MALANG- SMK Putra Indonesia Malang (PIM) Jalan Barito No 5 Kota Malang menggelar seminar parenting bertajuk “Peran orang tua dalam mencegah perundungan di kalangan remaja”. Seminar ini diikuti seluruh orang tua atau wali peserta didik kelas X, Sabtu, 27 Agustus 2022.
“Usia SMK merupakan usia anak dalam proses pencarian jati diri. Yang mana, salah satu parameternya susah dinasehati. Orang tua yang setiap hari bersama pun, mungkin masih belum paham kondisi psikologis anaknya,” terang Kepala SMK PIM, Atik Dina Fitria, S.Pd, MPd, Gr kepada Malang Posco Media.
Menurutnya, perundungan bisa hadir dalam keluarga karena memberikan efek negatif terhadap perkembangan anak. “Anak akan menarik diri dari teman atau lingkungan, merasa sendiri, tidak mau berbicara kepada orangtua. Perlu wawasan orangtua tentang perundungan untuk memberi parenting kepada orangtua,” lanjutnya.
Psikolog Forensik RSSA Malang, Sayekti Pribadiningtyas, S.Psi, M.Pd yang hadir menjadi narasumber pada kegiatan tersebut memaparkan beberapa jenis bullying atau perundungan yakni fisik, verbal, social atau pengucilan, dunia maya, seksual dan keluarga.
“Contoh verbal yakni mengatai atau menjuluki, body shaming, menghina dan merendahkan. Sedangkan pengucilan, berupa penolakan dalam kelompok, tidak ada teman yang mau berteman atau akibat pengaruh dari perilaku,” ungkap Ketua Yayasan Psikolog Kota Malang itu.
Sedangkan di dunia maya, cyber bullying berbentuk sindiran atau pemasangan foto dengan komentar buruk melalui akun samara atau palsu hingga gosip yang sengaja disebarkan. “Sementara contoh seksual berupa sentuhan, komentar yang bernada seksual, memaksa nonton bokep, pelecehan atau kekerasan seksual,” tegasnya.
Dijelaskan dia, perundungan banyak terjadi di kalangan anak – anak, tidak hanya dilakukan laki – laki, juga dilakukan oleh anak perempuan. “Kasus perundungan bukan kasus ringan. Buat pelaku, dengan meminta maaf, masalahnya selesai,” ungkap dia.
Namun, dari sisi korban, harus menanggung beban psikologi. “Kalau tidak ditangani serius, maka akan dibawa selamanya, karena itu luka jiwa atau luka hati, mempengaruhi perilaku seseorang menjadi buruk,” terang Sayekti, sapaannya.
Dia mengungkapkan, cara mencegah perundungan yang harus diketahui oleh orang tua yakni membangun rasa percaya diri pada anak, mengetahui pergaulan, teman atau komunitas anak, bekali ilmu beladiri, ajarkan cara menghadapi pelaku bullying dan beritahukan sanksi hukum pada pelaku bullying.
“Perbaiki komunikasi dengan anak, jadilah bestie dengan anak – anak, termasuk juga dengan anak perempuan . Hati hati buat status di media social. Kalau dulu, istilahnya mulutmu harimaumu, tapi sekarang jempolmu harimaumu,” tutupnya. (mar)