.
Sunday, December 15, 2024

Halal Bihalal Yayasan Sabilillah Malang

Semangat Menebar Lebih Banyak Kebaikan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ibadah puasa Ramadan selama satu bulan ditutup dengan rangkaian Idul Fitri 1444 Hijriyah. Artinya kembali bersih atau suci. Dengan semangat kesucian diri dan kebersihan hati, Yayasan Sabilillah bertekad memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada umat.

Itu yang disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Sabilillah Malang, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd dalam acara Halal Bihalal, Senin (1/5) kemarin. Kegiatan ini digelar di halaman Masjid Sabilillah. Dihadiri Ketua Bidang 1, 2, 3 Yayasan Sabilillah bersama jajaran pengurus dan seluruh anggotanya.

Dalam kesempatan tersebut, Prof Rofi’uddin berharap setelah melalui tarbiyah dan proses pembersihan jiwa keluarga besar Yayasan Sabilillah lebih bertakwa dari sebelumnya.

TAUSIYAH: Dr. KH Dahlan Tamrin, M.Ag menyampaikan mauidhoh hasanah dalam acara halal bihalal Yayasan Sabilillah

Takwa itu tercermin dari amar makruf nahi mungkar. “Dalam kontek itulah Halal Bihalal digelar. Dengan semangat rahmatan lil alamin, kita menebar manfaat sebesar-besarnya,” katanya.

Mantan Rektor Universitas Negeri Malang (UM) ini menegaskan keberadaan pengurus dan anggota Yayasan Sabilillah membawa tugas melanjutkan cita-cita luhur para pendiri. Sehingga keberlangsungan Sabilillah dalam menebar berkah dan rahmat dapat terus berkelanjutan.

“Tugas kita melanjutkan kewajiban untuk lebih produktif dan lebih baik di masa yang akan datang,” ujarnya.

Keluarga Besar Yayasan Sabilillah harus terus menjaga hati yang bersih. Bekerja dengan ikhlas tanpa rasa iri, hasud dan dengki. Prof Rofi’uddin mengibaratkan Yayasan Sabilillah seperti tubuh manusia. Ada mata, tangan, mulut, hidung, telinga dan sebagainya.

Masing-masing punya tugas dan fungsi. Bersinergi untuk mencapai tujuan yang sama. Bekerjasama untuk saling memberikan manfaat satu sama lain.

“Demikian dengan kita, semua bekerja dengan baik. Berjalan harmoni. Tidak ada iri dan dengki. Karena semua punya tugas dan fungsinya untuk bisa menjalankan peran Sabilillah secara maksimal,” kata dia.

Di akhir sambutannya, Prof Rofi’uddin menyampaikan kisah inspiratif Ir. Sholah, warga Mesir yang viral beberapa waktu lalu. Menurutnya, Sholah termasuk manusia biasa namun terkenal di langit. Berkat kebesaran hati dan jiwa sosialnya yang tinggi, ratusan ribu manusia mendapat manfaat dari kehidupannya.


“Kita bisa mengambil pelajaran dari seorang Sholah. Bekerja untuk Allah. Bekerja untuk menebar manfaat bagi banyak orang,” tuturnya.

Sementara itu, dalam tausiyahnya Dr. KH Dahlan Tamrin, M.Ag menyampaikan, Puasa Ramadan merupakan momentum untuk mensucikan diri dan membersihkan hati. Kiai Dahlan mengibaratkan hati dengan sebuah gelas. Isi dan wadahnya harus bersih. “Selama 11 bulan hati dimasuki hal yang baik dan buruk. Maka di Bulan Ramadan waktu untuk membersihkan diri. Di Idul Fitri ini kita kembali suci,” terangnya.

Menurutnya, Idul Fitri menjadikan seseorang menjadi muttaqin. Atau orang yang bertakwa. Cirinya ada empat. Pertama, gemar menginfakkan harta dalam keadaan sempit dan lapang. Kedua, selalu menjaga lisan dari ucapan yang tidak bermanfaat. Ketiga, mudah memaafkan orang lain atau mengendalikan amarah. Dan keempat, suka berbuat kebaikan. “Maka di Idul Fitri ini kita jadikan momentum untuk saling memaafkan. Dan Allah suka kepada manusia berbuat kebaikan,” tandasnya. (imm/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img