Izabelle Kiara Kurniawan Launching Novel Pertama
MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Izabelle Kiara Kurniawan kini memiliki talenta baru. Bila sebelumnya sukses dalam dunia tarik suara, kini siswi SMPK Santa Maria 2 Kota Malang itu merambah dunia sastra, dengan meluncurkan novel pertamanya yang berjudul: Two Birds on a Branch.
“Awalnya saya nggak yakin dan ragu-ragu ketika mendapat tawaran menulis dari Rihand Creative, penyelenggara olimpiade Bahasa Inggris yang sempat saya ikuti, bulan Agustus 2022 lalu,” tuturnya. Cucu pengusaha Iwan Kurniawan ini bahkan harus bertanya kepada sekolahnya sebelum menggarap novel itu.
“Ternyata sekolah tetap support. Mendukung agar saya menulis novel. Sambil belajar, atau selesai mengerjakan tugas sekolah, saya lalu menulis. Setiap hari, saya berusaha sisihkan waktu untuk menulis. Hingga akhirnya, berkat dukungan sekolah dan guru-guru, novel setebal 307 halaman itu berhasil selesai,” urai Kiara, sapaannya.
Gadis yang kini berusia 14 tahun itu, merasakan kepuasan setelah novel miliknya itu, terpilih untuk launching di Yonsei University, Korea, bulan Oktober 2023 lalu. “Padahal beberapa kali sudah mau mengundurkan diri,” ungkapnya. Saat ini, dia berharap novel yang ditulisnya dalam Bahasa Inggris itu dapat go internasional.
“Memang ditulis dalam Bahasa Inggris agar nanti saat dipublish di luar negeri, akan lebih banyak orang dari penjuru dunia yang membaca dan mengerti isinya,” tambah siswa kelas 9 SMPK Santa Maria 2 Kota Malang itu. Dijelaskangadis yang tetap mengasah kemampuannya dalam olah vokal ini, novel itu menceritakan tentang dua orang kakak beradik.
Keduanya, bernama Avery dan Audrey hidup dalam keluarga yang Bahagia. Namun dalam berbagai aspek kehidupan mereka, Avery hampir selalu lebih unggul dibandingkan adiknya, Audrey. Banyak rintangan yang menimpa keduanya yang mengubah perjalanan kehidupan mereka. Hingga akhirnya muncul konflik yang besar.
“Tapi di akhir cerita, bukan happy ending atau sad ending, namun bisa dibilang menjadi sebuah perjalanan dalam kehidupan baru mereka dengan jalannya masing-masing. Justru bukan akhir sebuah hubungan, tapi memulai sebuah kehidupan baru dengan caranya masing-masing,” papar dia lagi.
Di sisi lain, ada yang menarik di tengah kegiatan launching novel ini. Saat berada di Gyeongbokgung Palace di Istana Korea, tepat tanggal 28 Oktober 2023, banyak turis yang meliriknya yang mengenakan baju adat kebaya dipadu jahitan wayang. Di sana, banyak turis yang menyewa baju Hanbok (pakaian tradisional Korea) untuk foto.
Saat melihat Kiara mengenakan kebaya, banyak turis yang akhirnya justru mendekatinya dan bertanya tentang pakaian yang dikenakannya. “Ya, saat itu saya ingin merayakan Sumpah Pemuda dengan memakai baju kebaya. Banyak turis yang tanya. Saya jawab kalau ini kebaya dari Jawa, Indonesia. Saya jawab ini kebudayaan negara saya,” tuturnya.
Dari situ, akhirnya banyak turis yang mengapresiasi dan mengerti kebudayaan Indonesia. Kiara yang mengenakan busana kebaya untuk merayakan Sumpah Pemuda, diapresiasi oleh pihak sekolah yang dipimpin Sr. M. Dorothea, SMP. M.Pd. Sebab, tidak sedikit yang masih belum bangga dengan budayanya sendiri. Termasuk dalam menulis novel sebagai karya barunya.
“Kiara selalu mau mencoba hal baru. Padahal menulis bukan hal yang gampang. Ada ide baru yang muncul, lalu dituangkan. Bisa saja tidak setiap saat. Namun tiba-tiba muncul dan harus menulis. Kiara dapat memanage waktu akademis dan non akademis, Kami mendukung hal- hal baik dan akan menjadi contoh untuk siswa yang lain,” kata Agnes Herawaty Sinurat, S.E.M.M, salah satu gurunya. (sir/mar)