.
Thursday, November 21, 2024

Seminar Nasional Hilirisasi dan Digitalisasi Ekonomi Jatim, Wamen Komdigi Ingatkan Strategi Bisnis Anggota AMSI

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Usai pelantikan pengurus Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur periode 2024-2028, acara dilanjutkan dengan Seminar Nasional mengusung tema “Outlook Ekonomi Indonesia 2025: Hilirisasi dan Digitalisasi Ekonomi di Jawa Timur. Seminar nasional yang diikuti anggota AMSI Jatim ini digelar di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya Spazio Tower, Rabu (20/11/2024).

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) RI, Nezar Patria hadir sebagai Keynote Speaker atau pembicara utama. Tiga narasumber lain yang turut berpartisipasi adalah Tom Malik, General Manager Communications dari Merdeka Copper Gold MDKA, yang menyampaikan materi tentang “Tantangan Industri dalam Menerapkan Hilirisasi”. Berikutnya Suwarjono, Pemimpin Redaksi Suara.com, membahas peran media siber lokal dalam mendukung pertumbuhan hilirisasi dan digitalisasi ekonomi. Serta Wenseslaus Manggut, Chief Content Officer (CCO) Kapanlagi Youniverse, berbicara mengenai “Tantangan dan Peluang di Industri Media Digital”.

Pada sesi pertama, Wamen Komdigi Nezar Patria sebagai pembicara utama menyampaikan tentang “Adopsi Teknologi Digital Untuk Keberlangsungan Bisnis Media Siber di Indonesia”. Dia menyoroti bagaimana transformasi digital telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi.

“Hari ini, kita mendapatkan informasi sehari-hari melalui media siber. Hampir semua aspek kehidupan kita bersinggungan dengan digital, mulai dari belanja, pendidikan, hingga layanan kesehatan,” ujarnya.

Namun, ia juga mencatat penurunan tren audiens media siber dalam beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan pada 2021, 89% masyarakat mengakses media siber, namun angka ini turun menjadi 79% pada 2024. Kendati demikian, 34% audiens tetap aktif membagikan berita melalui media sosial, pesan instan, dan email.

Nezar juga menekankan bahwa media siber harus terus berinovasi untuk menghadapi tantangan digitalisasi. Khususnya dengan platform digital yang memiliki algoritma unik dalam membaca perilaku pengguna, seperti waktu yang dihabiskan untuk membaca berita.

“Strategi bisnis yang tepat sangat penting agar media siber tetap relevan, terlebih di tengah lonjakan teknologi yang sangat cepat,” tambahnya.

Berbeda dengan media sosial yang cenderung menjadi ruang monolog, media siber memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga etika jurnalistik. Menurutnya, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan indeks digitalisasi yang meningkat pesat, bahkan melampaui rata-rata nasional.

Di penghujung materinya, Nezar optimistis bahwa hilirisasi dan digitalisasi ekonomi akan membawa manfaat besar, tidak hanya untuk Jawa Timur, tetapi juga untuk Indonesia. “Semoga upaya ini dapat meningkatkan perekonomian kita secara inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya.

Pada sesi kedua, tiga pembicara hadir bersama dengan dipandu moderator. Pertama, Tom Malik, Manajer Komunikasi Merdeka Copper Gold MDKA memaparkan bagaimana terdapat berbagai sumberdaya yang berkorelasi dengan media siber. Salah satunya yaitu pertambangan.

“Mungkin tidak begitu terlihat pengaruhnya terhadap media. Namun sejatinya, dunia pertambangan memiliki kaitan erat dengan klasifikasi media siber.” ujarnya.

Tanpa pertambangan, indikator seperti internet sebagai bahan bakar utama dari media siber tidak akan terpenuhi. Selain itu, salah satu contoh produk pertambangan yang tengah naik daun adalah mobil listrik. Item ini menggunakan 6x lipat mineral dan logam lebih banyak, apabila dibandingkan dengan mobil konvensional.

