MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Muhfasha, meraih juara 1 cabang olahraga Taekwondo pada ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim) IX 2025.
Dia menceritakan pengalamannya saat mengikuti Porprov Jatim IX 2025. Muhfasha mengaku cukup senang dan bersyukur karena seluruh proses yang dijalaninya. Mulai dari sesi latihan hingga pertandingan berjalan sesuai rencana dan berujung pada hasil maksimal.
“Tentunya senang dengan semua proses yang sudah dilewati dan segala bentuk latihan yang sudah dijalankan selama ini. Akhirnya bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” ujarnya, Sabtu (28/6).
Perjalanan Muhfasha menuju ajang Porprov Jatim IX 2025 tentu tidak semudah yang dibayangkan. Sebelum terpilih mewakili Kota Malang, ia harus melalui proses seleksi ketat di tingkat daerah, bersaing dengan banyak atlet berbakat lainnya.
Ia mengakui adanya tantangan yang harus dihadapi selama menjalani latihan adalah menjaga performa melalui sesi latihan yang intens setiap hari, baik pagi maupun sore. “Pelatihan yang saya lakukan cukup intens. Di Kota Malang sendiri, pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Yakni sesi pagi pukul 05.00 WIB hingga 07.00 WIB dan sesi sore pukul 15.30 WIB hingga 18.00 WIB,” jelasnya.
“Secara fisik memang berat karena latihannya intens dan kuliahnya juga padat. Secara mental sih oke, tapi karena saya kapten, tanggung jawab saya juga lebih besar dibanding yang lain,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami dislokasi bahu dan cedera hamstring pada masa persiapan. “Saya mengalami dislokasi bahu dan cedera hamstring. Namun, saya mengatasinya dengan menjaga pola makan, olahraga teratur, dan menjalani fisioterapi secara teratur. Saya juga mengimbanginya dengan peregangan dan pendinginan yang tepat,” jelasnya.
Dalam kejuaraan tersebut, ia harus melalui tiga babak. Pada babak penyisihan, ia berhasil mengalahkan atlet asal Kabupaten Malang, kemudian melaju ke semifinal dan mengalahkan atlet asal Surabaya. Pada babak final, ia kembali mengalahkan atlet asal Sidoarjo. Seluruh babak disapu bersih hanya dalam dua ronde.
Salah satu momen paling menegangkan terjadi saat semifinal melawan Surabaya. Ia sempat tertinggal 10-4 pada babak kedua, sebelum akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 10-10 dan menang lewat keunggulan poin.
Ia mengatakan, strategi utamanya saat bertanding adalah tetap tenang di atas matras, fokus mengikuti instruksi pelatih, dan juga tidak melupakan doa serta restu orang tua. Baginya, kemenangan ini merupakan bentuk pembuktian diri sekaligus sumbangsih nyata bagi Kota Malang dan Universitas Brawijaya.
“Saya bangga karena ini menjadi pembuktian bagi diri saya sendiri, dan saya juga bisa mengharumkan nama Kota Malang dengan menyumbangkan medali emas. Proses untuk mendapatkannya tentu tidak mudah,” pungkasnya.(imm/lim)