.
Friday, November 8, 2024

Self LoveSejak Dini

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Self Loveatau mencintai diri sendiri adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap orang. Dicintai dan disayangi oleh orang merupakan hal yang menyenangkan, namun kita tidak dapat menggantungkan kebahagiaan dengan perhatian dan kasih sayang dari orang lain.

Dikutip dari beberapa sumber, self loveitu sendiri artinya adalah bentuk apresiasi dan kepuasan atau rasa kasih sayang terhadap diri sendiri yang sudah seharusnya dilakukan secara utuh dan tulus meliputi kelebihan-kelebihan serta kekurangan oleh seseorang.

- Advertisement -

 Self love muncul seiring dengan banyaknya fenomena orang-orang yang selalu merasa banyak kekurangan yang ada pada dirinya. Ingin sama dengan orang lain, merasa tidak puas dengan capaian-capaian yang telah diraih. Hingga akhirnya ia akan membandingkan dirinya dengan orang lain, serta merasa tak berguna.

Pada akhirnya orang yang tidak self love akan selalu merasa resah dan tak tenang. Menurut psikolog Neff and Dahm, ketika menghadapi kegagalan atau kesalahan, orang yang memiliki self love tidak akan bersikap terlalu keras kepada dirinya atau merasa dirinya tak berguna.

Dalam mencintai diri sendiri setiap orang mencoba untuk selalu berpikiran positif dan membangkitkan motivasi di dalam dirinya. Untuk menciptakan pikiran dan keadaan psikologis yang positif, haruslah dimulai dari dalam diri sendiri terlebih dahulu. Sebab keadaan diri yang positif akan ikut mempengaruhi bagaimana pandangan kita akan segala hal, pengalaman, atau kejadian yang terjadi di sekitar.

Hal ini juga akan mempengaruhi sikap kita terhadap bagaimana menanggapi segala bentuk perubahan dalam hidup kita ke depannya. Maka dari itu sangat penting bagi orang tua mengajarkan anak-anak mereka untuk mencintai diri sendiri sedari dini. Kondisi ini dapat memungkinkan anak bisa bertumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang lebih positif dan tidak mudah putus asa.

Orang yang memiliki self loveberbeda dengan orang berperilaku narsisme. Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa seseorang yang mencintai diri memiliki sikap yang narsis. Padahal narsisme merupakan perilaku mencintai dirinya sendiri secara berlebihan. Mereka cenderung egois dan menganggap dirinya yang paling benar.

Sementara orang yang memiliki self loveadalah dia yang mampu menghargai dirinya sendiri, mampu berteman dengan dirinya sendiri sehingga ia menjadi individu yang lebih baik untuk dirinya dan orang lain.

Manfaat mencintai diri sendiri

          Mencintai diri sendiri bisa berdampak positif dan bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Pertama, Tidak akan bersaing dengan membandingkan diri dengan orang lain. Membandingkan diri hanya akan membuat kita menjadi pribadi yang tidak bersyukur. Dengan mencintai diri sendiri kita akan lebih fokus pada diri sendiri dan menjadikan pencapaian orang lain sebagai motivasi untuk lebih baik lagi.

          Kedua, Menjadi lebih percaya diri. Menerapkan self lovejuga membantu menghilangkan hambatan dalam berkomunikasi dengan orang lain serta lebih berani mengekspresikan diri. Ketika percaya diri serta yakin terhadap kelebihan yang kita miliki, hal itu akan menarik hal-hal positif ke dalam hidup kita.

          Ketiga, Menjauhkan diri dari pikiran negatif. Orang yang tidak dapat menerima diri mereka seutuhnya akan selalu merasa cemas, takut berbuat salah, gagal, atau takut ditolak. Perasaan-perasaan itu akhirnya menimbulkan kecemasan. Merasakan sedih atau kecewa saat gagal adalah hal yang wajar.

          Akan tetapi, dengan menerapkan konsep mencintai diri sendiri, kita tahu cara untuk bangkit kembali saat menerima kegagalan. Mampu mencari sisi positif dari peristiwa tidak menyenangkan dan memilih untuk  mengambil hikmahnya dibandingkan mengutuk diri sendiri

Sejak dini

          Cara mengajarkan anak untuk mencintai diri sendiri Sejak dini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, Mengingatkan untuk berterima kasih pada diri sendiri. Melakukan ritual sebelum tidur malam dengan mengucapkan terima kasih pada diri sendiri karena telah melewati hari itu dengan baik. Dengan begitu, ketika mereka melakukan kesalahan mereka tidak akan mudah menyalahkan diri mereka sendiri.

          Kedua, Mengingatkan anak untuk selalu bersyukur dengan apa yang mereka miliki. Sebagai manusia, kita sering melupakan makna hidup dalam diri kita, selalu cemburu dan tidak mudah puas dengan apa yang kita miliki. Namun jika kita belajar menerimanya dan selalu mensyukuri apa yang kita miliki, kita akan cenderung berpikiran positif.

          Mengapa hal itu terjadi? Ya, orang yang rentan terhadap ketidakpuasan dan kecemburuan cenderung memiliki pemikiran yang negatif, mereka cenderung menyakiti diri sendiri dan orang lain. Maka dari itu, ada baiknya mengingatkan anak agar selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Ajak mereka mengamati hal sederhana yang mereka miliki. Mensyukuri setiap hal kecil yang mereka miliki akan membuat mereka jauh lebih bahagia.

          Ketiga, Ingatkan bahwa tidak ada orang yang sempurna. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, tanamkan pada diri anak bahwa tidak perlu merasa rendah diri dalam hal apa pun. Kebahagiaan mungkin hadir berdampingan dengan duka. Begitu juga kelebihan dan kekurangan yang pasti dimiliki setiap orang.

          Keempat, Mengajak anak berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri memang tidak mudah. Bahkan bisa dikatakan sulit bagi orang dewasa sekalipun untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Jadi ada baiknya kita mengajak anak-anak berdamai dengan dirinya sendiri.

          Berdamai menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan yang terjadi, setiap orang pasti pernah berbuat salah akan tetapi tidak semua orang dapat belajar dari kesalahan mereka. Dengan mencintai diri sendiri, seharusnya kita bisa menerima kesalaham yang dibuat dan menjadikan sebagai pelajaran untuk tumbuh lebih baik lagi.  Hal ini sangat bermanfaat untuk pembentukan karakter.

          Kelima, Membantu anak menemukan kelebihan dirinya.  Bantu anak menemukan kelebihan atau bakat yang dimilikinya. Dengan bakat yang mereka miliki, mereka akan merasa bangga dan lebih percaya diri dalam menjalani kehidupannya. Bantu mereka fokus mengembangkan bakat yang ada agar tidak hanya berfokus pada kekurangan pada diri mereka.

          Keenam, Mengapresiasi apa yang dikerjakan anak. Mengapresiasi dapat dilakukan dengan memuji anak, namun apresiasi yang dilakukan harus spesifik dan tepat. Karena terlalu banyak memuj juga tidak serta merta memberikan dampak positif bagi anak. 

          Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gunderson, dkk (2013) menemukan bahwa pujian yang berfokus pada proses berkaitan dengan motivasi anak di masa mendatang. Misalnya “Pintar sekali berhitungnya, Nak”, ”Hebat, Adik mengajinya sangat lancar.” (*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img