Dalam hal pertambangan, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang menyimpan banyak sumberdaya, dimana hal tersebut memberikan peluang yang cukup besar. Di Banyuwangi, terdapat kurang lebih 3000 orang yang berforfesi sebagai pegawai di bidang pertambangan. Hal ini membuktikan bahwa pertambangan menjadi salah satu bidang yang menyerap tenaga lokal cukup tinggi.

Pembicara kedua, Suwarjono, Editor in Chief Suara.com mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi media lokal di era digital. Ia menjelaskan bahwa media lokal saat ini berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

“Setelah saya keliling ke beberapa kota, media lokal sedang menghadapi berbagai kendala besar. Perubahan teknologi dan audiens memengaruhi keberlangsungan bisnis media,” ujar Suwarjono.

Menurutnya ada sejumlah tantangan lain yang dihadapi media lokal, mulai dari perubahan cepat di dunia media publisher. Di mana media harus mampu beradaptasi dengan audiens yang semakin dinamis.

Selain itu, pengaruh tren konten berbasis video semakin yang mendominasi preferensi audiens, transformasi bisnis periklanan, hingga banyaknya media lokal yang belum menemukan model bisnis yang dapat bertahan lama.

Melihat banyaknya tantangan media siber saat ini, Suwarjono menjelaskan terkait pentingnya inovasi dan adaptasi media lokal di era digitalisasi. Ia pun memperkenalkan rumus 5K 1T (konten, kreativitas, konektivitas, kolaborasi, komunitas, dan teknologi) sebagai panduan untuk membangun media yang relevan.

Pembicara ketiga, Wenseslaus Manggut, COO Kapanlagi Youniverse berbicara mengenai tantangan dan peluang dalam industri media digital.

Pada era ini, sebagian besar masyarakat lebih awam dengan telepon genggam. Smarthphone seakan menjadi barang tak terpisahkan yang terus ada dalam genggaman masyarakat.

“Itulah mengapa, untuk sebagian kategori umur, media sosial merupakan istilah yang pas untuk mendeskripsikan informasi itu sendiri. Informasi adalah apa apa yang beredar di dalam media sosial.” terangnya.

Sejatinya, dunia digital seakan berbisnis di tengah masyarakat yang tengah jumping technology. Warganet tengah beradaptasi dengan perubahan item teknologi yang tak kunjung berhenti.

Terkadang, pebisnis bahkan mempertanyakan sedang ada di dimensi dunia sebelah mana. Lantaran, seakan hanya memenuhi kebutuhan publik itu sendiri. Misalnya saja, bisnis pemasang iklan. “Sejatinya nyawa masyarakat di era ini hadir dari pemasang iklan itu sendiri.” terangnya.

Bisnis di bidang ini seakan meladeni publik karena para pemasak menuntut jumlah pembaca yang banyak, begitu juga dengan indikator impresi.

Namun terkadang, jumlah pembaca yang banyak itu tidak selalu mengartikan sebuah informasi yang berkualitas. Buktinya, cerita horor hantu memiliki lebih banyak pembaca daripada artikel penelitian populer. Nyawa pebisnis seakan dituntut oleh traffic yang tinggi tersebut. Dalam hal ini, terdapat beberapa hal yang terus digarisbawahi, salah satunya yaitu Landscape.

Di tengah semua fenomena digital dan tuntutan yang lahir, menurutnya harus ada kesadaran bersama untuk tetap pulang pada prinsip prinsip jurnalistik. Dalam kategorisasi industri di tengah tantangan media siber, semua produk selalu memiliki permulaannya sendiri. “Traffic, impresi, dan berbagai komoditi yang diperlukan dalam industri harus diperhatikan dalam setiap dinamika media siber di Indonesia,” pungkasnya..

Sementara itu acara pelantikan dan seminar nasional ini disponsori oleh PT. Freeport Indonesia, PT. Merdeka Coppper Gold Tbk, PT. Bumi Suksesindo, Eiger Adventure, PT. Petrokimia Gresik, Djarum Foundation, SKK Migas, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore, Pertamina Hulu Energi Tuban East Java, Pertamina EP Sukowati, Pertamina EP Field Cepu, Pertamina EP Poleng, Husky Cnooc Madura Ltd, Whiz Luxe Hotel, Bank Jatim dan Lautan Natural Krimerindo. (bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img