MALANG POSCO MEDIA-Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji 2024, seluruh jemaah haji Indonesia gelombang pertama sudah berangkat ke Makkah sejak Sabtu (1/6) lalu. Ada 4.743 jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam 12 kelompok terbang (kloter) yang berangkat.
Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah berlangsung sejak 21 Mei 2024 lalu. Ada 229 kloter yang diberangkatkan pada gelombang pertama dengan total jemaah 88.987 orang. Seluruhnya mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Wartawan Malang Posco Media, Buari, yang tergabung di kloter 29 Embarkasi Surabaya melaporkan jemaah yang bergerak dari Madinah ke Makkah, terlebih dahulu mengambil miqat di Masjid Bir Ali, Madinah. Seluruh jemaah berniat melaksanakan umrah wajib, menjelang prosesi haji.
Dua kloter terakhir dari Madinah adalah jemaah asal Kota Tarakan yang tergabung dalam kloter 7 embarkasi Balikpapan (BPN 07) dan kloter 45 Embarkasi Surabaya (SUB-45) asal Kabupaten Gresik.
“Hari ini merupakan keberangkatan terakhir jemaah dari Madinah ke Mekkah. Dua kloter terakhir adalah SUB 45 dan BPN 07. Pagi tadi berangkat dari hotel dari sektor 3 dan sektor 5,” kata Kepala Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi Ali Machzumi, di Masjid Bir Ali, Madinah, Sabtu (1/6).
Kloter 29 tiba di Madinah pada Minggu (26/5) malam. Jemaah yang berasal dari Kabupaten Malang ini berangkat sore dan langsung mengambil miqat di Masjid Bir Ali. Sehari sebelumnya, Kloter 21 yaitu jemaah dari Kota Malang, termasuk Reni SP, Bagian Keuangan Malang Posco Media lebih dulu berangkat ke Madinah, Sabtu (25/5).
Selama di Madinah, para jemaah berusaha bisa mendapatkan Arbain. Salah satu kegiatan jemaah haji selama di Madinah adalah Arbain. Yaitu, salat wajib berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi. Amalan Arbain ini tiap tahun jadi incaran jemaah haji Indonesia yang menjalankan haji tamattu. Yaitu proses haji yang ditunaikan dengan melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu, setelah itu baru melaksanakan ibadah haji.
Arbain banyak dilakukan oleh jemaah haji gelombang pertama. Hanya saja, khusus tahun ini, tidak semua jemaah bisa mendapatkan Arbain. Menyusul Arbain tidak lagi menjadi fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada jemaah. Sehingga ada beberapa kloter yang tidak bisa Arbain karena keburu bergeser ke Makkah sesuai jadwal yang telah ditentukan. Termasuk kloter 29 dan 21, baik Buari dan Reni, tidak bisa mendapatkan Arbain.
“Terkait dengan Ibadah Arbain di Madinah, kami sampaikan bahwa tahun ini tidak ada lagi penandatanganan Bayan Tarhil, artinya PPIH Arab Saudi tidak memberikan jaminan kepada Jamaah haji untuk melakukan Arbain. Dengan alasan banyaknya kloter yang datang di Madinah, perubahan jadwal penerbangan dan sistem sewa hotel di Madinah yang tidak full musim (hanya blocking time) serta terbatasnya masa tinggal jamaah di hotel, maka PPIH Arab Saudi pada saat mendorong jemaah dari Madinah ke Makkah, tidak lagi memperhatikan jemaah sudah Arabain atau belum,” demikian penjelasan Kholisin, Pembimbing Ibadah Kloter 29 yang dishare melalui grup WhatsApp. “Jadi kami mohon agar PPIH Kloter dapat mengedukasi jemaahnya, karena masa tinggal di Madinah terbatas, silakan melaksanaan ibadah salat wajib dan salat sunnah di Nabawi dengan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan waktu yang ada. Jaga kondusivitas dan kekompakan kloter dengan memberikan informasi yang jelas dan dipahami jamaah. Terima kasih,” sambungnya. (bua/van)