.
Friday, November 22, 2024

Semarak Kemerdekaan RI, Kampung Templek Dodolan Jajanan Jadul

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Beragam cara dilakukan oleh warga untuk memperingati dan menyemarakkan HUT kemerdekaan RI. Demi mengangkat kembali tradisi, budaya dan kekayaan khazanah bangsa, warga Kelurahan Lowokwaru, Kota Malang tepatnya di RT 2 RW 15 memperingati kemerdekaan dengan konsep tempo dulu.

Ketua RT 2 Hari Novianto mengatakan untuk kali pertama suasana perumahan di wilayahnya bakal berubah menjadi nuansa tempo dulu dengan bazaar kuliner jajanan jadul. Semua warga juga diwajibkan memakai atribut tempo dulu.

“Mengacu dari Malang Tempo Doeloe yang pernah ada di Kota Malang dan notabene sudah berjalan lama, itu nuansanya masih ada modern, karena sebagian pengunjung pakai jins dan sejenisnya. Nah disini nanti baik dari warga dan penjual, itu pakai atribut atau pakaian adat supaya nuansanya benar-benar tempo dulu,” terang Hari kepada Malang Posco Media, saat pembukaan bazaar yang bertajuk Dodolan Jajanan Jadul Kampung Templek.

Foto: MPM-ILHAM

Hari mengaku, dirinya memang berinisiatif mengadakan acara seperti itu karena dilatarbelakangi adanya fenomena di masyarakat, banyak anak muda yang sudah mulai melupakan kekayaan ragam kuliner di Nusantara.

“Misalnya seperti wedang uwuh, ternyata masih banyak yang tidak tahu itu minuman seperti apa. Lalu krawu karak, ongol-ongol, dan seterusnya itu mereka sudah tidak mengenal. Nah ini pentingnya kita mengangkat lagi budaya dan tradisi kita,” beber Hari.

Rencananya, bazar tempo dulu ini akan dilangsungkan selama sepekan hingga 13 Agustus mendatang. Sedikitnya sudah ada 13 STAN yang berpartisipasi dan berasal dari dalam dan luar RT 2.

“Selain itu kita juga mengangkat ekonomi warga sebab sudah dua tahun tidak dapat dipungkiri memang agak seret dibandingkan sebelumnya. Kalau animo besar, tahun depan bisa sekup RW,” jelasnya.

Tujuan lain, lanjut Hari, juga untuk mengangkat kembali kepopuleran nama Kampung Templek sebagai sebutan asli dari wilayahnya tersebut.

“Sebelum Jalan Selorejo, itu dulu namanya Kampung Templek, nah kita angkat nama dulu itu. Mungkin karena sebagian orang lupa bahwa wilayah kita dulu namanya Kampung Templek dan dimana dulu itu banyak lampu templek atau oblik, yang saat itu banyak digunakan masyarakat,” ungkapnya.

Melalui kegiatan seperti ini, tambah Hari, makin banyak warga yang tetap peduli akan kekayaan milik bangsa. Tidak hanya budaya, namun juga kekayaan kulinernya.

“Harapan saya selain menanamkan jiwa nasionalisme, warga tidak melupakan sejarah dan tradisi budaya kita. Makanya saya kembali ke tempo dulu, apalagi anak sekarang kan pola hidup modern, makan di fast food, sehingga kita tampilkan kuliner zaman dulu,” tutup Hari. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img