MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Ma Chung menyelenggarakan Seminar Nasional dengan mengusung tema ‘The Power of Collective Impact: The Synergy of Innovation, AI, and Digital Economy for Social Empowerment,’ pada Selasa (29/7) kemarin. Kegiatan ini digelar di Balai Pertiwi Ma Chung dengan menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi profesional. Diikuti lebih dari 800 peserta secara daring dan luring.
Rektor Universitas Ma Chung Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra M. Taneo, MS., M.Sc., menyampaikan bahwa di tengah kecepatan dan kompleksitas transformasi digital, dibutuhkan kesadaran kolektif. Kemajuan tidak bisa lagi diraih secara individual atau sektoral semata.
Maka melalui seminar nasional ini akan meneguhkan kembali katalisator kolaborasi lintas disiplin dan lintas generasi. “Seminar ini tidak hanya menjadi panggung akademis, tetapi juga forum pemikiran dan aksi nyata yang menghubungkan hasil riset dengan kebutuhan masyarakat. Serta menumbuhkan budaya berpikir kritis dan reflektif di tengah derasnya arus digitalisasi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, seminar nasional lebih dari sekadar diskusi, tetapi menjadi ruang tempat menyatukan pemikiran, mendobrak sekat-sekat keilmuan, dan menyemai semangat untuk menempatkan teknologi sebagai alat untuk memperkuat jati diri bangsa, bukan melemahkannya. “Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Universitas Ma Chung dalam mendorong peran strategis perguruan tinggi sebagai pusat kolaborasi dan pemberdayaan dalam menghadapi masa depan bersama,” tegasnya.
Ketua Pelaksana Seminar Nasional 2025 Bagas Brian Pratama, S.Tr.Ak., M.Tr.Ak., menjelaskan tujuan utama seminar nasional untuk menyediakan wadah bagi seluruh sivitas akademika di Indonesia untuk saling berbagi wawasan, memperkaya pengalaman dan mempertajam penalaran kritis mengenai sinergi dari inovasi, Artificial Intelligence (AI), dan digital economy.

“Harapan kami ini menjadi pemberdayaan sosial dan dampaknya secara kolektif, serta menanamkan budaya literasi dan mengembangkan sumber daya manusia sebagai upaya pengabdian masyarakat untuk menghadapi era digital yang terus berkembang pesat,” jelasnya.
Universitas Ma Chung menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai sektor. Di antaranya Tommy Zhu dan Andy Febrico Bintoro dari Youthpreneurs, Farid Faletehan selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Untung Supardi selaku Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur III Malang, serta Cita Mellisa selaku Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur. “Kehadiran para narasumber ini memperkaya diskusi lintas bidang dan memberikan perspektif praktis yang relevan dengan tema besar seminar,” imbuhnya.
Seminar Nasional ini mencakup lima sub-tema besar. Pertama, Ekonomi dan Bisnis yang membahas isu-isu seperti AI dalam akuntansi, blockchain, Fintech, digital marketing, regulasi ekonomi digital, cryptocurrency, dan berbagai topik yang menarik lainnya. Kedu, Bahasa dan Pendidikan, dengan topik-topik tentang pengajaran bahasa di era AI, sastra digital, dan penerjemahan berbasis teknologi.
Ketiga, Teknologi dan Desain, mulai dari sistem informasi, DKV, teknik industri, hingga extended reality. Keempat, Ilmu Kesehatan, termasuk inovasi dalam farmasi, gizi, dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi. Dan kelima, Pengabdian kepada Masyarakat sebagai refleksi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk transformasi sosial.
“Subtema-subtema yang digali ini merupakan gambaran bahwa collective impact membutuhkan pendekatan interdisipliner yang nyata. Dari lima tema tersebut ada pemaparan 250 karya ilmiah dari 111 institusi. Baik dari perguruan tinggi maupun pemerintahan,” pungkasnya. (imm/lim)