perjalanan mudik seakan seimbang dengan masifnya aneka konten lebaran yang diunggah para pengguna medsos. Rindu berat mudik itu terlampiaskan dengan pulang kampung dan membagikan momen itu di medsos.

          Yang perlu diingat, bahwa pandemi Covid-19 belum seratus persen terkendali. Masih ada potensi virus yang bergentayangan. Untuk itu kewaspadaan bagi para pemudik tetap perlu ditingkatkan. Mematuhi protokol kesehatan adalah salah satu cara agar mudik lebaran tahun ini bisa aman dan tetap sehat. Tentu semua orang tak ingin menjadikan momentum mudik justru jadi ajang bertukar dan menyebarnya virus dari kota ke kampung.

          Selamat pulang kampung bertemu keluarga. Selamat bertemu dengan rengginang dalam wadah Khong Guan, kue nastar, kastengel, putri salju, semprit, lidah kucing, kacang, mente, dan aneka penganan lebaran yang ngangeni itu. Selamat berburu kuliner dan menikmati indahnya tempat-tempat wisata dan membagikan beragam foto dan video suka cita lebaran itu di medsos. Selamat mudik bestie, Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. (*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img