MALANG POSCO MEDIA– Serunya bernostalgia masa kecil dengan mengumpulkan benda-benda di momen indah saat itu. Seperti dilakukan Dodi Mulyadi. Ia kolektor mainan dan barang lawas untuk bernostalgia.
Ia berhasil menyulap rumah di Jalan Pisang Agung nomor 55 Kecamatan Sukun Kota Malang itu, menjadi bak museum penuh cerita nostalgia. Pria berusia 66 tahun ini mengoleksi puluhan jenis mainan keluaran tahun 1950-1970.
“Mobil-mobilan ini berasal dari berbagai negara, mayoritas dari Tiongkok, selain itu ada produksi dari Jerman tapi jumlahnya tidak banyak. Dan koleksi saya ini mainan yang mayoritas terbuat dari kaleng,” cerita Dodi, sembari menunjukkan berbagai koleksi mainannya.
Ia mulai mengoleksi mainan dan barang antik lainnya sejak 2010 lalu. Memang niatnya saat itu karena senang ketika mengenang saat memainkan atau menggunakan barang tersebut.
“Saya suka mobil-mobilan dari dulu. Dulu pernah punya, tapi hilang, rusak, atau sudah tidak ada lagi. Jadi sekarang saya kumpulkan sebagai kenang-kenangan,” ujar kakek berusia 66 tahun tersebut.
Koleksi ini bukan sekadar benda mati, tetapi membawa kembali potongan masa kecil yang pernah ia lalui. Selain mobil, ia juga mengoleksi jam beker, sepeda mini, hingga mainan berbentuk ayam-ayaman dan orang jualan es. Setiap barang yang ia dapatkan memiliki cerita tersendiri, mengingatkan pada masa kecilnya atau sekadar memuaskan rasa nostalgia.
Kendati suka mengoleksi, Dodi mengaku bahwa ia tidak menetapkan target apapun. Proses berburu barang-barang lawas ini pun menjadi bagian dari keseruan tersendiri. Tidak mudah menemukan mainan-mainan ini di pasar loak atau toko barang antik.
“Biasanya itu saya ditawarkan sama temen atau orang, yang tahu barang koleksi saya. Kadang ada di komunitas, tapi kalau di rombengan jarang. Kadang saya harus beli dari luar kota, tapi dikirim ke Malang. Kalau beli langsung ke luar kota saya belum pernah, karena berbagai keterbatasan,” tambahnya.
Dodi tidak hanya membeli, tetapi juga menikmati proses merestorasi barang-barang koleksinya. Ia membersihkan, memperbaiki, lalu menjadikannya pajangan di rumahnya. Meski memiliki ratusan koleksi, ia jarang menjualnya.
“Ini buat saya nikmati sendiri. Kalau ada yang suka, ya kita ngobrol aja soal koleksi. Kalau mainan mobil-mobilan dan mainan lawas lainnya, mungkin jumlahnya sudah lebih dari 60 buah. Kalau yang barang lain seperti jam dan radio, total bisa sekitar 200 buah,” katanya sambil tersenyum.
Mengoleksi dan berbincang soal kenangan manis dan indah di saat ada barang tersebut di masa lampau, menjadi keseruan dan kebahagiaan tersendiri. Apalagi bagi mereka yang memang suka dengan barang-barang lawas dan antik.
“Banyak orang yang suka mengoleksi seperti ini. Saya juga begitu, dan saya beli ini dan itu untuk saya nikmati sendiri. Nostalgia dengan kenangannya adalah kebahagiaan tersendiri, dan sangat menyenangkan,” tandasnya. (rex/van)