MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Sendra Tari Arjuna Wiwaha terus dimanfaatkan untuk berbagai hal positif oleh para seniman dan budayawan. Lebih dari itu sendra tari milik Kota Batu itu juga digunakan sebagai wadah memperkenalkan dan melestarikan seni budaya antar daerah.
Jumat (12/8) malam di bawah bulan purnama menjadi saksi dua budaya dari Kota Batu dan Kabupaten Kulon Progo dipertemukan di Amphitheater Arjuna Wiwaha. Fragmentari Suroloyo Wrehaspati dari Kulon Progo ditampilkan dengan apik mampu menyedot perhatian penonton.
“Tari Suroloyo Wrehaspati merupakan tarian khas Kulon Progo. Tari ini menceritakan kisah perlawanan khayangan kepada Raksasa Lembu Dini dan kisah Arjuna Wiwaha dalam perang Bharatayudha,” ujar Bupati Kulon Progo, Tri Satriyana.
Secara detail, lanjut dia, tari ini menceritakan adanya khayangan di Kulon Progo yaitu bukit tertinggi di daerah kami yaitu Suroloyo. Satu saat khayangan ini diserang oleh Lembu Andini.
Sampai akhirnya terjadi peperangan dan Lembu Andini berhasil ditaklukkan hingga akhirnya ikut membangun khayangan. Dari peperangan itu ada pesan moral yang disampaikan. Yakni manusia yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan yaitu tidak ada musuh yang abadi, tapi yang ada persahabatan sejati.
“Melalui tarian tersebut tidak hanya menghibur. Tapi ada pesan moral yang bisa kita contoh. Melakui tarian pula menjadi bisa menjadi kerjasama lebih baik kedepan antara Kulon Progo dan Kota Batu,” bebernya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Dra. Dewanti Rumpoko M.Si berkeinginan bahwa melalui sendra tari Sendra Tari Arjuna Wiwaha bisa menjadi wadah untuk saling mengenalkan budaya bangsa. Serta menjadi cara untuk melestarikannya.
“Melalui seni budaya menjadi awal berbagai kegiatan positif. Bukan hanya mengenalkan dan melestarikan budaya bangsa, tetapi seni budaya bisa menjadi awal antar daerah untuk memulai kerja sama yang baik di berbagai hal,” pungkasnya. (eri)